PART 39 - PUING-PUING KENANGAN

70 22 12
                                    

[DISCLAIMER WARNING]

- R15+ "Young Adult AU Thriller"
- AU! BLOOD! Bijak dalam MEMBACA!
- THRILLER! MYSTERY! GORE! ANGST! Pikir 2 kali!
- Saya hanya MEMINJAM CHARACTER!
- OUT OF CHARACTER (OOC)
- BoBoiBoy belongs only to MONSTA!
- This story exists HARSH WORDS!
- Watch out for the SECRET ENDING!
- Plagiarism and copying of this story is prohibited!
- This story has a Prequel and Sequel story!

»»--⍟--««

Happy Reading!

»»--⍟--««

Solar memeriksa jam digital di pergelangan tangannya. Jam menunjukkan pukul 05.40. Taufan kembali dari pencariannya mencari Gempa dan Gopal yang tiba-tiba menghilang.

"Ini kenapa jadi gini, sih? Kenapa mereka ikut ilang juga?" tanya Solar, entah pada siapa.

Matahari perlahan terbit di pagi hari, mengeluarkan cahayanya yang hangat dan memancarkan keindahan baru. Pemandangan alam menjadi hidup dengan warna-warni yang indah, mengisi hati dengan kedamaian dan kebahagiaan. Udara segar dan sejuk membawa semangat baru untuk memulai hari yang baru.

Namun, ketegangan masih mereka rasakan, kini hanya Solar dan Taufan yang masih tersisa. Dalam kegelapan misteri, mahasiswa yang penuh semangat itu terus mencari titik terang di balik investigasi mereka.

Sahabat-sahabat mereka tiba-tiba menghilang, meninggalkan mereka dengan perasaan kebingungan dan kekhawatiran yang mendalam. Mereka terus mencari petunjuk dan berharap bisa menemukan keberadaan sahabat-sahabat mereka yang hilang.

"Gue gak habis pikir, Fan. Mayat Blaze ilang, kita udah cari dia ke mana-mana. Ice, Fang ... Frost? Gue gak tahu nasib dia gimana? Thorn, dia juga hilang. Sahabat-sahabat gue ilang, anjir!" Solar frustasi.

Taufan hanya menghela napas mendengar kekhawatiran Solar, lalu berkata, "Lo gak perlu cemas soal Ice."

"Apa maksud lo?" Solar bertanya penasaran.

"Ternyata, Fang udah bawa dia ke rumah sakit," ucap Taufan tanpa menoleh sedikitpun ke arah Solar. Sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu yang lain.

"Rumah sakit? Kenapa Fang--"

Solar tidak melanjutkan kalimatnya, dan memilih untuk mengecek ponselnya yang bergetar. Ia pun mengangkat telepon dari orang yang meneleponnya.

"Selamat pagi, Mr. Leonathan."

Leonathan adalah Ayah Ice. 'Mr. Leonathan', itulah panggilan dari Solar untuk Ayahnya Ice. Tentu saja, Solar sangat akrab dengan keluarga Ice. Meskipun, Ice selalu tinggal sendirian di apartemennya, Ayahnya itu selalu perhatian dengan Ice, itulah yang Solar tahu mengenai sosok Ayah Ice di matanya.

"Selamat pagi juga, Solar."

Solar bertanya, "Ada apa, Mr?"

"Ada hal yang harus saya bicarakan sama kamu. Kita harus ketemu."

"Mr, maaf. Apakah ini ada hubungannya dengan ... Ice?" Solar sepertinya enggan mengatakan hal yang terjadi malam ini. Terlebih, ia bertanggung jawab menjaga anggotanya, termasuk Ice.

"Iya, temui saya di rumah sakit. Kamu harus datang ke sini secepatnya."

Solar menjauhkan ponselnya dari telinganya, pertanda perbincangan mereka selesai. Taufan berbalik badan, lalu berkata, "Lo mau ke rumah sakit sekarang?"

"Gue harus ketemu bokapnya Ice. Lagipula, gue juga mau lihat kondisinya Ice," respon Solar, khawatir.

"Lo bisa pergi sendiri, 'kan?"

THE SECRET ACADEMY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang