4

38.2K 2.3K 5
                                    

Udara pagi ini sangat dingin karena semalaman kota Jakarta di guyur hujan deras dan baru berhenti menjelang subuh. Walaupun merasa dingin tak membuat Kanara mengurungkan niatnya untuk datang saat sekolah masih sepi.

Gadis itu kini baru turun dari ojek ketika sudah tiba di sekolah, namun sebelum itu Kanara telah membayar. Dengan wajah terlihat begitu kuyu Kanara membawa langkah memasuki gerbang sekolah yang di buka lebar.

Matanya memberat sebab mengantuk lantaran bergadang semalaman, apalagi jika bukan marathon drama korea sampai Kanara lupa waktu.

Kanara berjalan sempoyongan dengan mulut terus menguap. Di setiap ia melangkah kelopak matanya ingin terpejam terus.

Hari ini Kanara berangkat sendiri sebab Elmero izin tidak masuk, katanya ada urusan tetapi Kanara tak tahu urusan apa. Elmero tidak mengatakannya.

Baiklah, Kanara tidak mempersalahkan itu.

Gadis yang selalu mengenakan jepit rambut silang di sisi rambut panjangnya sengaja datang pagi, ia berniat tidur di kelas sampai bel masuk berbunyi.

Jika Kanara tidur dirumah alamat tidak masuk sekolah dan absensi nya alfa. Jadi Kanara memilih tidur di kelas saja pilihan yang tepat.

Tanpa sadar kelopak mata Kanara tertutup rapat dengan kaki terus melangkah. Kanara tidak sadar bila di depannya terdapat tiang koridor berdiri kokoh.

Sedikit lagi kening Kanara bertemu dengan tiang itu jika tidak tangan seseorang yang menghalanginya. Terlambat sedetik saja benjol sudah kening mulus Kanara.

Kanara dengan ekspresi kaget langsung membuka mata lebar. Maniknya bertatapan dengan tiang itu.

Kanara reflek mundur dua langkah dari tempatnya tadi, matanya bergulir pada pemilik tangan yang menahannya tadi.

Seketika rasa kantuknya hilang begitu saja, kala melihat sosok tampan yang berdiri di hadapannya kini tengah menatapnya datar.

"Wah," Kanara menutup mulutnya sendiri, rasa malu kini melanda dirinya. Cepat-cepat Kanara mengalihkan pandangan, bisa-bisanya dia tidur sambil berjalan dan hampir menabrak tiang.

Kanara memejamkan mata sembari menunduk menahan rasa malu. "Siapapun tolong bawa gue pergi dari sini,"

"Lain kali jangan tidur sambil jalan, bahaya—" suara berat serta serak tersebut menyapa indra pendengaran Kanara entah kenapa tiba-tiba bulu kuduknya meremang.

"Tamara ...."

"Hah?" Kanara menegakkan kepalanya untuk menatap si cowok menyebutkan nama tubuh, yang Kanara tempati. Artinya cowok ini mengenalnya.

Tetapi dalam ingatan Kanara dapatkan sosok tampan di hadapan tidak ada walau secuil.

"Lo kenal gue?" Pandangan Kanara jatuh ke nametag cowok itu, ia mengeja pelan. "Langit Maheswari."

"Dari nametag lo." mendengar itu Kanara kembali fokus dengan cowok yang baru Kanara ketahui namanya. Mata Kanara mengerjap pelan, tersadar ia mengusap tengkuknya. "Oh gitu. Btw makasih udah nolongin, kalo nggak ada lo benjol kening gue," tuturnya meringis malu.

"Ya. Jangan di ulangi lagi," seusai mengucapkan itu Langit berbalik dan melangkah menjauh.

Sementara Kanara membeku di tempatnya tidak tahu ingin mengatakan apa.

***

Kanara menatap air mineral botol di genggamannya yang baru ia beli. Bel istirahat berbunyi dua menit yang lalu Kanara kekantin hanya bertujuan membeli minum. Untuk makan Kanara sedang tidak lapar.

Gadis itu menyapu pandangan pada sekitar sekolah dengan kaki terus berjalan. Tidak ada tujuan jelas Kanara berjalan sesuai nalurinya, hitung-hitung ia tour keliling sekolah besar serta luas ini berhubung Kanara belum mengetahui seluk beluknya.

Di depan sana Kanara bisa melihat dengan jelas Aurora dan Freya tengah mengobrol sembari berjalan kearahnya. Aura protagonis memang beda sangat bersinar diantara tokoh lain.

Kanara di buat tak henti-henti berdecak kagum meski ini bukan pertemuan pertama. Semakin dekat jarak ia dan Aurora, semakin jelas juga Kanara lihat betapa cantik dan bersinar sosok Aurora.

"Pasti dia nggak pernah ngerasa jelek ya?" gumam Kanara saat Aurora telah melewatinya.

Kanara menghembuskan napas. "Memang sih Tamara nggak kalah cantik, tapi kan tetap aja mau gimanapun Aurora lebih unggul dari dia."

Jika orang-orang mendengar ucapan Kanara barusan pasti akan salah paham, mereka mengira Kanara memuji diri sendiri padahal pujian tersebut memang di tujukan untuk Tamara.

Kanara kembali berjalan ia melihat-lihat sekitar lagi. Jujur saja interior serta suasana sekolah ini sangat enak di pandang, selain mewah suasana sejuk.

Kanara mengernyit kala telinganya menangkap suara teriakan heboh para siswi-siswi yang tengah berkumpul di pinggir lapangan.

Kanara memilih mendekat untuk mengurangi rasa penasarannya sebab apa siswi-siswi heboh.

"Oh pantasan, anak basket lagi latihan ternyata,"

Kanara tidak berniat pergi dari sana, ia memilih menonton anak basket latihan.

"Cuci mata nih," Kanara terkikik sendiri.

Sepertinya gadis itu melupakan bila dia disini akan bertemu Xabiru. Sementara Kanara sedang menghindari bertemu cowok brengsek itu.

Kanara duduk di pinggir lapangan, pandangannya terfokus pada sosok di depannya tengah memantul-mantulkan bola orange dan selanjutnya melemparkan bola ke ring dan tepat sasaran hingga bola tersebut kembali memantul beberapa kali.

Kanara tidak tahu harus mengungkapkan kekagumannya bagaimana lagi, tubuh kekar yang di balut baju basket tersebut basah oleh keringat hingga menembus postur tubuhnya.

Pandangan Kanara berpindah pada wajah mereka yang bermandikan keringat yang semakin membuat mereka tampak hot.

"Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dusta kan," gumamnya. Kan awalnya sudah Kanara bilang di novel ini mau perempuan atau laki-laki tidak ada yang burik.

Merasa tenggorokan nya kering Kanara ingin membuka botol minumnya, namun sebelum itu terjadi sebuah tangan kokoh meraihnya terlebih dahulu dan menegaknya hingga tandas.

Kanara yang melihat itu hanya mampu terbengong mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Makasih minumnya cantik. Kamu tau banget kalo aku lagi haus,"

Seakan baru tersadar Kanara langsung berdiri melangkah mundur. tentu Kanara mengenal baik sosok rupawan di hadapannya.

Dia Xabiru.

Kanara kontan memegang tengkuknya yang lagi-lagi meremang.

Sebelum Xabiru membuka suara Kanara berteriak. "Gue pergi dulu!"

Menghiraukan tatapan aneh orang-orang.

Figuran TransmigrationWhere stories live. Discover now