PART 32 - PERTARUNGAN DI KEGELAPAN

112 24 7
                                    

[DISCLAIMER WARNING]

- R15+ "Young Adult AU Thriller"
- AU! BLOOD! Bijak dalam MEMBACA!
- THRILLER! MYSTERY! GORE! ANGST! Pikir 2 kali!
- Saya hanya MEMINJAM CHARACTER!
- OUT OF CHARACTER (OOC)
- BoBoiBoy belongs only to MONSTA!
- This story exists HARSH WORDS!
- Watch out for the SECRET ENDING!
- Plagiarism and copying of this story is prohibited!
- This story has a Prequel and Sequel story!

»»--⍟--««

Happy Reading!

»»--⍟--««

Ketika Taufan, Solar, Blaze, dan Ice tiba di aula, mereka langsung dihadapkan dengan pemandangan mencekam. Orang-orang misterius yang menyerang akademi itu mulai menembaki mereka.

DOR! DOR! DOR!

"AWAS!" teriak Taufan, mendorong Solar dan Ice untuk menghindar dari tembakan-tembakan itu. Mereka berlari mencari perlindungan, berusaha menghindari hujan peluru yang mengarah ke arah mereka.

"MEREKA SIAPA ANJIR!"

Blaze, yang tidak sempat menghindar, terkena tembakan telak di perutnya. Remaja laki-laki itu langsung tersungkur ke lantai, darah segar mengalir dari lukanya.

"BLAZE!!" pekik Solar, berlari mendekati temannya yang tergeletak tak berdaya. Ia berusaha menghentikan pendarahan, panik melihat kondisi Blaze yang kritis.

"WOI! JANGAN KABUR LO!"

"BLAZE!!!" teriak Ice panik. Ia segera menghampiri sahabatnya yang tergeletak tak berdaya.

Solar berdiri, membiarkan Ice mendekati Blaze yang tergeletak. Ice segera berlutut di samping sahabatnya itu, wajahnya memucat melihat kondisi Blaze yang mengenaskan. Darah terus mengalir deras, membasahi seragam Blaze.

Dalam sekejap, wajah Ice memucat. Jantungnya berdegup kencang melihat kondisi Blaze yang mengenaskan. Darah terus mengucur deras, membasahi seragamnya.

"I-Ice ...," Blaze berbisik lirih.

"Blaze, tahan! Jangan tinggalin gue!" pinta Ice dengan suara bergetar. Ia berusaha menahan perdarahan Blaze, namun usahanya sia-sia.

"GUE MOHON LO BERTAHAN!" teriak Ice putus asa. Air mata membasahi wajahnya saat ia melihat kondisi Blaze yang semakin memburuk.

Taufan dan Solar hanya bisa terdiam, shock menyaksikan pemandangan yang mengiris hati itu. Mereka tak menyangka serangan itu akan begitu brutal, merenggut nyawa sahabat mereka.

Taufan dan Solar terdiam kaku, shock menyaksikan pemandangan yang begitu mengenaskan. Mereka tak menyangka serangan yang menimpa Blaze akan sedemikian brutal dan mengerikan.

Blaze terbatuk-batuk, darah segar keluar dari mulutnya. Dengan sisa tenaganya, ia menatap Ice nanar. "I-Ice ... Maafin gue ...," bisiknya lirih sebelum akhirnya memejamkan mata.

Ice memeluk tubuh Blaze yang tak bernyawa lagi. Air matanya mengalir deras, membasahi wajah sahabatnya itu. Ia tak sanggup menerima kenyataan bahwa Blaze telah tiada.

"GAK ... BLAZE! JANGAN TINGGALIN GUE!" jerit Ice pilu. Taufan dan Solar hanya bisa terdiam, shock menyaksikan pemandangan mengerikan di hadapan mereka.

"BLAZE! KENAPA LO MALAH TIDUR! BANGUN ANJIR! LO UDAH JANJI SAMA GUE KALO LO GAK AKAN NYERAH DAN TINGGALIN GUE!"

Ice terus memeluk tubuh Blaze yang tak bernyawa, air matanya tak berhenti mengalir. Ia merasa dunianya runtuh, tak sanggup menerima kenyataan bahwa sahabatnya telah pergi untuk selamanya.

THE SECRET ACADEMY Donde viven las historias. Descúbrelo ahora