PART 19 - MENGHADAPI KRISIS

99 23 8
                                    

[DISCLAIMER WARNING]

- R15+ "Young Adult AU Thriller"
- AU! BLOOD! Bijak dalam MEMBACA!
- THRILLER! MYSTERY! GORE! ANGST! Pikir 2 kali!
- Saya hanya MEMINJAM CHARACTER!
- OUT OF CHARACTER (OOC)
- BoBoiBoy belongs only to MONSTA!
- This story exists HARSH WORDS!
- Watch out for the SECRET ENDING!
- Plagiarism and copying of this story is prohibited!
- This story has a Prequel and Sequel story!

»»--⍟--««

Happy Reading!

»»--⍟--««

Jam tangan digital di pergelangan tangan Solar menunjukkan pukul 17.15. Thorn bersandar di dinding ruangan, melipat kedua tangannya di dada, dia sedang memejamkan matanya, tidak benar-benar tidur. Seragam formal masih di pakainya. Gentar tertidur di sofa dalam ruang rawat inap VVIP, sementara Solar sibuk memeriksa ponselnya. Tiba-tiba, Frost masuk ke dalam ruangan.

"Gak nyangka, padahal udah 3 orang yang jaga di sini, tapi masih bisa dijenguk lagi," gerutu Thorn sembari memicingkan matanya.

"Gue keluarganya," singkat Frost, "Gentar kenapa?" tanyanya.

"Dia seharian jagain Sopan, bahkan dia belum makan dari tadi," jawab Solar.

"Keras kepala."

"Frost, gue yakin lo udah tahu kenapa gue hentiin penyelidikan malem ini," ujar Solar mengingatkan, ia yang sudah memberitahu Frost bahwa dirinya bersama Thorn sedang menjaga Sopan di rumah sakit.

"Gak usah dibahas, gue paham," respon Frost, "Jelasin ke gue, kenapa penyakit Sopan bisa kambuh?"

"Dia banyak pikiran sampe kehilangan nafsu makannya. Hampir tiap hari dia pergi ke rumah gue untuk nginep," jelas Solar.

"Apa sekarang lebih parah? Lo tadi bilang semalem dia masuk ICU?

"Iya."

"Lar, gue butuh penjelasan." Frost semakin khawatir.

"Stadium III," jawab Solar.

"Pengobatan apa yang disaranin sama dokter?"

"Kemoterapi," ucap Solar, "Tapi, Gentar mau, Sopan harus jalanin transplantasi sumsum tulang. Ini demi kesembuhannya."

Frost terlihat terkejut dan serius. "Transplantasi sumsum tulang? Itu bukan keputusan yang ringan. Apa Gentar setuju dengan rencana itu?"

Solar mengangguk, "Iya, dia yakin ini yang terbaik untuk Sopan. Transplantasi sumsum tulang bisa memberikan peluang kesembuhan yang lebih besar."

Frost merenung sejenak. "Gimana kondisi Sopan sekarang?"

Solar menjawab, "Dia stabil, makanya dia dipindahin ke ruang rawat inap, tapi dokter ingin segera memulai perawatan. Katanya butuh donor sumsum tulang secepat mungkin."

Frost berpikir sejenak, kemudian berkata, "Lebih cepat lebih baik."

"Lar, gue mau ngomong sama lo."

Thorn berjalan menuju pintu. "Lar, gue cabut bentar."

Frost mengangkat sebelah alisnya. "Gue gak ngusir lo, Thorn."

"Bukan karena lo berdua," jawab Thorn tanpa menoleh dan menghentikan langkah kakinya.

Solar menghela napas panjang. "Ngobrol di luar aja, Frost."

❖❖❖

Glacier merebahkan tubuhnya dengan santai di sofa ruang tamu, ruangan yang terang benderang oleh cahaya lampu gantung yang hangat. Sebagai kontras, Supra langsung melangkah menuju tangga yang mengarah ke kamar di lantai dua, dengan langkah-langkah yang cepat dan tegas.

THE SECRET ACADEMY Donde viven las historias. Descúbrelo ahora