PART 22 - ANCAMAN AKADEMI

103 21 5
                                    

[DISCLAIMER WARNING]

- R15+ "Young Adult AU Thriller"
- AU! BLOOD! Bijak dalam MEMBACA!
- THRILLER! MYSTERY! GORE! ANGST! Pikir 2 kali!
- Saya hanya MEMINJAM CHARACTER!
- OUT OF CHARACTER (OOC)
- BoBoiBoy belongs only to MONSTA!
- This story exists HARSH WORDS!
- Watch out for the SECRET ENDING!
- Plagiarism and copying of this story is prohibited!
- This story has a Prequel and Sequel story!

»»--⍟--««

Happy Reading!

»»--⍟--««

Ruangan OISI yang terletak di Lantai 1 akademi tampak redup dan tenang. Dindingnya dilapisi dengan panel elektronik yang memancarkan cahaya biru kecil, menciptakan atmosfer futuristik. Di tengah ruangan, terdapat meja besar yang dipenuhi dengan layar monitor dan perangkat komputasi canggih yang sedang digunakan oleh para anggota Organisasi Investigasi dan Solusi Intelijen untuk menganalisis data dan mengkoordinasikan tugas-tugas mereka.

Di sekitar ruangan, terdapat kursi-kursi ergonomis yang nyaman, tempat para anggota OISI dapat duduk sambil bekerja atau melakukan rapat. Beberapa buku dan file teratur diletakkan di rak-rak di sudut ruangan, mungkin berisi informasi rahasia atau catatan investigasi yang penting.

Meskipun suasana ruangan terasa tenang, tetapi ada kehadiran yang kuat dari teknologi tinggi dan kesiapan untuk menangani situasi apapun yang muncul. Keamanan dan kerahasiaan menjadi fokus utama di ruangan ini, mencerminkan misi penting OISI dalam menjaga keamanan dan kestabilan. Di dalam ruangan OISI yang gelap, Frost duduk dengan lelah, melepas Lanyard ID Card-nya.

"Capek, Bang?" tanya Glacier sambil duduk di sebelahnya.

Frost menatap bangku Solar. "Ya gitulah, Glac. Btw, Solar di mana? Gue yakin, dia udah tahu berita kematian adik tingkatnya tadi sore."

"Gue juga gak lihat dia. Telfon Thorn coba," saran Glacier, lalu menoleh ke arah Supra yang ketiduran. "Udah kayak si Ice nih si Bocil."

Frost menelepon Thorn. "Thorn, lo sama Solar?"

"Iya, gue sama Solar."

"Masih di kampus, 'kan? Ke ruangan OISI sekarang, atau gue deh yang samperin lo," ucap Frost.

"Frost, Solar lagi di Wellness Center. Gue minta lo jangan ganggu dia dulu. Gue yang akan ambil alih tugas Solar untuk sementara, walaupun gue bukan anggota OISI, tapi gue wakilnya di Investigator Circle," ujar Thorn, sesekali menoleh ke arah Solar yang berbaring di tempat tidur medis.

"Solar kenapa lagi?" tanya Frost khawatir.

"Dia cuma kecapean."

"Gue ke Lantai 2 sekarang." Frost menutup telepon.

"Kenapa, Bang? Solar drop?" Glacier bangkit dari tempat duduknya.

"Iya. Gue samperin dia dulu. Jagain Supra." Frost berlari menuju pintu yang terbuka otomatis dan bergegas ke arah koridor utara menuju lift.

Gempa masuk ke dalam ruangan OISI ketika pintu terbuka otomatis. Glacier ikut beranjak ketika Gempa terlihat tergesa-gesa, napasnya terengah-engah.

"Kenapa lo, Gem? Habis lari marathon?" Glacier keheranan.

"Gak anying! Glac, dengerin gue baik-baik, oke." Gempa terlihat hati-hati setelah mengatur napasnya.

"Apa sih anjir, yang jelas kalau ngomong." Glacier tidak memahami perkataan Gempa yang ingin membisikkan sesuatu kepadanya.

"Ada orang jahat yang tiba-tiba dateng di Aula. Makanya diem, biar lo gak dijadiin target." Gempa menjelaskan apa yang dia lihat.

"Orang jahat gimana maksud lo?" tanya Glacier penasaran.

THE SECRET ACADEMY Where stories live. Discover now