Bab. 40

1.2K 157 40
                                    

We are Just Partner
22.12.23

Tanggal genep sih, etapi Jum'at berkah😁







"Kau sudah bangun?"

Wuxian masih mencoba membuka kelopak matanya yang berat. Suara yang sampai di telinganya ini asing tetapi juga familiar. Nadanya terkesan dingin, tetapi jika diresapi ada kehangatan di dalamnya.

"Bangunlah, ini sudah siang."

Kini Wuxian mengusap matanya, lelaki itu terdiam beberapa saat lamanya sebelum duduk dengan tergesa demi mengingat malam di mana dirinya minum begitu banyak hingga ia yang tidak pernah mabuk, bahkan menjadi tak sadarkan diri.

"Auch!" Alpha itu memegangi kepalanya yang pusing.

"Kau tidak apa-apa?"

Wuxian perlahan menatap sosok lelaki di depannya dalam diam. Dia-Lan Wangji-terlihat menyodorkan segelas air untuknya. Satu tangan alpha itu yang kini berada di kantung celananya yang cukup ketat membuat siluet kaki jenjang yang kekar, tubuhnya yang padat bahkan terlihat tegas dari balik kemeja putih dan rompi hitam yang dikenakannya. Dan dengan cahaya matahari yang kini bersinar di belakangnya, sosok ini kini terlihat begitu menakjubkan.

"Astaga ...." Wuxian menepuk pipinya sendiri, bagaimana bisa dirinya yang seorang alpha terpesona pada alpha lainnya?!

Lan Wangji terdiam menatap sosok alpha di depannya, dengan pengertian dia meraih tangan Wucian dan meyerahkan gelas air di tangannya.

"Terima kasih." Wuxian minum sembari menatap sekitarnya. Rasanya ruangan itu terlalu luas untuk disebut kamar hotel.

"Di mana ini?"

"Kamar tamu."

"Kamar tamu?" tanya Wuxian tak mengerti.

"Di rumahku."

"Oh ..." Alpha itu menghabiskan minumannya sebelum menjadi tersedak setelah memahami ucapan lelaki di depannya. "Gimana bisa aku ada di rumahmu?!"

"Kau mabuk. Ayah membawa kita pulang."

"Haish, memalukan. Kau juga mabuk? Padahal kulihat kau hanya menghabiskan setengah cawan."

Lan Wangji hanya diam.

"Tidak ada yang terjadi setelah aku mabuk, kan?" tanya Wuxian lagi yang membuat lelaki di depannya terdiam sejenak sebelum menggelengkan kapala.

"Baguslah, soalnya kadang aku melakukan hal aneh saat mabuk,. Meski sejujurnya aku tidak pernah mabuk seperti maam tadi." Wuxian menyibak selimut dan berjalan ke arah balkon kamar di belakang Lan Wangji. Berniat melihat pemandangan taman rumah alpha itu saat mulutnya segera ternganga melihat hamparan tanah luas di sana.

"Aku harus kerja, beristirahatlah, nanti Zhan akan ke sini."

"Tunggu!" Wuxian meraih lengan lelaki Lan. "Ini ... beneran rumahmu? Atau kau menggabungkan satu desa untuk dijadikan tempat tinggal?"

Lan Wangji memiliki kerutan halus di keningnya, tanda bahwa dia tidak paham akan pertanyaan Wuxian. "Ini kediaman Lan, rumah ayah, dan keponakanku juga."

"Jadi si bocah berandal Yibo itu kaya?!" pekik Wuxian yang hanya didiamkan Wangji. Lelaki Lan itu merasakan penasaran di hatinya.

"Apa kau ingin meminta mahar yang bagus?"

"Mahar yang bagus?" tanya Wuxian, sejenak sebelum senyum di wajahnya menghilang. "Apa kau pikir aku matre, sehingga setelah tahu kalian kaya akan meminta mahar banyak?!"

(TAMAT) We are Just a PartnerWhere stories live. Discover now