Bab. 42

1.2K 153 37
                                    

We are Just 'Partner'
25.12.23













Wei Wuxian turun dari lantai lima dengan masker hitam di wajahnya, matanya yang cukup sembab membuat James segera mendatanginya untuk bertanya.

"Apa Wangji sudah diamankan?"

Wuxian mengangguk. "Ya, Tuan."

James menghela napas, "Syukurlah, aku tidak tahu harus minta tolong pada siapa mengenai anak itu."

Wuxian kembali mengangguk dan menatap sekitar. "Apa acaranya telah selesai?"

"Belum. Hari ini kita hanya akan menjamu beberapa klien penting. Oh, bersiaplah, pada resepsi hari terakhir besok, kau juga harus memberikan pesan kepada pengantin."

"Haruskah? Aku tidak pandai bicara." Wuxian yang tertawa kemudian mengaduh dan memegangi maskernya.

"Apa wajahmu terluka? Kenapa kau memakai masker?" James melihat Wuxian yang menjadi kikuk. "Jangan-jangan Wangji memukulmu?!" pekik orang tua itu yang terpaksa dianggukkan Wuxian.

"Ya ...," lirih Wuxian. "Dengan penisnya."

"Astaga, maafkan putraku, Tuan Park."

"Ah, tidak apa, wajar jika seorang alpha menjadi kasar saat dia mengalami rut." Wuxian kembali menyunggingkan senyum di balik masker hitamnya.

Setidaknya tuduhan itu lebih baik dari pada menjelaskan dengan jujur kegiatan apa yang baru saja mereka lakukan di dalam sana. Apalagi jika dia sampai diminta membuka maskernya hingga semua orang akan melihat robekan di ujung bibirnya yang diakibatkan penis tak manusiawi milik Lan Wangji, kan?

~~~...~~~

Yibo yang baru saja keluar dari kamar mandi terdiam melihat Zhan di tengah ranjang yang terlihat sibuk dengan beberapa kertas dan buku. Dalam pencahayaan lampu nakas, wajah omega itu yang berhias kaca mata terlihat begitu menggemaskan.

Dan sungguh, jika tidak ingat ancaman Jenderal Wanyin mengenai Zhan yang harus melakukan banyak hal dalam pesta pernikahan-di mana artinya Zhan membutuhkan tubuhnya untuk tetap sehat dan bugar-maka Yibo tidak akan begitu sengsara menahan diri dari menerkam omega yang telah sah menjadi pasangannya itu.

"Sayang, kau sedang mencatat biaya pengeluaran pernikahan, atau hadiah yang kau dapatkan?" Yibo tertawa saat Zhan kemudian mencubitnya.

"Ish, bukan itu! Besok adalah hari terakhir resepsi, dan semua orang akan diminta memberi kata sambutan, kan? Kita juga." Zhan memperlihatkan beberapa catatan yang ia buat.

"Katakan saja yang terlintas dalam kepalamu." Yibo naik ke atas ranjang dan memeluk sang omega dalam dekapannya.

"Tidak bisa begitu." Zhan mendorong dada Yibo agar melepaskannya. "Aku ingin berterima kasih dengan benar pada semua orang. Jenderal Wanyin, Kolonel, teman-teman, Paman Wangji, kakek, dan pastinya Gege."

Yibo hanya mengangguk. "Jadi, apa saja yang telah kau tulis?" Alpha itu kembali memeluk Zhan yang kemudian memperlihatkan catatan yang ia buat.

"Aku tidak pandai dalam menemukan kalimat yang bagus."

Yibo membaca catatan yang dibuat sang istri. "Ini sudah bagus."

"Tapi aku ingin ini terdengar tulus. Aku ingin perasaan terima kasihku tersampaikan dengan baik, terutama pada Gege. Dia sudah begitu baik untuk merawatku yang hanya anak dari sahabatnya. Aku ... sungguh sangat menyayanginya."

Yibo menoleh dan menyadari air mata yang tergenang pada kelopak mata istrinya. "Sayang ... kenapa kau menangis?"

Zhan berbalik dan memeluk Yibo hingga alpha itu terdorong ke belakang dan berakhir berbaring dengan Zhan yang berada di atas tubuhnya. "Aku sedih ... Binghe Ge bilang mereka akan segera pergi setelah pesta selesai."

(TAMAT) We are Just a PartnerWhere stories live. Discover now