Mastermind

421 76 31
                                    

Perhatian! Mohon dipahami bahwa penggambaran tentang dewa-dewi Yunani dalam cerita ini banyak yang tidak akurat, penulis mengubah beberapa fakta tentang mereka agar sesuai dengan jalan cerita yang ada.

Lee Heeseung as Gaver
Yu Jimin as Lara
Other cast are all OC

***
Mastermind
***

"Dia memberitahumu?"

"Tidak, aku tidak tahu apakah dia mengetahui bahwa aku adalah putranya"

"Anak malang"

Zeus menggelengkan kepala sembari mengusap wajah putrinya, Artemis perlahan terlihat lebih baik. Luka-luka yang tersisa dari bulu tajam sepatu Hermes mulai sembuh, hanya tinggal luka di bagian punggungnya yang tidak kelihatan entah itu sudah pulih atau belum.

Di sisi lain bagian kaki Lara sedikit demi sedikit kembali kebentuknya semula, sang nimfa muda sudah tidak sepucat tadi dan nafasnya pun perlahan teratur. Gaver terus menggenggam tangannya, dalam hati terus berharap agar proses pemulihan Lara dipercepat. Ia tidak ingin Lara menderita lebih lama, pasti sudah terlalu banyak kesulitan yang nimfa ini lewati demi menyelamatkan dirinya. Gaver merasa sangat tidak berguna karena tak bisa melindungi orang yang ia kasihi, sang pemburu terus saja menyalahkan diri sendiri.

"Aku tidak apa-apa, saat ini Lara jauh lebih menderita dariku"

Zeus menatap putra saudara laki-lakinya itu dengan pandangan yang tidak bisa diartikan, sementara Gaver tidak menyadarinya. Sang dewa petir memang sudah menjaganya dari kecil, meski mereka tidak sering bertemu tetapi Zeus sesekali muncul di dalam mimpinya. Sangat berbeda dengan Hades, karena selama seperempat abad sang pemburu hidup ayah kandungnya itu sama sekali tidak pernah menemui dirinya meski di dalam mimpi sekalipun.

"Kau tahu ini semua bukan sebuah kebetulan bukan?"

Mendengar ucapan Zeus, Gaver melirik sang dewa petir. Jangankan untuk memikirkan siapa yang berada di balik segala kejadian ini, ia sudah terlalu kelimpungan dengan berbagai kejutan buruk yang terus datang bertubi-tubi sejak kemarin. Si putra Hades benar-benar tidak memikirkan hal itu, ia hanya menjalani semua ini tanpa berpikir sampai kesana.

"Mengapa menurut anda ini bukan kebetulan?"

Zeus tersenyum pahit, sepertinya Gaver tidak mengerti bahwa seseorang telah berada di belakang layar pertunjukan dan bertindak untuk memisahkan dirinya dari Lara. Meskipun anak ini hidup dalam kemalangan sejak kecil, namun ia tetap saja tidak memiliki firasat buruk kepada siapapun.

"Karena aku adalah Zeus nak.."

Sang dewa petir melipat kedua tangannya di depan dada sembari berucap bangga, entah itu sebuah kebanggaan sebenarnya masih belum jelas karena Zeus menunjukkan ekspresi wajah yang sulit dibaca. Mereka berada di depan aula pengobatan milik dewi Panacea, bersama dengan sang dewi, Zeus dan Gaver mengobrol secara diam-diam. Mereka berusaha untuk bersuara sekecil mungkin, dan untungnya keadaan aula tengah ramai jadi suara-suara mereka tidak begitu terdengar.

Gaver menaikkan sebelah alisnya, ia berfikir keras mengapa dirinya tidak punya kecurigaan tentang ini semua. Kenapa Persephone tiba-tiba muncul, kenapa istri Hades itu menangkapnya, lalu yang paling ia ingat adalah sorot netra zamrud wanita itu yang tidak memiliki sedikit kebencian di dalamnya. Lalu mengapa Persephone hendak memusnahkannya jika wanita itu tidak memiliki kebencian terhadap dirinya? Perlahan pertanyaan-pertanyaan itu bermunculan di kepala Gaver.

Untuk beberapa saat ia terdiam membisu, segala macam kemungkinan muncul di dalam kepalanya. Namun tidak satupun diantaranya yang menurut Gaver masuk akal, ia tidak merasa memiliki musuh di dunia. Satu-satunya musuh Gaver adalah para monster yang mengganggu manusia, itu pun karena ia memang memiliki pekerjaan sebagai pemburu monster.

HUNTER AND THE NIMPHWhere stories live. Discover now