34. o' little boy

193 40 28
                                    

Cil, jangan takut, ya. Gue mungkin bukan orang tua yang sempurna, gue juga pasti bakal punya banyak kekurangan, tapi gue akan selalu berusaha kasih yang terbaik buat lo. Gue janji.

Meskipun gue blangsak dan nggak terlihat meyakinkan, gue akan terus berusaha jadi sisi terbaik gue biar lo nggak malu karena cuma punya bapak doang.

Gue sayang sama lo, Cil.

-Oh Sehun


"Barang-barang kamu tidak ada yang ketinggalan, 'kan?"

Untuk kesekian kalinya Ko Jun bertanya dengan mata yang tetap fokus ke layar tab-nya. Ko Jun bilang ada email penting dari klien yang membahas pekerjaan, jadi Sehun dengan sukarela berkata kalau dia akan merapikan sendiri barang-barang miliknya selama Ko Jun mengecek semua email yang masuk itu.

Untuk urusan merapikan barang miliknya, selama empat tahun belakangan, bisa dikatakan Sehun itu jauh lebih baik dari Ko Jun atau bahkan seluruh anggota keluarga utama mereka sendiri. Karena dalam membesarkan Jongin, Sehun memang mau melakukan segalanya tanpa bantuan orang. Maka dari itu, Sehun ingin berucap jika kekhawatiran Ko Jun sedari tadi sangat tidak beralasan, tapi yang keluar dari mulutnya adalah, "Sudah, Ko."

"Hm, sebentar. Saya cek email terakhir terus nanti kita pulang."

Sehun mengangguk saja. Matanya menatap ke sekitar, seperti sedang mencari sesuatu untuk dilihat agar tidak bosan. Sudah hampir dua minggu Sehun dirawat, dan dia tidak memiliki akses ke tempat lain selain kamar rawatnya.

Ada televisi yang menjadi teman untuk Sehun selama dia dirawat, tapi selain itu hanya ada dinding dan kebosanan untuknya. Sehun bahkan meminta Ko Jun untuk membelikannya rubik dan puzzle seperti milik Jongin di rumah karena dia terlalu bosan di hari ketiga dia dirawat; setelah bangun dari pingsan.

"Okay, sudah semua, ya?"

Sehun menoleh pada Ko Jun. Tablet di tangannya sudah dia matikan, dan kokonya itu sedang mengamati tas besar yang sudah Sehun rapikan.

"Hm."

"Ayah dan Ibu tadi mau datang ke sini buat jenguk kamu, tapi saya sudah mengabari cici kamu buat bilang ke mereka kalau tidak perlu datang ke sini. Kamu sudah pulang hari ini, nanti ketemuan di rumah saja. Lagipula mereka kan baru pulang kemarin, mending istirahat saja."

Sehun mengangguk setuju pada ucapan kokonya. Dia sudah pulang hari ini, jadi tidak perlu dijenguk segala. Apalagi jika mengingat kedua ayah dan ibu mereka yang baru saja landing kemarin. Mereka pasti masih lelah, terutama ibu mereka juga baru sehat dari sakit. Ada banyak alasan bagi Sehun dan Ko Jun untuk membuat orang tua mereka tetap beristirahat saja daripada pergi ke rumah sakit. Bukannya Sehun tidak suka diberi perhatian, tapi dia jauh lebih tidak suka jika orang tuanya kelelahan.

"Sudah tidak ada yang ketinggalan lagi, 'kan?" tanya Ko Jun, lagi-lagi memastikan jika barang-barang yang Sehun rapikan itu sudah komplit.

"Iya, Ko. Sudah gue cek bolak-balik juga, kok. Aman," jawab Sehun.

Ko Jun mengangguk paham. Dia merogoh sakunya, mengeluarkan ponsel milik Sehun yang dia sita selama sang adik sakit. Sehun sendiri memilih untuk mengikuti kemauan kokonya tanpa banyak bertanya. "Nomor ponsel Jongin sudah saya save. Nama kontaknya saya tulis 'My Lit' Boy'. Kamu jangan keseringan main ponsel dulu walaupun sudah saya kembalikan ke kamu."

Tangan Sehun menerima benda pipih yang sudah tidak berkontak fisik dengannya selama seminggu lebih itu. Dia memang tidak mengunci ponselnya, jadi Ko Jun bisa dengan bebas membuka benda tersebut. "Kalau telanjur keseringan gimana?" tanya Sehun, main-main.

Tapi Ko Jun malah membuat ekspresi serius sambil berkata, "Saya sita lagi, biar kamu kenal sama yang namanya istirahat!"

"Astaga, Ko, gue bercanda doang, loh ini."

Papa's Diary •√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang