Chap 10 ~ The Hero

518 61 45
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Pemuda yang baru datang itu menghajar kedelapan orang perampok itu tanpa ampun.

"Rasakan ini brengsek! Inilah akibatnya jika kalian berani menyentuh adik dan karyawanku!" Geramnya.

Kedelapan orang perampok yang sudah babak belur itu kini satu per satu hendak melarikan diri, namun beberapa orang polisi yang baru saja datang langsung membekuk mereka dan membawanya ke kantor polisi.

Sing, pemuda yang telah berhasil melumpuhkan kedelapan orang perampok itu, dialah juga yang telah menelepon polisi saat ia sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi tadi.

Sing dapat mengetahui kejadian tersebut setelah Leo dengan diam-diam menghubunginya, ketika para perampok itu sedang mengerumuni Zayyan. Beruntung Sing tiba tepat waktu, sebelum para perampok itu berhasil menghabisi Leo dan juga Zayyan.

Kini Sing pun berlari ke arah Leo, adiknya terlebih dulu. Meskipun ia juga sebenarnya sangat mengkhawatirkan Zayyan.

"Leo, kamu nggak apa-apa?" Sing memeluk adiknya yang terluka dan bersimbah darah di aspal.

"Hyung...," sahut Leo lemah.

"Bertahanlah Leo, aku akan menelepon ambulans."

"Iya, Hyung. Tolong Zayyan juga ya," pinta Leo.

"Iya, itu pasti," Sing melihat ke arah Zayyan yang tergeletak tak berdaya di sisi jalan.

Zayyan yang masih sadar pun juga menatap Sing seraya tersenyum. "Terimakasih, Sing Isanim," ucapnya pelan, namun Sing dapat mengerti melalui gerakan bibir Zayyan.

"Iya, sama-sama," balas Sing.

Sing pun segera menghubungi rumah sakit agar mengirimkan ambulans.

Sambil menunggu ambulans datang, Sing memindahkan tubuh Leo dan Zayyan ke tempat yang lebih nyaman, yakni ke dalam mobil. Lalu ia pun menghubungi Soodam, agar ia datang bersama dengan karyawan lainnya untuk mengambil mobil kantor yang dikendarainya tadi dan juga mobil Leo, agar di kembalikan ke perusahaan dan juga ke rumah. Karena Sing akan menggunakan mobilnya sendiri yang tadi dibawa oleh Zayyan tanpa seijinnya.

"Maafin aku ya, Isanim. Karena aku sudah memakai mobilmu tanpa seijinmu," ucap Zayyan.

"Tidak apa. Aku mengerti kau menggunakannya untuk keadaan darurat demi menolong Leo, adikku. Tapi lain kali sebaiknya kau harus memberitahuku dulu jika terjadi hal seperti ini. Jangan pergi sendiri, karena ini sangat berbahaya untukmu," Sing menasehati.

"Iya, Isanim, aku tahu aku ceroboh, karena tidak bilang padamu dulu. Tapi itu karena tadi aku sangat panik memikirkan keadaan Ouyin, jadinya aku terburu-buru dan tidak sempat berpikir panjang," ucap Zayyan.

"Ya sudah, lupakanlah. Tapi lain kali jangan begitu ya."

"Iya, Isanim. Tapi ngomong-ngomong, ternyata kau sangat hebat!" Puji Zayyan.

"Hebat apanya?"

"Tadi kau bisa mengalahkan kedelapan orang perampok itu hanya dengan tangan kosong."

Sing pun tersipu malu.

"Istirahatlah, sebentar lagi ambulans pasti datang," Sing mengelus kepala Zayyan dengan lembut. Sing sebenarnya sengaja mengalihkan pembicaraan, karena dirinya kini salah tingkah akibat dipuji oleh Zayyan.

Leo diam-diam memperhatikan hal itu, dia heran mengapa tiba-tiba Sing kini bisa bersikap manis seperti itu pada Zayyan.

***

Sweet Friend (Xodiac SingZay)Where stories live. Discover now