Bab. 14.

1.2K 174 8
                                    

We are Just Partner
05.11.23







"Kalian berempat akan pergi ke Pulau Jenju, karena di sana ada tujuh laporan anak hilang di hutan terlarang pulau itu."

.....

"Apa yang terjadi dengan letnan kalian?" Zhan yang baru saja masuk ke kamar di mana ketiganya—Letnan Wang dan dua junior—menginap untuk melakukan perjalanan ke Pulau Jenju, melirik Wang Yibo yang saat ini berbaring di salah satu ranjang dengan wajah pucat.

"Kemarilah senior," Guo Cheng berbisik, dan Zhan yang masuk untuk membawakan kopi segera menghampiri dua junior yang terlihat duduk di lantai kamar dek sembari membaca buku.

"Letnan mabuk laut, jadi sedari berangkat dia sudah meminum obat yang membuatnya tertidur seperti itu," bisik Fanxing yang dianggukkan Zhan, ekor matanya kembali melirik Yibo yang memang terlihat tak memiliki kesadaran di sana.

"Hah ... kasian Letnan, perjalanan ini pasti telah membuatnya stress berat." Guo Cheng menghela napas dan berterima kasih saat Zhan memberikan kopi untuknya. Mereka saat ini telah berada di atas kapal laut dan menyewa dua kamar untuk Zhan sendiri dan tiga alpha dalam perjalanan ke Pulau Jenju.

"Karena dia mabuk laut?" tanya Zhan yang dianggukkan dan digelengkan oleh dua junior di depannya.

"Benar dan tidak." Guo Cheng melirik Yibo sebelum kemudian berbisik kembali. "Sebenarnya, Letnan paling membenci segala hal tentang perhantuan, dan Senior dengar apa yang dikatakan Kolonel mengenai kasus ini, kan?"

Zhan mengerutkan kening sejenak. "Bahwa anak-anak itu diculik hantu di dalam hutan terlarang?" ucap Zhan yang mendapat acungan jempol dari kedua junior di depannya. "Apa dia setakut itu dengan hantu?"

"Lebih tepatnya benci, Letnan bahkan pernah memberi kami hukuman push-up sampai lima puluh kali saat kami berdua menonton film horor di kantor dan Letnan yang tidak sengaja melihatnya menjadi terkejut." Guo Cheng memanyunkan bibir demi mengingat bahwa setelah itu dia bahkan harus menemui tukang pijat karena lengan dan pinggangnya hampir mati rasa.

Zhan mengangguk dan menyunggingkan senyum saat ekor matanya kembali melihat pada Wang Yibo yang tidak bergerak di atas tempat tidur. Tahulah dia kenapa letnan itu memaksa menyewa kamar di dalam kapal laut ini padahal bisa dikatakan perjalanan mereka hanya memakan waktu kurang dari empat jam lamanya.

"Ternyata, dia memiliki cukup banyak sisi lemah juga ...."

.....

Wang Yibo masih muntah di sisi jalanan ketika Zhan dan dua junior akhirnya menemukan rumah salah satu warga di sana yang melaporkan kejadian kehilangan terhadap anaknya. Wanita muda ini cukup ramah, bahkan mengijinkan keempatnya menginap di rumahnya sampai penyelidikkan selesai.

"Aku akan buatkan kalian sup penghilang pengar, duduklah dulu." Wanita yang memperkenalkan diri bernama Minna itu kemudian berjalan ke belakang demi melihat wajah pucat Yibo yang kemudian duduk di sisi Fanxing dan menyandarkan diri pada punggung Guo Cheng yang hampir tersedak teh yang tengah diminumnya.

"Ini yang paling buruk, aku sungguh akan membalas dendam pada Kuan karena melemparku pada neraka ini," lirih Yibo memejamkan matanya yang berkunang-kunang. Alpha itu baru saja akan mengumpat kembali saat merasakan aroma menenangkan yang mendekat.

Saat letnan itu membuka mata, rupanya Park Zhan telah berdiri di depannya, mengoleskan aromatherpy berbentuk roll on ke pelipis dan beberapa titik di atas kepalanya yang terasa begitu nyaman saat Omega itu memijatnya.

"Bagaimana?" tanya Zhan yang dianggukkan Yibo yang memejamkan mata kembali demi menghindari matanya bertubrukkan dengan dada Omega yang saat ini berdiri begitu dekat dengannya itu.

(TAMAT) We are Just a PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang