Chap 20 ~ Emosi

437 47 126
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Pukul 21.00 KST, Sing menepikan mobilnya di area dekat apartemen keluarga Zayyan.

Melalui kaca depan mobilnya, Sing melihat ke atas ke arah gedung apartemen sederhana yang terlihat dari tempatnya berada saat ini.

"Hh...Zayyan udah tidur belum ya?" Gumamnya. Ia ingin menghubungi Zayyan namun ia gengsi, karena masih marah atas kejadian tadi siang. Namun demikian tak bisa dipungkiri bahwa saat ini ia sangat merindukan Zayyan, meski baru berpisah beberapa jam saja.

Tak lama kemudian, Sing pun melihat Gyumin yang tengah berjalan sendirian sambil membawa bungkusan di tangannya. Sing segera turun dari mobilnya dan menghampiri Gyumin.

"Gyumin-ah!" Panggil Sing.

"Eh, Sing?" Lantas Gyumin pun menghentikan langkahnya.

"Kamu dari mana, malam-malam gini jalan sendirian aja?" Basa-basi Sing sebelum langsung ke intinya.

"Oh, ini aku habis dari minimarket, beli jajanan," jawab Gyumin sambil mengangkat bungkusan yang berisi chiki, banana milk, dan juga permen jelly kesukaannya.

"Oh," timpal Sing. "Ng...ngomong-ngomong Zayyan udah tidur belum ya?" Tanya Sing akhirnya.

"Ng...Zayyan, dia belum pulang," jawab Gyumin.

"Ha? Belum pulang?" Pekik Sing kaget.

"Iya, belum pulang."

"Kok bisa? Padahal kan aku sudah menyuruhnya pulang duluan tadi," Sing jadi khawatir.

Gyumin mengedikkan bahunya, tanpa menjawab.

"Kamu tahu nggak Zayyan ke mana?"

"Mmm...tahu sih. Cuma tadi waktu Zayyan telepon, dia pesan sama aku, supaya aku jangan bilang sama kamu ke mana dia pergi saat ini," jawab Gyumin.

"Ha? Kok dia sampai pesan begitu sama kamu? Emangnya kenapa kalau sampai aku tahu?" Kini Sing jadi malah curiga pada Zayyan.

"Ng...katanya sih dia takut kamu marah," jawab Gyumin apa adanya.

"Ha? Dia takut aku marah? Memangnya dia pergi sama siapa sih?" Sing jadi tambah curiga. "Apa jangan-jangan Zayyan selingkuh ya? Masa iya sih baru pacaran sehari, dia udah berani selingkuhin aku?" Batin Sing was-was.

"Rahasia! Maaf, aku nggak bisa kasih tahu kamu," ucap Gyumin sok tegas.

Sing menelan ludah kasar. Ia kesal karena Gyumin tidak mau bekerja sama dengannya. Lalu ia pun melirik ke arah bungkusan jajanan milik Gyumin, dan seolah mendapat ide, Sing pun tersenyum miring.

"Gyumin-ah...," ucap Sing.

"Nde?"

"Apa cukup jajananmu itu untuk camilanmu di malam hari, hm?" Sing menaikkan sebelah alisnya.

"Ng...sebenarnya masih kurang sih. Tapi mau gimana lagi, uang jajan yang dikasih sama Hyunsik Hyung tadi kan cuma dikit, jadinya ya cuma bisa kebeli ini deh. Aku juga nggak berani untuk minta uang jajan yang banyak sama Hyunsik Hyung, soalnya gajinya di toko buah itu kan kecil, dan lagi Hyunsik Hyung kan juga masih harus membantu Ibu untuk mencukupi kebutuhan kami sehari-hari," Gyumin jadi curhat.

"Hmm...kalau begitu, apakah kau mau jika kutambahkan lagi jumlah jajananmu itu?"

"Eh?? Serius?"

"Iya, kau masih pengen jajan apa lagi nggak sih?"

"Aku sebenarnya masih pengen jajan es krim, minuman soda, tteokbokki, ramen, ayam goreng, pizza_,"

"Oke...oke...aku mengerti, aku mengerti...," Sing merogoh dompetnya, lalu mengambil beberapa lembar uang kertas dengan nominal cukup besar. "Segini cukup?" Sing menunjukkan lembaran uang tersebut di depan Gyumin.

Sweet Friend (Xodiac SingZay)Where stories live. Discover now