6

34.9K 2.5K 85
                                    

"Tamara!"

Suara familiar itu berhasil membuat Kanara memejamkan mata sesaat, gadis itu menghembuskan napas berat. Mengapa lagi cowok itu memanggilnya, membuang waktunya saja.

Kanara hanya ingin pulang kerumah untuk segera beristirahat, tubuhnya terasa capek padahal tak banyak kegiatan yang di lakukan nya.

Kanara memaksa senyumnya ketika sosok cowok berambut biru gelap tengah berdiri tegap di hadapannya. "Kenapa ya?" ia bertanya sok kalem.

Gadis itu diam menunggu jawaban dari Xabiru, tetapi sudah dua menit berlalu Xabiru tak kunjung membuka suara justru hanya menatapnya saja.

Kanara yang kesabarannya hanya setipis tisu itu, melanjutkan ucapannya lagi. "Kalo nggak mau ngomong ngapain manggil?" Dari nadanya saja kentara bila Kanara kesal.

Bukannya marah Xabiru malah terkekeh merdu. Kanara sempat terkesiap mendengarnya, memang ya jika orang ganteng tawa nya juga ganteng.

Kanara mendengkus lirih. "Cepat mau ngomong apa nggak?" desaknya tak sabar.

"Kamu marah?"

"Hah?"

Mendapat respon kebingungan Tamara Xabiru mengulang perkataan lagi. Netranya menatap lurus manik sang gadis. "Kamu marah sama aku?"

Kening Kanara mengernyit dalam, tak paham dengan apa yang di maksud Xabiru. Mengapa Kanara harus marah? Memang nya cowok itu melakukan kesalahan padanya? Seingat Kanara tidak ada.

Lagi pula baru hari ini mereka bertemu.

Kanara memandang Xabiru aneh. "Ngapain gue marah? Emang nya Lo ada salah sama gue? Nggak ada kan. Aneh lo." ujarnya blak-blakan di susul tawa geli.

Helaan napas keluar dari mulut Xabiru, tangan besarnya memegang kedua bahu Tamara agar mau menatapnya. "Maaf soal di rooftop tadi. Itu nggak seperti yang kamu lihat, aku sama Arin emang pacaran. Tapi kamu masih ingatkan perkataan aku waktu itu? Jadi jangan marah ya, jangan salah paham juga. Aku nggak mau kamu jauhin aku Ra."

Di detik berikutnya Xabiru menarik tubuh ramping Kanara ke dalam dekapannya. Mendekapnya erat seakan bila di lepas maka Xabiru akan kehilangan Tamara.

Sementara Kanara otaknya masih blank, butuh beberapa saat untuk memproses apa yang baru terjadi. Begitu sadar Kanara refleks mendorong Xabiru yang memeluknya.

Setelah terlepas Kanara lari keluar dari gerbang, mengangkat tangan saat mang ojek lewat. Tanpa menoleh kebelakang Kanara naik ke jok motor belakang menyuruh mang ojek menancap gas cepat.

Kanara hanya hendak kabur dari Xabiru. Cowok aneh bin freak.

Mengabaikan Xabiru yang meneriaki namanya. Bulu kuduk Kanara tiba-tiba meremang tanpa sebab. "Dasar cowok prik." gumamnya lirih.

***

Perkataannya ingin langsung pulang ke rumah tadi hanya menjadi wacana, sebab gadis itu kini tengah berjalan menuju taman dengan eskrim rasa strawberry di tangannya.

Entahlah tiba-tiba saja Kanara berkeinginan untuk mampir ke taman terlebih dahulu baru pulang ke rumah. Lagi pula sang bunda pasti belum pulang jam segini, sudah di pastikan suasana rumah yang memang sepi makin sepi saja.

Manik Kanara menyapu sekitar taman, siang menjelang sore ini tak terlalu ramai cuma ada beberapa orang di sini. Lantas Kanara memilih duduk di ayunan sembari menikmati es krim nya.

Kanara mengamati setiap ada orang yang melewatinya atau sekedar duduk tak jauh darinya, orang-orang itu mengobrol sesekali tertawa mungkin karena guyonan yang di buat salah satu dari mereka.

"Mereka terlalu nyata buat gue sebut fiksi." gumam Kanara sambil menjilat es krim nya, "Tapi kalo di pikir-pikir sejak gue nyasar ke tubuh nih cewek, kehidupan di sini sama aja kayak kehidupan di dunia gue dulu cuma bedanya nggak ada polusi udara." lanjutnya lagi.

Setelahnya Kanara tak berbicara apapun lagi gadis itu fokus dengan es krim. Tak lama kemudian Es kirim tersebut habis.

"Sebenarnya tujuan gue masuk ke novel ini buat apa? Sampai kini gue belum nemuin jawabannya."

Pikirannya menerawang jauh dengan manik lurus ke depan cukup lama dalam posisinya Kanara menghembuskan napas. "Tau ah, pusing pala gue. Daripada jadi beban pikiran mending gue nikmatin aja, itung-itung suasana baru juga."

Kanara angguk-angguk seusai berucap demikian, benar juga mendingan ia menikmati saja hitung-hitungan merasakan suasana baru. "Ternyata nggak buruk juga," lantas Kanara terkikik sendiri.

***

Masih pagi hari begini Kanara sudah di buat meringis oleh kedatangan Xabiru secara tiba-tiba, tanpa di undang apalagi di minta Xabiru telah berada di teras rumahnya.

Kanara terkejut saat keluar sudah menemukan sosok cowok itu duduk anteng di atas motor. Sekali lagi Kanara memandang aneh Xabiru, lalu gadis itu bersidekap dada. "Ngapain Lo kesini pagi-pagi buta?"

"Mau jemput kamu lah." jawabnya enteng.

Kanara mengerjap sekali, ada apa dengan cowok itu? Oh Kanara baru mengerti sekarang kan lagi masa pendekatan mereka ralat maksudnya pendekatan antara Tamara dan Xabiru.

Tetapi berhubung ia bukan Tamara, Kanara tidak akan senekat itu menerima cowok yang telah memiliki kekasih. Maka dari itu Kanara menjauhi Xabiru pelan-pelan agar tak menimbulkan kecurigaan atas perubahannya yang tiba-tiba.

Kanara tersenyum tak enak seolah merasa bersalah. "Duh maaf nih ya, tapi gue udah janjian sama El buat berangkat bareng."

Xabiru menaikkan sebelah alisnya. "Jadi gue nggak bisa bareng Lo."

"Nah itu orangnya Dateng." Kanara menunjukan sosok Elmero yang tengah duduk di atas motor tak jauh dari mereka dengan ekspresi sumringah, "Gue pergi dulu ya. Sampai jumpa di sekolah Biru Dadah!"

"Tapi boong, males gue ketemu lagi sama Lo."

Kanara berlari kearah Elmero meninggalkan Xabiru yang air mukanya berubah.

Sadar atau tidak tangan cowok itu mengepal kuat hingga urat-uratnya menonjol.

Tamara lebih memilih Elmero di banding dirinya?

Figuran TransmigrationWhere stories live. Discover now