Bab. 23

1.1K 180 23
                                    

We are Just Partner
20.11.23





Seperti yang dikatakan petugas kabin, Yibo dan Zhan turun di dermaga lalu menaiki sebuah mobil kecil yang akan mengantar mereka ke sisi Desa Hangyang yang memang dikatakan sangat terpencil. Sepanjang perjalanan yang tidak mulus ini, Zhan hanya bisa memasrahkan dirinya dalam penjagaan Yibo mengingat mobil kecil yang mereka naiki ternyata satu-satunya alat transportrasi yang ada, dan kendaraan yang super berisik ini bahkan mengangkut penumpang melebihi kapasitas hingga mereka sungguh harus berdesakan dalam udara panas siang hari yang terasa menyengat.

Kondisi ini menjadi semakin parah karena keadaan fisik Zhan yang sama sekali tidak bisa dikatakan sehat. Hampir seharian kemarin dirinya digempur Yibo di atas ranjang, dan jujur saja seluruh persendiannya, masih begitu sakit hingga untuk berjalan saja dirinya kesulitan. Namun dia tentu saja tidak ingin merepotkan Yibo lebih jauh, meski pada akhirnya, ia hanya bisa diam saat Yibo yang berdiri di tengah mobil memeluknya erat agar dirinya tidak jatuh.

"Apa kau pusing?" tanya Yibo melihat sosok yang sedari tadi hanya diam dalam dekapannya, di mana Zhan kemudian mendongak dan menggeleng sebagai jawaban. Meski begitu, Yibo tahu lelaki muda ini tengah memaksa diri, karena saat ini wajah Omega yang sedari tadi terbenam ke dadanya itu telah menjadi begitu pucat.

Yibo semakin mengeratkan pelukannya untuk mencegah Zhan menjadi limbung akibat gerakan mobil yang tidak menentu, maniknya menatap kesal pada jalanan berlubang dan pada mobil yang menurutnya sungguh tidak layak digunakan untuk manusia. Dan bagaimana bisa para penumpang ini masih saja membuat keributan dengan mengobrol dan tertawa seolah keadaan mengerikan ini bukanlah apa-apa?!

"Zhan, saat sampai nanti, sebaiknya kita mencari penginapan." Yibo akhirnya memutuskan, tidak peduli apa pendapat lelaki omega dalam dekapannya ini, tetapi kesehatan adalah yang terpenting saat ini. Dia sungguh takut jika Zhan menjadi semakin sakit, atau bahkan pingsan di jalan asing di mana dirinya tidak tahu di mana harus mencari pertolongan.

"Baiklah." Suara yang terdengar lemah di sana membuat hati Yibo memanas, dalam diam, dia kemudian mengecup kepala Zhan. Yang mana tindakan ini membuat bukan hanya Zhan, tetapi dirinya sendiri juga terkejut. Keduanya saling melirik untuk berbagi tatapan, lalu berpaling dalam diam.

Setelah hampir tiga jam penuh perjuangan, keduanya akhirnya turun di perbatasan Desa Hangyang yang cukup sepi, jarak satu rumah ke rumah lain cukup jauh, dan Yibo kini tidak yakin apa di daerah itu ada penginapan atau restoran. Jadi, mereka kemudian memutuskan berhenti di sisi jalan untuk memakan bekal roti dan air.

"Tunggu di sini, aku akan tanya sekitar apakah ada tempat untuk kita beristirahat." Yibo membantu Zhan duduk di salah satu kuil terlantar di tepi jalan, beruntung pepohonan di sana cukup lebat hingga rindang yang berpadu dengan udara segar pedesaan membuat rasa pusing Zhan sedikit terobati. Omega itu menyandarkan punggung pada dinding kuil dan menatap punggung Yibo yang berlari keluar dari sana dalam diam.

Sesungguhnya, dia sungguh suka akan semua perhatian Yibo padanya saat ini, alpha itu benar-benar melindunginya tanpa banyak kata. Tanpa berusaha meremehkan ... apalagi merendahkannya. Dan sebagai Omega, dia hampir saja terlena untuk mengekang Yibo di sisinya dengan alasan tanggung jawab. Hanya saja ....

"Ini sebuah kesalahan ... jadi jangan berharap lebih tentang sebuah tanggung jawab, Zhan ... kau omega kotor, dan Yibo terlalu baik untuk menjadi korban dari ke-tidakberuntunganmu."

Zhan mengusap wajahnya. Lelaki itu menghela napas dan menatap sekitar yang cukup sepi. Di seberang seberang jalan yang dipenuhi pemandangan persawahan sejauh mata memandang, Zhan masih bisa melihat beberapa orang yang lewat dengan alat pertanian di pundak atau gerobak penuh hasil pertanian yang mereka tarik menggunakan kuda.

(TAMAT) We are Just a PartnerDonde viven las historias. Descúbrelo ahora