Chap 1~ Teman Seberang Apartemen

1.9K 124 73
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Anak lelaki berumur sembilan tahun berlarian di bawah guyuran air hujan sambil membawa bungkusan plastik di tangannya. Sekujur tubuhnya basah kuyup dan ia pun menggigil kedinginan. Ia berusaha melindungi bungkusan yang dibawanya ke dalam bajunya yang basah, agar isi di dalamnya tidak ikut basah pikirnya.

Ia melewati sebuah gang sempit tempat pemukiman kumuh bagi orang-orang menengah ke bawah. Hingga ia pun tiba di sebuah gedung apartemen yang sangat sederhana, dengan sebuah ruangan apartemen yang cukup sempit yang ia tinggali bersama dengan kedua adik lelaki kembarnya yang masih berusia enam tahun dan juga Ibunya.

Bunyi pintu dibuka membuat si kembar yang menunggunya menatap ke pintu dengan mata berbinar. Iris mata mereka langsung menangkap sosok hyungnya yang saat ini menggigil kedinginan.

"Hyuuunggg...!!" Seru si kembar berbarengan.

"Maaf ya, kalian pasti kelamaan menungguku? Kalian pasti sudah sangat lapar ya? Ini Hyung bawakan makanan," ucap bocah lelaki berkulit putih dan berbadan kurus itu.

"Hyung, nih pacai anduk, biyal nda cedinginan yagi," salah satu dari sikembar yang bicaranya masih sedikit cadel atau tidak jelas meskipun dirinya adalah yang tertua dari si kembar itu pun menyerahkan handuk dengan tangan mungilnya kepada hyungnya.

"Makasih, Zayyan-ie. Uuh...kau memang sangat perhatian," bocah lelaki itu mengusak gemas rambut adik kembarnya yang bernama Won Zayyan itu.

"Cama-cama, Uncik Hyung," Zayyan mengerjapkan matanya imut seraya tersenyum pada Hyungnya yang bernama Won Hyunsik itu.

"Hyuungg...mana makanannya? Umin udah lapar banget!" Adik kembar Zayyan yang bermuka imut, namun bicaranya lebih jelas dibandingkan Zayyan itu pun langsung mengambil bungkusan dari tangan Hyunsik. Bocah itu bernama Won Gyumin.

Ketiga anak lelaki dari keluarga Won itu pun kini duduk mengelilingi meja makan sederhana yang mereka miliki. Tak seperti keluarga lain yang memiliki meja makan mewah lengkap dengan kursi, mereka bertiga hanyalah duduk di bawah secara lesehan dengan meja bundar pendek di hadapannya.

Hyunsik yang telah mengeringkan rambut serta tubuhnya dan juga telah mengganti pakaiannya itu kini mulai membuka bungkusan yang dibawanya tadi.

Bungkusan itu hanya berisi satu box nasi putih dengan satu buah telur mata sapi serta sedikit kimchi di atasnya. Dan itulah menu yang akan mereka makan bersama saat ini.

"Horeee...makaann...!!" Seru Gyumin senang.

"Hoyeee...teyul maca api!"  Seru Zayyan.

"Mata sapi, bukan maca api!" Protes Gyumin.

"Maca api!" Ucap Zayyan dengan muka polosnya yang tetap tidak bisa mengikuti ucapan Gyumin.

"Iiihh...salah! Bukan maca api, tapi mata sapi!" Gyumin sewot.

"Udah...udah...kalian jangan bertengkar! Yuk kita makan!" Hyunsik menengahi.

"Ndeee...," jawab kedua adik kembarnya.

"Selamat makaaaann...!" Ucap Hyunsik dan Gyumin.

"Ceyamat macaaann!" Ucap Zayyan beda sendiri.

Hyunsik sendiri juga sebenarnya sering merasa heran mengapa sudah menginjak usia enam tahun namun cara bicara Zayyan masih saja belum terlalu jelas, jika dibandingkan dengan Gyumin yang notabenenya lebih muda lima menit usianya ketika kedua adik kembarnya itu lahir.

Selain perbedaan tersebut, masih banyak perbedaan lainnya yang begitu mencolok di antara kedua adik kembarnya itu. Karena meskipun terlahir kembar, namun anehnya wajah keduanya tidak mirip, mata Gyumin sipit layaknya orang Korea pada umumnya, sedangkan Zayyan memiliki mata bulat yang indah. Kulit Gyumin putih, sedangkan Zayyan berkulit kuning langsat mirip seperti warna kulit orang Asia Tenggara pada umumnya.

Sweet Friend (Xodiac SingZay)Where stories live. Discover now