26. Happy.

918 164 5
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen jangan lupa.

***
Soobin mengigit bibirnya sendiri dengan memegang tangan Jinwoo yang ada di sebelahnya, dia dari awal keluar mobil sudah takut duluan sebenarnya.

Bahkan dari di tempat kerjanya, Soobin sudah merasa gugup, dia tadi bertemu dengan ayahnya Jinwoo, saat laki-laki itu mengantarkan anaknya.

Lalu ayah Jinwoo meminta dirinya untuk mengantarkan pulang anaknya itu, soalnya dia akan kerja sampai malam, ibu Jinwoo juga tidak akan pernah bisa menjemput anaknya itu.

Daycare juga sudah tutup ketika malam, makanya dia minta tolong Soobin untuk mengantar Jinwoo ke rumah pacarnya.

Tapi tetap saja saat mendengar permintaan itu Soobin langsung menolak, ayolah dia tidak mungkin datang ke rumah pacarnya, dia tidak seberani itu langsung berhadapan lagi dengan orang tua pacarnya,

Apalagi orang tua pacarnya sudah tau kalau Yeonjun itu mempunyai hubungan dengan dirinya.

Bisa-bisa Soobin kalau sampai disana langsung dimaki-maki oleh mantan mertuanya itu.

Sebenarnya dia sudah terbiasa dengan semua makian, soalnya dia sering menerima makian dari dirinya berada di panti asuhan, tapi tetap saja mentalnya tidak sekuat itu untuk menerima makian dari orang.

Walaupun pada akhirnya dia menerima permintaan itu, dia dari tadi menyiapkan dirinya untuk siap dimaki-maki.

"Kita tidak masuk, kak?" tanya Jinwoo yang heran kenapa mereka hanya berdiri di dekat garasi rumah sepupunya itu.

Mata Jinwoo melirik kearah pengasuhnya yang tampak menghela nafas dari tadi, Jinwoo yang tidak paham hanya bisa memiringkan kepalanya.

"Sebentar, kakak perlu menyiapkan mental dulu," balas Soobin yang tambah tidak membuat Jinwoo paham.

Dia malah tambah pusing, mental?

Soobin menepuk pelan dadanya, lalu dia mulai mengajak Jinwoo untuk berjalan menuju pintu utama rumah pacarnya itu, ya lebih jelasnya rumah mantan suaminya, dan mantan mertuanya juga sih.

Tangannya menekan bel yang ada di dekat pintu.

Namun baru beberapa detik dia menekan bel tersebut, pintu rumah ini langsung terbuka dengan Soobin yang menguatkan dirinya ketika bertatapan langsung dengan mantan mama mertuanya.

Kenapa bukan pelayan yang buka pintu ini coba? Kenapa harus mama Yeonjun yang membuka pintunya? Kalau pelayan yang membuka pintu ini, kan Soobin akan langsung menitipkan Jinwoo lalu kabur.

Soobin menelan air ludahnya sendiri, sial dia akan segera dimaki-maki sehabis ini.

Dia memilih untuk menundukkan kepalanya saat itu juga.

"Aku sudah tau kalau Jinwoo akan dititipkan disini oleh papanya."

Jinwoo lalu berjalan kearah mama Yeonjun, dengan agak takut, kan Jinwoo sempat berkata kalau mama Yeonjun seperti nenek sihir.

Soobin mengangguk-anggukkan kepalanya, dia berencana untuk segera pergi setelah mendengar ucapan dari wanita paruh baya dihadapannya itu.

"Ah iya, kalau begitu Soobin pamit," ucap Soobin yang mencoba untuk berlari pergi sebelum dia merasakan tangannya ditahan.

Mata Soobin menoleh kearah tangan yang sedang menahan lengannta itu.

Disana ada wanita paruh baya di hadapannya itu memperhatikan dirinya,

"Mau kemana kamu?"

Soobin bingung, mau kemana dirinya? Ya dirinya mau pulang tentu saja, emangnya dia mau berlama-lama disini apa?

Mine! -yeonbin✔Where stories live. Discover now