Chap 41 - Sehari Bersamamu

308 38 116
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Setelah berpamitan dengan Ny. Won dan juga Gyumin, mereka berdua pun pergi meninggalkan apartemen.

Namun sebelum pergi, Sing sempat mendekati Gyumin untuk memberinya sesuatu.

"Gyumin-ah, ini untukmu. Buat jajan camilan," bisik Sing sambil menyerahkan beberapa lembar uang dalam jumlah lumayan besar kepada Gyumin.

Mata Gyumin pun berbinar melihat lembaran uang tersebut. "Wuahh, makasih banyak ya, Sing. Selamat menikmati jalan-jalanmu dengan Zayyan ya. Mau pulang besok juga nggak apa-apa," Gyumin balas berbisik dengan senyum sumringah di wajahnya.

Zayyan dan Ibunya hanya menatap heran tingkah kedua pemuda itu.

***

Kini Sing dan Zayyan pun tengah berjalan menelusuri gang, untuk menuju ke mobil Sing yang di parkir di dekat pintu gang.

Di sepanjang perjalanan, Sing pun menggandeng tangan Zayyan, dan Zayyan pun sangat senang digandeng oleh Sing. Dirinya sesekali mencuri-curi pandang untuk menatap wajah tampan Sing dari samping.

Namun tiba-tiba, Zayyan menghentikan langkahnya. Hal itu membuat Sing pun reflek ikut berhenti.

"Ada apa, Zayyan? Apa ada yang ketinggalan?" Tanya Sing heran.

Zayyan menatap Sing, lalu menggeleng.

"Lalu kenapa berhenti?" Tanya Sing lagi.

Zayyan lalu mendorong tubuh Sing ke dinding gang, lalu menguncinya dengan kedua tangannya. Namun karena tubuh Sing lebih tinggi darinya, yang ada Zayyan harus sedikit berjinjit agar bisa mencapai wajah Sing.

"Cup!"

Zayyan mengecup bibir Sing singkat. Lalu kemudian salah tingkah sendiri setelahnya.

Beruntung saat ini tidak ada yang melewati gang tersebut, kecuali mereka, sehingga perbuatan Zayyan barusan tidak dipergoki oleh orang lain.

Sing tersenyum gemas melihat tingkah Zayyan. "Kamu udah berani nakal ya sekarang? Siapa yang ngajarin, hm?" Goda Sing sambil mencubit perut Zayyan dari luar pakaiannya.

"Ish, sakit!" Protes Zayyan, lalu mempoutkan bibirnya imut.

Sing melihat ke kanan dan ke kiri, untuk mengecek situasi. Setelah dirasanya aman, karena tak ada orang lewat, dirinya langsung membalikkan tubuh Zayyan ke dinding gang, sehingga kini Zayyanlah yang tersudut olehnya.

Perlahan namun pasti Sing meraih tengkuk Zayyan, lalu kemudian mulai melumat bibir tipis Zayyan dengan lembut dan penuh perasaan.

"Aku merindukanmu, Zayyan," ucapnya di sela ciumannya.

Zayyan pun sempat mengangguk, walau tak berucap, karena bibirnya sudah kembali bermain dengan bibir Sing. Kedua tangannya bahkan mengalung manja di leher Sing.

Setelah sekian menit mereka berciuman, Sing pun melepaskan tautannya, dan menatap wajah Zayyan.

"Sing...,"

"Eum?"

"Apa kau sudah tak marah padaku lagi?" Tanya Zayyan.

"Sstt!" Sing menaruh telunjuk kanannya di bibir Zayyan. "Jangan bahas soal itu! Aku tak ingin mendengarnya. Yang kuinginkan hari ini adalah berkencan denganmu dengan penuh kebahagiaan, tanpa beban apa pun."

"Tapi aku ingin menjelaskan semuanya, mengenai alasanku menduakanmu dengan adikmu," ucap Zayyan lagi.

"Ssstt!! Cukup! Jangan bahas itu, aku mohon. Itu hanya akan merusak suasana kencan kita hari ini," ucap Sing yang lagi-lagi menahan Zayyan yang ingin memberi penjelasan terhadapnya.

Sweet Friend (Xodiac SingZay)Where stories live. Discover now