Chap 12 ~ Masih Bersaing

554 52 85
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Zayyan duduk termenung di kasurnya dengan rona merah yang menghiasi wajahnya. Dirinya kesal, ingin marah namun anehnya tak bisa, itu karena tadi dirinya juga turut terhanyut dan menikmatinya.

Sedangkan Sing, kini ia telah berpamitan pulang ke rumah untuk berganti pakaian, karena dirinya harus pergi ke kantor pagi ini. Pemuda itu dengan santainya pergi, setelah apa yang dilakukannya pada Zayyan. Dia bahkan tidak meminta maaf.

"Uuuhhh...sebal! Yang benar saja! Sing, kau keterlaluan! Beraninya kau melakukan itu padaku?!" Zayyan misuh-misuh di kasur sambil mengacak-ngacak rambutnya.

"Zayyan, kau kenapa?" Tiba-tiba Gyumin datang dan sukses mengagetkan Zayyan.

"Eh?? Eng-gak kok! A-Aku nggak kenapa-kenapa!" Elak Zayyan gugup.

"Oh, kupikir kau kenapa," lalu Gyumin melihat ke sekeliling mencari keberadaan Sing.

"Sing mana?" Tanya Gyumin.

Mendengar nama Sing, lagi-lagi wajah Zayyan kembali memerah. Dan ia pun gugup, karena teringat kejadian tadi.

"Ng...di-dia...su-sudah pulang buat mandi dan ganti pakaian. Soalnya dia harus pergi ke kantor," jawab Zayyan.

"O iya ya, benar juga."

Gyumin melangkah mendekat, lalu meletakkan bungkusan yang dibawanya ke atas meja nakas.

"Apa itu?" Tanya Zayyan.

"Ini dari Ibu. Tadi pagi sepulang dari kerja shift malam, Ibu membuatkan makanan kesukaanmu, karena takut kau tidak cocok dengan makanan rumah sakit. Dan sekarang Ibu sedang beristirahat dulu, sedangkan Hyunsik Hyung juga sudah berangkat ke toko lagi, makanya aku sendirian yang datang kemari," terang Gyumin.

"Oh, gitu. Tolong sampaikan terimakasihku pada Ibu, nanti kalau kau pulang ya. Dan makasih ya Moomin, karena kau mau datang kemari lagi untuk menjagaku di sini."

"Iya, sama-sama. O ya, bagaimana kabarmu hari ini? Apa sudah mendingan?"

"Ya beginilah. Udah agak mendingan sih dari pada kemarin."

"Oh, syukurlah. Dokter sudah memeriksamu lagi belum?"

"Belum. Mungkin sebentar lagi."

"Mm...gitu ya."

Gyumin tiba-tiba memicingkan matanya serius, perhatiannya tertuju pada bibir Zayyan yang terlihat sedikit membengkak.

"Zayyan-ie...,"

"Hm?"

"Bibirmu kenapa?"

"Bi-Bibirku?"

"Iya. Kok bengkak?"

"Ha? Masa sih?" Zayyan terkejut, lalu menyentuh bibirnya dengan jarinya.

"Iya. Perasaan kemarin nggak deh. Apakah ini efek dari pemukulan para perampok itu ya?"

"Eh? Ng...bi-bisa jadi begitu!" Zayyan asal membenarkan saja. Karena ia tahu itu akibat ulah Sing tadi pagi yang terlalu agresif sehingga membuat bibirnya jadi bengkak. "Dasar Sing sialan! Uuhh...nyebelin banget!" Batinnya kesal.

***

Di kantor...

Mata Sing tertuju pada laptop, namun pikirannya terbayang pada kejadian tadi pagi, sehingga membuatnya tanpa sadar tersenyum-senyum sendiri kala mengingatnya.

"Hmm...manis juga!" Celetuknya.

"Apanya yang manis, Isanim?"

"Eh?!" Sing tersadar, dirinya lupa jika saat ini Soodam sedang berada bersamanya di ruangan, karena disuruh olehnya untuk memeriksa semua hasil pekerjaan Zayyan kemarin di komputernya.

Sweet Friend (Xodiac SingZay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang