12. Envy.

936 185 44
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen jangan lupa.

Flashback time.

***
Yeonjun melirik kearah pesan di handphonenya, ada pesan dari kakaknya yang mengajaknya untuk makan malam bersama mengingat orang tua mereka sedang pergi keluar kota untuk beberapa hari.

Jadi otomatis di rumah hanya ada dia, kakaknya, dan juga pelayan.

Yeonjun mengabaikan pesan tersebut dan meletakkan kembali handphonenya di balik saku jas sekolahnya dengan mata terfokus kearah depan melihat guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.

Sekarang dirinya itu sedang ada kelas tambahan di sekolah dan ini akan selesai pada pukul 8 malam, waktu yang tepat untuk makan malam memang, tapi Yeonjun lebih tertarik untuk makan makan di rumah saja, pelayan di rumahnya tentu saja membuatkan makanan.

Tangan Yeonjun membenarkan kacamata yang dia gunakan sebelum dia melirik kearah anak-anak kelas ini yang pada sibuk bicara, ada juga yang diam-diam bermain handphone, dan juga tidur tentunya.

Guru tidak memperdulikan kelakuan mereka semua, lagipula siapa yang mau belajar, ya tinggal belajar, palingan mereka sendiri yang susah ketika ujian nanti.

Apalagi saat tes untuk masuk universitas.

"Hei Yeonjun, pinjam catatan matematika tadi."

Yeonjun menoleh kearah laki-laki di sebelahnya yang asal menyenggol dirinya membuat Yeonjun cuma bisa diam sambil memberikan bukunya.

Dia pikir catatannya itu akan di salin, ternyata malah di foto begitu saja, ya memang gak bisa berharap banyak sih sama anak-anak kelas ini.

Bisa naik kelas saja sepertinya mereka sudah bersyukur.

"Nih," ucapnya sambil mengembalikan buku catatan milik Yeonjun.

Yeonjun meraih kembali bukunya, tidak ada kata terima kasih setelahnya, ya Yeonjun tidak butuh juga sih.

Asal mereka tidak mengganggunya selama di sekolah saja sudah membuat Yeonjun bersyukur.

Orang-orang mungkin juga pada segan kalau mau menganggu dirinya yang merupakan anak dari seorang direktur utama Perusahaan Choi's Corporation.

Walaupun Yeonjun tidak suka dengan embel-embel perusahaan keluarganya itu, dia bahkan gak kerja disana.

"Baiklah, kelas saya akhiri, pelajari lagi materi yang saya ajarkan, kita lanjut di pertemuan besok."

Guru berjalan keluar dari kelas diikuti oleh anak-anak yang lain, semuanya langsung pergi dari kelas.

Begitu juga dengan Yeonjun, dia berjalan melewati lorong sekolahan yang cukup ramai dengan anak-anak kelas lain juga.

Walaupun sudah malam, kalau ramai begini gak mungkin ada yang takut juga.

Matanya melirik kearah anak-anak lain pada sibuk mengambil mobil atau motor mereka, sedangkan Yeonjun memilih untuk berjalan menuju ke halte, takut jika bus terakhir akan segera pergi.

Padahal dia yang paling kaya di kelas, tapi tingkah dia yang paling merendah sekali.

Yeonjun menghela nafasnya ketika melihat ada mobil yang berhenti tepat di sampingnya saat ini.

Matanya menoleh kearah mobil tersebut dan melihat jendelanya terbuka.

Yeonjun bisa melihat muka kakaknya disana yang menyuruhnya agar segera masuk ke dalam mobil.

"Aku akan makan malam di rumah, kakak pergi saja makan malam di luar," ucap Yeonjun yang tidak menuruti ucapan kakaknya dan berjalan pergi untuk menuju ke halte.

Mine! -yeonbin✔Where stories live. Discover now