Chap 14 ~ Zayyan Kepergok Sing?

520 42 83
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Seminggu kemudian, Zayyan dan Leo sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Sing tidak menyuruh Zayyan untuk cepat-cepat kembali bekerja. Ia meminta Zayyan untuk beristirahat di rumah sampai benar-benar pulih, baru setelah itu masuk bekerja kembali. Zayyan dan keluarganya sangat berterimakasih atas pengertian Sing.

Saat ini Sing sedang berada di balik meja kerjanya, tenggelam dalam lamunan seorang diri di ruang kerjanya. Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

Tokk...tokk...tokk...

"Permisi Isanim, ini saya Soodam. Boleh saya masuk?"

"Silahkan, masuklah, Soodami!" Sahut Sing.

Tak lama Soodam pun memasuki ruangan sambil membawa sebuah berkas.

"Isanim, ini surat perjanjian yang sudah Anda tanda tangani bersama klien Anda waktu itu," Soodam meletakkan berkas yang sebelumnya memang diminta oleh Sing.

Sing menghela napas sejenak. Matanya terlihat gelisah membaca tulisan yang tertera dalam surat perjanjian tersebut.

"70% keuntungan? Aigoo! Yang benar saja! Masa dia minta bagian sebesar itu dari proyek yang kukerjakan! Sial!" Geram Sing.

"Isanim, Anda sudah terlanjur menanda tanganinya, jadi Anda tidak bisa membatalkannya begitu saja," Soodam berucap dengan nada sedih. Ia merasa prihatin dengan apa yang telah menimpa bos mudanya itu.

"Kalau saja waktu itu aku tidak mabuk, pasti aku tidak mau menanda tangani surat perjanjian ini. Kau tahu kan Dami, kalau aku dijebak?"

"Iya, Isanim. Saya tahu. Dan saya merasa prihatin dengan kejadian ini. Lain kali tolong lebih berhati-hati lagi Isanim, sebaiknya Isanim jangan mudah mempercayai klien terutama yang baru Anda kenal," saran Soodam.

"Iya, Soodami. Kau benar, ini semua salahku, karena terlalu mempercayai orang lain yang baru saja kukenal. Tapi sebenarnya meski aku baru mengenalnya, tapi dia itu kan kakak dari Kim Bona kekasihku. Tapi kenapa dia tega menjebakku seperti ini?"

"Itulah manusia. Uang bisa membutakan segalanya, tak perduli Anda adalah calon iparnya atau bukan, demi uang apa pun pasti akan dilakukan," timpal Soodam.

"Iya kau benar, Soodam. Ah, aku benar-benar menyesal. Aku memang bodoh."

"Tidak Sing Isanim, Anda tidak bodoh. Anda hanya sedang sial saja, karena bertemu dengan orang yang salah. Dan saya rasa, Anda juga harus berhati-hati dengan Nona Kim Bona, karena bisa saja dia juga bersekongkol dengan kakaknya, yakni Tuan Kim Yong Min itu."

Sing memicingkan matanya. "Kok kau bisa berpikir seperti itu? Kau mencurigai pacarku ya?"

"Maafkan saya, Isanim. Tapi jujur saja sejak awal saya memang tidak terlalu menyukai Nona Kim Bona, karena dia mendekatimu seperti ada maksud tertentu."

"Maksudmu??"

"Ng...maksud saya, sepertinya Nona Bona hanya ingin mengincar harta Isanim saja."

Sing terdiam berpikir.

"Ng...maaf Isanim, saya permisi kembali ke ruangan saya dulu ya," Soodam buru-buru pergi dari hadapan Sing karena merasa dirinya sudah terlalu banyak bicara yang berlebihan tentang Kim Bona.

Sing diam saja tak menjawab, namun Soodam tetap berlalu dari hadapannya.

Tak lama kemudian interkom di ruangannya berbunyi. Ia mengangkat panggilan tersebut karena itu berasal dari ruangan Ayahnya.

Sweet Friend (Xodiac SingZay)Where stories live. Discover now