5

36.3K 2.4K 44
                                    

Dengan napas terengah-engah Kanara menghentikan larinya saat merasa sudah jauh dari lapangan basket outdoor. Ia sedikit membungkuk menopang tangan di kedua lutut.

"Gini nggak pernah olahraga, lari dikit capek. Lagian kenapa gue bisa lupa sih kalo tu cowok ada di-" ucapan Kanara sontak terhenti kala sepasang kaki yang di balut sepatu berdiri di depannya.

Karena penasaran siapa gerangan Kanara mendongak, saat itu pula mulut Kanara sedikit terbuka dengan posisi yang masih sama.

Tersadar dari keterpakuannya akibat wajah yang mempesona di depannya Kanara menegakan tubuhnya.

Merasa cowok itu tidak membuka suara setelah tiga menit justru malah memandang lekat, jujur saja Kanara grogi karena itu.

Namun dengan cepat ia mengontrol diri. Seperti hari-harinya kini akan di suguhkan pemandangan cowok-cowok dengan pahatan wajah mendekati sempurna.

Baru akan membuka mulut ingin bertanya ada apa cowok yang tak di ketahui namanya siapa melewatinya begitu saja, Kanara di buat tercengang oleh tingkah cowok tersebut.

"Sayang ganteng-ganteng kok aneh," Kanara bergidik, tak mau memikirkan hal lain gadis itu melanjutkan langkah yang sempat tertunda tadi.

Kanara tidak sadar bahwa cowok yang katanya aneh berhenti, berbalik badan memandang punggung kecil Kanara yang perlahan menghilang dengan kilatan aneh.

"Damn, I haven't seen her in a week why she's getting prettier."

***

Jam istirahat kali ini juga Kanara tak berniat ke kantin kebetulan perutnya masih kenyang, Kanara membawa Langkah nya menuju rooftop sekolah.

Entahlah tiba-tiba saja Kanara ingin kesana untuk sekedar bersantai sembari melihat pemandangan kota metropolitan.

Menaiki tangga santai sampai di atas tanpa pikir panjang Kanara membuka pintu penghubung rooftop.

Baru menginjakkan kakinya di sana Kanara di buat terkejut sebab pemandangan di depan, mulutnya refleks berucap. "Astaga mata gue!" Kanara menutup wajahnya, merasa amat malu memergoki kedua manusia yang tengah berciuman dengan posisi si perempuan terpojok di tembok dengan di kungkung si cowok.

Kedatangan Kanara tentu mengganggu aktivas yang nampaknya sepasang kekasih tersebut.

"Sorry ganggu, gue putar balik," dengan tangan masih menutup wajah Kanara berbalik badan berniat pergi dari sana.

Tetapi langkahnya harus terhenti kala suara si cewek terdengar. "Eh, tunggu! Biar kita aja yang pergi,"

Kanara berbalik badannya lagi-lagi Kanara kembali terkejut, matanya membelalak lebar. Tak menyangka jika sosok di depannya adalah Xabiru.

"Biru." kontannya tak sadar.

"Ya, lo manggil cowok gue?"

Karena suara penuh sarat tanya dan kebingungan itu berhasil mengalihkan perhatian Kanara kearah gadis itu. Tatapan Kanara tak sengaja jatuh ke name tag bertulis Brielle Catharina.

Kanara berdecak kagum melihat betapa cantiknya sosok di depannya, kulit wajahnya begitu putih dan mulus, alis tertata rapih dengan bibir tipis pinknya.

Kanara geleng-geleng tak habis pikir dengan manusia-manusia fiksi ini. "Aku mah apa cuma remahan rengginang kalo berdiri di antara mereka." Tentu Kanara mengeluh dalam hati.

Tapi Kanara langsung menegakkan punggungnya saat sadar wajah pemilik tubuh tak kalah cantik. "Gue kan sekarang cantik juga. Ngapain harus ngiri."

Xabiru yang melihat tingkah Kanara tersebut hanya mampu terdiam, dalam hati cowok itu menahan gemas. "Sialan, dia sangat menggemaskan."

Sementara Arin memandang Kanara aneh bagaimana tidak tingkah serta raut wajah gadis itu berubah-ubah. Arin melirik Nametag di dada Kanara yang bertulis Tamara Michelle.

Arin baru mengetahui namanya selama ini kedua memang suka berpapasan tapi tidak dengan saling menyapa.

"Tamara? Lo kenapa?"

Kanara mengerjap pelan kemudian menggeleng ringan. "Lo kenal gue?" Kanara menunjuk dirinya.

Mendengar lontaran Tamara Arin tak bisa untuk tidak tertawa kecil. "Kenal lah, lo lupa kita sering papasan? Cuma baru tau nama lo aja." jelas Arin. Tamara hanya beroh ria.

"Gue Arin, dan sebelah gue lo pasti tau kan dia siapa? Biru pacar gue," tuturnya sembari mengulurkan tangan yang di sambut baik oleh Kanara.

"Oh jadi ini yang namanya Arin, dan Brielle Catharina itu nama lengkapnya."

Kanara tersenyum formalitas. "Gue nggak perlu sebut nama lagi kan?"

Arin menaikan satu alis selang beberapa detik ia tersenyum manis. Jabatan tangan tadi sudah terlepas. "Kalo gitu kita pamit ya," Kanara hanya mengangguk singkat.

Setelah kepergian Arin serta Xabiru Kanara melangkah maju mendekati pembatas rooftop tanpa atap.

"Nggak nyangka kalo hari ini gue bakal ketemu tu cewek. Dan lebih menggelikan lagi pas mereka lagi kissing. Ya Tuhan mata gue ternodai," pekik Kanara dengan wajah nelangsa.

"Gila aja tuh cowok punya cewek spek kayak Arin malah mau selingkuh. Karena gue yang nempatin tubuh ini maka gue akan mencegah nya. Cowok ganteng masih banyak di dunia ini, ngapain berharap sama cowok udah punya pacar, bukan gue banget."

Kanara terdiam cukup lama memandangi langit biru tanpa awan, helaan napas terdengar jelas dari mulutnya. "Gimana ya kehidupan gue selanjutnya disini?"

Figuran TransmigrationWhere stories live. Discover now