Bab. 10

1.1K 178 7
                                    

We are Just Partner
29.10.23







Sejak pertengkaran yang terjadi di infirmary sekolah karena gagalnya rencana yang diusulkan sang Kolonel untuk membuat Jeong Dilireba semakin dekat dengan sang letnan, perang dingin di antara keduanya—Wang Yibo dan Park Zhan—membuat suasana apartemen menjadi gelap dan menyeramkan.

Kedua junior yang masih menyayangi nyawa mereka tidak berani ikut campur, sedang Kolonel Haikuan yang merasa menjadi penyebab semua ini juga hanya bisa diam, ancaman Zhan bahwa dia akan melaporkan ini kepada istrinya membuat nyali lelaki alpha itu ciut. Bagaimanapun, setelah mendengar protes yang dilayangkan Zhan, ia merasa memang caranya salah.

Tidak benar mempermainkan kehormatan seorang gadis dan Omega, sekalipun itu untuk sebuah keberhasilan misi yang akan menyelamatkan banyak nyawa.

Setelah peristiwa itu, Yibo berhenti untuk berusaha mendekati Jeong Dilireba, toh ... Park Zhan akan mendapat semua informasi dari gadis itu mengingat keduanya menjadi semakin akrab sekarang. Dan untuk mengusir rasa jenuhnya hingga Zhan mendapat petunjuk kapan Jeong Du, ayah dari Dilireba menghubungi, maka Yibo mulai mengambil beberapa berkas lain untuk ditangani.

.....

"Letnan kalian belum kembali?" Zhan menatap Fanxing yang tengah membaca, sedang Guo Cheng menonton berita. Keduanya baru saja selesai menulis laporan dan kini bersiap beristirahat di kamar mereka yang juga memiliki TV dan kamar mandi pribadi di dalamnya.

"Oh, Senior." Guo Cheng yang tengah merebahkan diri di karpet di depan TV duduk dan menatap lelaki yang berdiri di sisi pintu kamar. "Letnan biasanya pulang malam, tidak perlu menunggunya, Senior."

"Aku tidak menunggunya." Zhan berbalik, kemudian pergi.

Fanxing dan Guo Cheng saling melirik. "Apa letnan memberitahumu dia ke mana?" Guo Cheng melihat Fanxing yang menggeleng.

"Belakangan ini Letnan jarang kembali ke sini juga, kan? Kurasa dia tidur di apartemennya sendiri."

"Yah, dia pasti marah, Senior Zhan mengatainya seperti itu, padahal menurutku letnan adalah salah satu orang paling berdedikasi pada pekerjaan."

Fanxing sejenak menutup bukunya. "Aku akui Letnan kita memang memiliki beberapa kebiasaan yang kurang bagus, tapi terhadap pekerjaan dan tanggung jawab, dia sungguh orang yang tidak bermain-main dengannya."

Guo Cheng mengangguk setuju. "Dan meski rencana terhadap Jeong Dilireba tidak terlaksana dengan baik, tapi kita bisa menangkap salah satu sindikat peredaran narkoba di kalangan sekolah. Kurasa ini pencapaian yang cukup besar hingga unit bagian narkoba bahkan berterima kasih secara pribadi karena Letnan pada akhirnya menyerahkan kasus ini pada mereka." Guo Cheng mematikan TV dan beranjak ke atas ranjang.

"Aku akan tidur dulu."

"Ya."

Melihat sang sahabat yang mulai bersiap tidur, Fanxing hanya menghela napas dan melanjutkan membaca.

Zhan yang rupanya masih berada di depan pintu dan mendengarkan percakapan kedua junior kepolisian itu hanya diam. Berpikir apa sungguh ucapannya sudah keterlaluan? Setelah pertengkaran itu, baru dua jam kemudian dia tahu dari Fanxing kalau hari itu Yibo memang pergi menyelamatkan teman satu sekolah yang dulu dihajarnya dari gerombolan preman yang ternyata adalah salah satu sindikat pengedar.

Ya, tentu saja letnan itu akan terlambat mengingat jarak dari kelas menuju lapangan di seberang sekolah lalu kembali lagi ke taman belakang sekolah memang cukup jauh. Zhan bahkan hampir tidak percaya cerita itu mengingat Yibo hanya membutuhkan waktu lima belas menit hingga dirinya hadir di taman belakang saat itu.

(TAMAT) We are Just a PartnerWhere stories live. Discover now