6. Plan.

1K 216 63
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya semuanya, xixixi.

***
Soobin masih tidak percaya jika Yeonjun yang dia pikir akan menjauhinya setelah kejadian laki-laki itu kena rampok, tapi nyatanya Yeonjun masih tetap datang ke rumahnya.

Berbeda dengan laki-laki yang sedang di tatap oleh Soobin, Yeonjun tampak tenang sambil menyantap kue yang memang dibuat oleh Soobin kemarin.

Sebelum Yeonjun menoleh kearah Soobin dengan tatapan bertanya yang hanya dibalas dengan gelengan oleh Soobin.

"Kakak dari tadi tampaknya sangat senang saat melihatku, kenapa?"

"Tidak, aku masih tidak percaya saja jika kamu berada disini."

Soobin yakin jika Yeonjun pasti bingung dengan maksud perkataannya yang memang tidak jelas dan tidak ada konteksnya sama sekali.

Walaupun aslinya Yeonjun tau semuanya, dia hanya bersikap seolah-olah tidak tau apa yang terjadi padahal aslinya dia tau Soobin sedang merasa gusar beberapa hari ini dan sekarang saat kakak iparnya itu menatapnya, dia tampak bahagia seperti Yeonjun adalah sumber kebahagiaannya.

"Emangnya kenapa? Aku kan tetap selalu mampir ke rumah kakak."

Jawaban dari Yeonjun membuat Soobin tersenyum kecil, lalu dia mengusap air mata yang ada di sudut matanya itu.

"Aku pikir kamu akan pergi setelah mengalami kejadian sial malam itu."

Yeonjun memiringkan kepalanya saat mendengar jawaban dari Soobin, aslinya dia hanya pura-pura seperti tidak tau apapun.

"Maksudnya? Kenapa juga aku harus pergi?" balas Yeonjun yang saat ini merasakan tangan Soobin memegang mukanya.

Yeonjun langsung bertatapan langsung dengan mata kakak iparnya itu, kelihatan sekali mata Soobin tampak berbinar ketika menatapnya.

"Aku saat itu kalut dan berpikir jika kamu akan berakhir meninggalkanku saat mengalami kejadian itu, aku takut kamu berpikir aku pembawa sial, makanya aku sangat senang saat melihat keberadaan mu disini, terima kasih, Yeonjun."

Soobin bisa merasakan tangan adik iparnya itu sedang mengusap punggung tangannya.

"Aku tidak percaya hal tersebut, apalagi tentang pembawa sial, aku tidak pernah memikirkannya, jadi kakak tidak perlu takut, aku sudah bilang bukan? Aku menyayangi kakak," balas Yeonjun yang membuat Soobin mengangguk-anggukkan kepalanya.

Dan kali ini ada hal yang berbeda, dimana mata Yeonjun bisa melihat ada rona merah yang muncul dari pipi kakak iparnya, inilah yang memang dia incar dimana kakak iparnya itu tidak akan selalu menganggapnya sebagai adik iparnya saja.

"Kamu terlalu baik, Yeonjun, bahkan dari dulu hanya kamu sendiri yang tidak merendahkan aku," ucap Soobin yang menurunkan tangannya itu dari muka adik iparnya.

Lalu Soobin merasakan tangan Yeonjun yang kali ini balik memegang kedua tangannya.

"Aku tidak punya alasan untuk merendahkan kakak."

Balasan dari perkataan Yeonjun benar-benar membuat perasaan Soobin jauh lebih tenang.

Tidak dengan Yeonjun yang tampak senang saat tau rencananya benar-benar sukses sekali, semuanya sesuai dengan prediksinya saat memulai semua rencana gilanya.

Mulai dari membunuh kakaknya sendiri, lalu membuat Soobin sendirian, berakhir membuat kakak iparnya itu akan berakhir ketergantungan kepadanya.

Semuanya benar-benar berjalan dengan sempurna.

"Ah iya, kamu berhasil menjadi ketua organisasi ya? Selamat, Yeonjun!" ucap Soobin dengan senang yang dibalas dengan anggukkan oleh Yeonjun.

Raut ekspresi Yeonjun tampak tidak terlalu senang atas apa yang dikatakan oleh Soobin, apakah Soobin salah mengatakan sesuatu ya?

Mine! -yeonbin✔Where stories live. Discover now