PART 36 - PERTARUNGAN SENGIT

82 22 4
                                    

[DISCLAIMER WARNING]

- R15+ "Young Adult AU Thriller"
- AU! BLOOD! Bijak dalam MEMBACA!
- THRILLER! MYSTERY! GORE! ANGST! Pikir 2 kali!
- Saya hanya MEMINJAM CHARACTER!
- OUT OF CHARACTER (OOC)
- BoBoiBoy belongs only to MONSTA!
- This story exists HARSH WORDS!
- Watch out for the SECRET ENDING!
- Plagiarism and copying of this story is prohibited!
- This story has a Prequel and Sequel story!

»»--⍟--««

Happy Reading!

»»--⍟--««

Solar mengernyit, merasakan firasat buruk. "Apa? Ada apa, Thorn?"

Thorn menghela napas berat. "Gue ... gue harus pergi untuk sementara waktu."

"Apa? Pergi? Ke mana?" tanya Solar panik.

"Ada sesuatu yang harus gue urus. Gue gak bisa ngasih tahu lo sekarang, tapi gue janji bakal balik lagi," jelas Thorn.

Solar menatapnya tak percaya. "Tapi kenapa lo harus pergi? Kita kan sahabat, harusnya kita selalu bareng."

Thorn meraih bahu Solar, menatapnya lekat-lekat. "Gue tahu ini sulit buat lo. Tapi percayalah, ini yang terbaik. Gue harus lakuin ini."

Solar terdiam, matanya mulai berkaca-kaca. Ia tahu Thorn pasti punya alasan yang kuat untuk pergi.

"Lo janji bakal balik lagi?" tanya Solar lirih.

Thorn mengangguk mantap. "Gue janji, Lar. Gue pasti bakal balik lagi ke sini, ke sisi lo."

Solar menggigit bibirnya, berusaha menahan air mata. Ia tahu Thorn tak akan mengingkari janjinya.

Perlahan, Thorn melepaskan genggamannya di bahu Solar. Ia tersenyum tipis, berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Jaga diri lo baik-baik, oke?" ujar Thorn.

Solar mengangguk pelan, masih berusaha menahan kesedihannya.

Thorn berbalik, melangkah pergi meninggalkan Solar. Setiap langkah yang diambilnya terasa berat, tapi ia tahu ini yang terbaik.

Solar menatap punggung Thorn yang semakin menjauh. Ia tahu, suatu saat nanti Thorn pasti akan kembali.

---

Solar berdiri terpaku, tatapannya menerawang jauh. Ia baru saja mengingat kembali kepergian Thorn 7 tahun lalu, memori itu masih terasa begitu nyata. Namun, kini ia harus fokus pada tujuannya. "Gue harus nemuin Thorn," gumamnya sambil melangkah menyusuri basement outdoor yang luas itu.

Matanya awas mencari-cari sosok yang dicarinya. "Thornie, lo di mana sih? Jangan bikin gue khawatir gini dong," keluhnya.

Sementara itu, Taufan entah berada di mana, membuat Solar semakin cemas. Ia harus segera menemukan mereka berdua.

Solar terus berjalan menyusuri basement outdoor yang luas itu. Tiba-tiba, ekor matanya menangkap sesuatu di ujung gerbang akademi. Ia mengerutkan kening, berusaha memfokuskan pandangannya.

"Tunggu, itu siapa?" gumamnya. Perlahan, ia melangkah mendekati sosok yang terlihat berdiri di sana. Jantungnya berdebar kencang, berharap itu adalah Thorn.

Solar terkejut saat menyadari bahwa sosok yang dilihatnya bukanlah Thorn, melainkan Taufan. "Taufan?" gumamnya bingung. Ia mempercepat langkahnya, mendekati Taufan yang berdiri di ujung gerbang.

"Taufan, lo ngapain di sini?" tanya Solar, raut wajahnya penuh tanya. "Thorn sekarang ikut hilang, Fan. Please, lo jangan gerak sendiri."

Taufan menoleh dan tersenyum tipis. "Gue udah tahu, Lar. Gue juga lagi nyari Thorn," jawabnya pelan.

THE SECRET ACADEMY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang