Chap 8 ~ Zayyan Panik Karena Leo

651 59 66
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

"Isanim, jangan lupa pukul 02 siang ada rapat dengan dewan direksi dan juga dengan Hwejang-nim serta Sajang-nim," Soodam mengingatkan jadwal hari ini.

"Iya, terimakasih, Soodami. Tolong siapkan semua berkas untuk rapatnya ya!"

"Baik, Isanim." Soodam pun meninggalkan ruangan.

"Zayyan."

"Nde, Isanim?" Zayyan yang sibuk dengan komputernya langsung menoleh ke arah Sing.

"Nanti kau ikut aku ke ruang rapat ya!"

"Ng...i-iya, Isanim. Tapi...nanti tugas saya di sana ngapain ya?"

"Kau hanya cukup duduk diam di kursi yang sudah disiapkan bagi para sekretaris. Tugasmu adalah memegang semua berkas yang disiapkan oleh Soodam, dan memberikannya padaku jika aku memerlukan berkas tersebut. Lalu kau juga harus ikut menyimak dan mencatat hal-hal penting yang dibahas dalam rapat nanti. Apa kau paham?"

"I-Iya, paham. Aku akan berusaha sebaik mungkin," jawab Zayyan meski ragu. Karena ini akan menjadi yang pertama kali baginya, jadi ia gugup dan sedikit takut.

Sing memperhatikan ketegangan di wajah Zayyan. Lalu ia pun berjalan mendekat ke tempat duduk Zayyan.

"Jangan takut, Zayyan. Ada aku di sana, kau tenang saja, semua pasti akan berjalan baik!" Seolah mengerti kegelisahan Zayyan, Sing mengusap-usap bahu Zayyan agar dapat lebih tenang.

Hati Zayyan pun terasa hangat. Dirinya tak menyangka jika ternyata Sing adalah orang yang lembut dan peka.

"Kenapa aku tak menyadarinya sejak dulu ya kalau Sing aslinya seperti ini?" Batin Zayyan.

Sing pun kembali ke meja kerjanya sendiri dan meneruskan pekerjaannya.

***

Pukul 02 siang pun tiba, sesuai perintah, Zayyan pun mengikuti Sing menuju ke ruang rapat sambil membawa sejumlah berkas yang telah disiapkan oleh Soodam sebelumnya.

Soodam yang biasanya ditugaskan untuk ikut menemani Sing ke ruang rapat, kali ini tidak ditunjuk, karena tugasnya dialihkan kepada Zayyan.

Namun Soodam sama sekali tak merasa kesal atau pun iri pada Zayyan. Justru dirinya merasa senang, karena tak harus mengikuti rapat yang menurutnya membosankan. Apalagi kebiasaannya yang sering loading, membuatnya sering kali lambat dalam mencerna apa yang sedang dibahas dalam rapat. Sehingga dengan ditunjuknya Zayyan dalam rapat kali ini, serasa membuat beban pekerjaannya sedikit berkurang.

Saat baru tiba di depan ruang rapat, jantung Zayyan semakin berdegup kencang, kedua tangannya yang memegang berkas pun tampak gemetar, saking gugupnya.

Sing sengaja menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Zayyan.

"Kamu gugup ya, Zayyan?"

Dengan polosnya Zayyan mengangguk.

Sing tersenyum lembut. "Jangan gugup, kan ada aku. Rapat itu tidak semenyeramkan yang kau pikir kok, Zayyan. Percayalah, semua akan baik-baik saja. Sekarang cobalah kau ambil napas dalam-dalam lalu buang, usahakan agar kau dapat setenang mungkin," Sing yang peka, kembali berusaha menenangkan Zayyan.

Zayyan pun mengikuti saran Sing. Ia mengambil napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia melakukannya sampai tiga kali, sampai dirinya merasa sedikit lebih tenang.

Dan akhirnya mereka pun masuk ke dalam ruangan rapat. Semua mata melihat ke arah Sing yang baru datang, namun Zayyan yang kembali gugup malah merasa dirinyalah yang sedang ditatap oleh semua orang di dalam sana.

Sweet Friend (Xodiac SingZay)Where stories live. Discover now