Bab. 35

1K 152 18
                                    

We are Just Partner
13.12.23







Lima belas tahun yang lalu.

Sean Xiao Zhan yang saat itu lebih sering dipanggil Xiao Zhan datang berkunjung ke Luoyang, Henan untuk menghadiri acara peringatan kematian kedua orang tuanya. Saat itu ia masih kelas satu sekolah menengah pertama.

Kedua orang tua Zhan meninggal saat Omega itu berumur tiga tahun, dan sejak saat itu ia diadopsi oleh seorang alpha yang lebih tua sepuluh tahun darinya. Seseorang yang ayah dan ibunya panggil sebagai sahabat baik. Lelaki yang membawanya untuk tinggal di Korea, yang dikemudian hari ia panggil dengan sebutan Gege.

Zhan ingat bahwa saat itu adalah awal musim dingin. Setelah rangkaian acara peringatan kematian, Gege-nya pergi menemui kolega untuk membicarakan bisnis sebelum esok paginya mereka akan pulang ke Korea.

Setelah beberapa jam menunggu dengan bosan, Zhan kemudian menyelinap dari para penjaga yang ditempatkan kakaknya untuk sekedar keluar dan mendapatkan udara segar dengan mengitari taman di kawasan apartemen itu.

Saat itulah ... Zhan yang tidak tahu bahwa ia akan mendapatkan heat pertamanya, pada akhirnya menemukan dirinya telah didekati tiga alpha yang terpancing akan aroma manis yang disebarkannya bahkan tanpa Omega itu ketahui.

Zhan hanya tahu saat itu dia merasakan panas di seluruh tubuhnya yang mendadak menjadi lemas, perasaannya menjadi gelisah, dan ia memiliki keinginan untuk segera tidur.

Zhan ingat dirinya diseret ke sebuah gang tidak jauh dari taman yang sepi itu. Tidak ada yang memedulikan bahwa dia tengah meminta bantuan, beberapa orang yang dengan jelas melihat dirinya diseret juga hanya diam dan lewat tanpa peduli.

Itu adalah heat pertama Zhan, dan dia sungguh tidak tahu bagaimana cara mengatasi semua lonjakan asing yang mendera tubuhnya.

Zhan menangis ketika helai demi helai pakaiannya dilucuti satu persatu, ketika lubang bawahnya dimasuki jari tangan untuk pertama kalinya. Namun ia bahkan terlalu lemah untuk melawan feromon alpha yang terasa mencekiknya. Dan dirinya merasa takut di bawah intimidasi tiga alpha dewasa dengan tawa setan yang mulai meraba beberapa bagian tubuhnya.

Zhan berteriak, tetapi itu hanya menjadi rintihan yang membuat mereka tertawa, Zhan mencoba memukul dan memberontak, tetapi itu hanya menjadi sebuah sentuhan yang mereka pikir dilakukan sang omega untuk menggoda.

Zhan menangis, ia putus asa oleh sebuah harapan ketika maniknya yang buram oleh air mata kemudian menangkap sosok itu. Seorang alpha muda berseragam sekolah menengah yang kemudian dengan wajah syok berlari dan menendang salah satu alpha yang tengah bermain di putingnya.

Telinga Zhan berdenging ketika alpha muda itu berteriak dan mulai melawan satu persatu alpha yang jauh lebih besar dan tinggi darinya. Sosok ini bahkan menyempatkan diri membuka jas sekolahnya untuk menutupi tubuh telanjang Zhan.

Pada keadaan tubuhnya yang terlalu lemah, Zhan hanya bisa diam dan menatap kagum pada bagaimana lincahnya tubuh si pemuda yang terlihat begitu bertenaga.

Dia begitu tampan, dan dalam cahaya matahari yang menyinari sosoknya, Zhan bisa melihat kedua iris keemasan di sana yang bersinar mengagumkan.

Zhan perlahan mendudukkan dirinya, dalam diam meremas kemeja sekolah bertuliskan Gusu International School saat pemuda di sana berhasil membuat pingsan ketiga lawannya dan mendekati Zhan dengan wajah khawatir.

"Kau tidak apa-apa?"

Suara alpha muda itu sejernih lonceng, Zhan pikir dia akhirnya diselamatkan ketika tiba-tiba kedua kakinya ditarik hingga dia yang tadinya telah duduk dipaksa untuk telentang kembali.

(TAMAT) We are Just a PartnerWhere stories live. Discover now