BAB 67 : Frustasi

33.6K 4.8K 7.3K
                                    

Mianhae baru muncul 😭 Sumpah yaa, kayaknya makin klimaks, otakku makin bindeng. Part ini hasil dari jam 3 subuh sampe tadi Ashar 😭👊🏻

Happy Reading! Ada gebrakan sih dikit 🤡 Komennya jangan lupa! 🌹🦋

***

❝Kisah cinta paling besar adalah sebuah tragedi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kisah cinta paling besar adalah sebuah tragedi.❞ —Enigma : Last Flower

***

Ini kedua kalinya Rayyan membawa Xabiru ke rumah sakit. Pertama ketika kecelakaan waktu lalu, sekarang karena serangan luka tembak. Peluru yang bersarang di pundak lelaki itu telah ditangani, pun luka air keras di lengan Rayyan juga sudah diobati. Mereka berada di ruang rawat yang sama, setelah sebelumnya membuat drama. Rayyan dan Xabiru bersikukuh saling menunjuk ketika ditanya siapa yang akan diobati lebih dulu. Kaivan sampai pusing.

"Enggak bisa," Suara Kaivan memecah belah keheningan di ruangan dingin itu. "Pulang sekarang, Zayn. Kamu nggak bisa tinggal di lingkaran mereka lagi. Cakrawangsa beneran segila itu sampe nyerangnya keroyokan!"

"Kalau Zayn keluar dari Cakrawangsa, terus rencana kita gimana?" Xabiru mengalihkan netranya pada pria itu yang memasang raut tak tenang. "Lagian dari dulu mereka emang nggak ada nyali, mainnya selalu keroyokan, Pa."

"Kita bisa susun strategi lain," balas Kaivan cepat. Pria itu menoleh pada Rayyan, yang fokus memandangi perbannya sendiri. "Ya kan, Ray? Kita cari cara lain aja buat ngasih pembalasan ke Cakrawangsa, tanpa perlu ngelibatin Zayn di rumah itu lagi."

"Contohnya?" tanya Xabiru penasaran.

Kaivan berkedip lurus. "Kumpulin keturunan Cakrawangsa di satu tempat, terus bom mereka. Beres," kata pria itu begitu enteng.

Lirikan mata Rayyan mulai menyorot ke arah Kaivan. "Bukannya mengungkap misteri, malah nambah-nambah misteri itu jatuhnya."

"Nggak tau, sih. Gue asbun," ralat Kaivan cepat.

Rayyan paham dengan kekhawatiran Kaivan, karena ia pun merasakan hal yang sama. Hanya saja ada yang perlu mereka pertimbangkan lebih di sini. "Rasa cemas lo nggak salah, tapi ide lo kurang tepat," ujar Rayyan lagi.

"Harus banget balik ke rencana awal?"

"Iya. Rencana awal kita yang kemarin butuh banget, Kai. Kalau sampe akhir kebusukan Cakrawangsa nggak dipublikasikan, tragedi apapun yang terjadi nanti, mereka akan selalu dianggap sebagai korban." Rayyan dengan pemikirannya yang kritis, membuat Kaivan kembali berpikir. "Semisal mereka meninggal pun, Cakrawangsa bakal tetap membawa nama yang bersih tanpa noda. Kedengeran adil?"

Jelas tidak. Cakrawangsa akan tetap dihormati, disanjung dan tetap diberikan belasungkawa begitu tulus dari orang lain. Sementara orang-orang di dalamnya berakal bulus.

ENIGMA : Last FlowerWhere stories live. Discover now