Bab. 28

1.1K 164 23
                                    

We are Just Partner
29.11.23




Di sebuah ruangan rapat di mana berjejer sosok-sosok yang bila dilihat dari wajahnya telah datang dari berbagai belahan negara lain.

Satu sosok yang kemudian menyita perhatian adalah lelaki yang saat ini duduk di ujung meja panjang dalam ruangan rapat super besar itu. Menopang dagu dengan punggung tangannya yang lebar di mana wajahnya seolah jauh dari kata senang.

Ketampanannya yang seolah tanpa cela ini membuat beberapa tamu perempuan dan Omega hampir gagal fokus pada presentasi yang dibawakan di depan sana. Di mana dua penerjemah ditempatkan untuk memberi penjelasan lebih detail pada para tamunya, kendati bahasa yang digunakan saat ini adalah bahasa inggris.

"Tuan Lan."

Sosok lelaki ini menoleh pada sang sekretaris yang kemudian datang dan berbisik. "Tuan Muda Haikuan menghubungi, katanya penting."

Sosok yang dipanggil Tuan Lan ini menganguk dan mengangkat tangannya untuk menghentikan kegiatan presentasi. "Kita tunda lima menit," ucapnya sembari berdiri, merapikan kancing jasnya kemudian mengikuti sang sekretaris menuju ke luar ruangan. Meninggalkan para tamunya yang serentak menghela napas demi meraskan kelegaan setelah lelaki yang mereka dengar adalah seorang Enigma itu keluar dari ruangan.

Bagaimanapun, dalam strata kasta, jika Omega dikatakan yang paling rendah, maka Enigma adalah yang tertinggi dibanding alpha dominan sekalipun. Jangan tanyakan tentang fisik, karena mereka jelas lebih unggul, golongan ini juga biasanya berasal dari keluarga berada, dan jelas mereka kuat, tetapi sering kali tidak memiliki perasaan. Maka bekerja di bawah kepemimpian sosok seperti ini adalah momok menakutkan yang sebenarnya.

"Ada apa?"

"Paman, kami diserang, aku tidak tahu dari mana informasi ini bocor, tapi saat ini Yibo mungkin dalam bahaya, medan di sini sangat sulit dijangkau kendaraan, dan sinyal juga begitu susah."

"Kenapa kau tak menghubungi markas kepolisan saja?"

"Kami tidak memiliki unit helikopter, Paman."

Sosok ini memegangi kepalanya. "Berapa yang kau butuhkan?"

"Dua, dan bisakah paman mengirimkan tenaga medis juga penembak jitu?"

"Baiklah, tapi kau harus bertanggung jawab terhadap semua perijinannya."

"Baik, serahkan padaku, paman."

Lelaki yang dipanggil paman Lan ini melirik sang sekretaris di sisinya yang mengangguk dan segera menekan beberapa titik pada tablet di tangannya. "Semuanya akan siap dalam satu menit, Tuan."

"Satu menit. Bawa Yibo tanpa luka kepadaku."

"Baik, Paman."

Saat memutus sambungan telepon, lelaki ini menghela napas dan berniat kembali ke ruang rapat ketika di depan pintu, satu sosok lain yang memakai kursi roda datang kepadanya.

"Aku mendengar semuanya. Apa ini masalah Yibo?"

"Ya."

"Apa dia menjalani misi yang membahayakan lagi?" Lelaki paruh baya di depan sana menekan tombol di salah satu kursi rodanya untuk berjalan otomatis ke depan si lelaki.

"Begitulah yang dikatakan Haikuan."

"Kalau begitu kenapa kau masih di sini dan memimpin rapat? Pergilah, tolong dia."

Helaan napas samar terdengar sebelum si lelaki kemudian berkata. "Yibo tidak menyukai jika aku mencampuri urusannya, Ayah."

"Aku tidak peduli. Jika kau yang sudah berumur ini tidak juga bisa menemukan pasangan yang bisa memberimu anak, maka Yibo adalah satu-satunya yang bisa meneruskan keturunan Lan. Jaga anak itu atau aku akan memaksamu menikah!"

(TAMAT) We are Just a PartnerWhere stories live. Discover now