26

5.9K 515 42
                                    

Happy reading

"Tamara, gue bawa pesanan lo nih!" Sembari membawa langkah kakinya memasuki rumah Tamara yang pintunya tidak di kunci, Elmero berteriak.

Namun cowok itu berhenti saat tiba di ruang tamu maniknya melihat sosok Tamara tengah rebahan di sofa panjang, tangannya memeluk novel yang di beli kemarin.

Maju tiga langkah kemudian berjongkok di depan gadis yang tampaknya tertidur nyenyak, buktinya saja Tamara tidak terbangun dengan kedatangannya.

"Apa dia ketiduran karena nunggu gue lama?" gumam Elmero pelan, lantas cowok itu mengubah posisinya menjadi duduk di karpet.

Dalam diam Elmero memandangi wajah Tamara yang tampak lelah itu, dengan gerakan sangat pelan dan berhati-hati Elmero mengambil alih novel tersebut, di simpannya atas meja.

Untungnya tidur lelap Tamara tidak terusik.

Ia sama sekali tak berniat membangunkan Tamara, biar seperti ini sebentar karena dengan begini Elmero bisa memperhatikan wajah cantik itu lebih lama lagi.

Waktu sudah berjalan selama lima belas menit Elmero masih betah dengan posisinya, cowok itu cuma bergerak sedikit.

Sadar atau tidak tangannya mulai terangkat, mengusap pipi tirus Tamara dengan punggung jari telunjuknya.

Tentang kejadian sore kemarin sampai kini Elmero masih mengingatnya dengan jelas bahkan dirinya di buat terjaga sepanjang malam, tetapi untuk saat ini Elmero belum siap melakukannya.

Elmero takut akan perasaan Tamara yang tidak sama, dan berakhir hubungan mereka menjauh.

Ada saatnya Elmero memberanikan dan menyakinkan hatinya, untuk menyatakan semua.

"Gimana kalo lo tau tentang perasaan gue, Ra?" Elmero berbisik yang hanya mampu ia sendiri mendengar, "Lo tau Ra, bagi gue lo itu segalanya, lo sangat berharga bahkan melebihi diri gue sendiri... Kehilangan lo merupakan ketakutan terbesar di hidup gue, gue nggak takut apapun selagi ada lo di sisi gue, gue berani hadapin kejamnya dunia asal ada lo, cuma itu syaratnya..."

Elmero tersenyum lembut, tatapan hangat penuh cinta di layangkan untuk Tamara, sembari jemari besarnya menyingkirkan anak rambut Tamara yang mengganggu pemandangannya.

Pikirannya menerawang ke masa lalu masa dimana Elmero tidak mempedulikan orang tuanya lagi, Elmero yang dulunya selalu mencari perhatian kecil orang tuanya meski semua yang ia lakukan sia-sia.

"Nggak mau, bi! El maunya sama mama papa, El mau mama papa yang rawat El!" Bocah laki-laki yang di perkirakan berusia 7 tahunan tersebut, terus berteriak dan merengek pada pengasuhnya itu.

Di rumahnya ini memang memiliki pekerja dua orang khusus di dalam, sebagai asisten rumah tangga dan pengasuh.

Bocah laki-laki yang tak lain adalah Elmero itu menangis terus menerus, bahkan dia tidak mempedulikan suaranya yang nyaris habis juga mata membengkak.

Bi Rere kehabisan akal membujuk anak majikannya yang tengah di serang demam tinggi sejak empat hari lalu, untuk makan dan meminum obat penurun demam.

Sayangnya Elmero sangat keras kepala bocah kecil itu tidak mempedulikan tubuh kecilnya tengah sakit, yang hanya di inginkannya sebenarnya permintaan sederhana yakni kedua orang tuanya yang merawatnya.

Bukan Bi Rere tidak mau memberitahu Serena serta Elvan selaku majikannya juga orang tua Elmero, Bi Rere sudah menelepon bahkan sudah lebih lima kali tetapi belum dapat jawaban. Nyonya dan tuannya itu sedang dalam perjalanan bisnis di luar negeri hampir seminggu ini.

Figuran TransmigrationWhere stories live. Discover now