Bab. 45 {END}

1.8K 154 46
                                    

We are Just Partner
27.12.23
(END)





Park Wuxian sadar pada jam sembilan pagi setelah aroma masakan yang tercium di sekitar berhasil membangunkan cacing di perutnya yang lekas memberinya sinyal lapar.

Setelah sejenak mengumpulkan ingatan dan meraba sekitarnya yang terasa bersih, ia kemudian memanggil. "Lan Zhan?"

"Aku di sini."

Wuxian membuka mata dan tersenyum mendapati lelaki Lan yang tengah duduk di sisi ranjang dengan handuk kecil di tangannya. "Apa itu?"

"Kau mengalami demam."

"Oh." Wuxian duduk dengan bantuan Lan Wangji, lelaki itu menguap lalu menunjuk baki makanan di atas nakas yang terlihat masih hangat.

"Mau aku suapi?"

Wuxian tertawa dan menerima baki makanan dari lelaki di sisinya. "Tidak usah, bukankah kau seharusnya berangkat bekerja? Jadi bayar saja kamar hotelnya, aku akan keluar setelah makan dan tidur sebentar lagi."

Lan Wangji mengangguk lalu mengambil dua kantung plastik di atas meja pada ruang tengah kamar hotel itu. "Aku tidak tahu mana yang cocok, jadi kubeli semuanya."

Dan Wuxian yang sedang makan hanya bisa tertawa. Tidak merasa aneh lagi pada kelakuan orang-orang kelebihan harta ini. "Ya, taruh saja, akan kupakai setelah makan."

Lan Wangji setuju dan menaruh kantung plastik berisi berbagai macam obat dan mungkin pakaian itu ke atas nakas lalu kembali duduk di sisi Wuxian.

"Kenapa tidak pergi?"

"Aku lupa tujuanku kemarin."

"Apa?" Lagi, Wuxian tertawa. Entah mengapa bersama lelaki pendiam yang akan menjadi manja ketika sedang terangsang ini membuatnya bahagia.

"Kudengar kau bekerja di agen pengawalan."

Wuxian mengangguk sembari mengunyah makanannya.

"Begini, aku membutuhkan pengawal. Bisakah kau melakukannya?"

Tangan Wuxian yang tengah menyendok makanan berhenti. "Apa?" tanya lelaki itu sekali lagi.

"Ini juga merangkap supir, jadi kau akan selalu menemaniku ke mana pun." Wangji menatap Wuxian yang masih terdiam di sana. "Apa kau mau?"

"Ya, hanya saja ... bukankah kau cukup kuat untuk melindungi dirimu sendiri?"

Lan Wangji mengangguk. "Tapi ada kalanya aku lelah dan menjadi tidak waspada."

Wuxian mengerti. Yah, dengan semua aktifitas yang harus dijalani lelaki Lan ini sebagai presdir dari perusahaan raksaasa Lan's Industries, maka itu bisa saja terjadi. "Apa kau hanya butuh satu?"

"Aku satu, Zhan setidaknya dua, dan yang lain akan membantu Ayah."

'Yang lain?" tanya Wuxian tak mengerti.

"Kau ada lima anak buah, kan? Jika mereka orang yang bisa dipercaya, maka aku mengambil semuanya?"

Wuxian melipat bibirnya, ia hampir memekik senang dan menghambur dalam pelukan Lan Wangji saat ingat bahwa di pangkuannya ada makanan, jadi lelaki itu hanya meminta Lan Wangji mendekat dan mencium pipinya.

"Terima kasih," ucap Wuxian tulus. Lelaki itu sangat bersyukur karena menemukan pekerjaan di Luoyang ini, yang artinya dia bisa mengawasi sang adik dan kehamilannya.

Sejujurnya, dia sungguh menginginkan tinggal dan menemani Zhan, mengingat saat ini, bahkan rumah dan tanah milik keluarganya yang berada di Korea mungkin akan segera disita jika dia tidak juga bisa melunasi pinjaman yang dulu digunakannya untuk menyekolahkan sang adik.

(TAMAT) We are Just a PartnerWhere stories live. Discover now