Satu

147K 8.5K 975
                                    

"PAK!! PAK EMAN BUKAIN GERBANGNYA PAK!!"

Bulan terus berteriak sejak lima menit yang lalu sembari menghantupkan gembok besi yang mengunci pintu gerbang menuju area sekolahnya.

"Neng Bulan berisik banget sih!" ujar Pak Eman berdiri di hadapan Bulan yang tak henti menghantupkan gembok besi yang di pegangnya. "Bapak gak bisa bukain gerbang untuk Neng Bulan, karena Neng Bulan ter-lam-bat."

Bulan menyatukan kedua tangannya di depan dada. "Please, kali ini aja bukain gerbangnya ya?" ucapnya dengan raut wajah memelas. "Lagian kan ini masih MOS, jadi belum ada hukuman dong Pak."

Telunjuk Pak Eman berada didepan wajahnya dan bergerak ke kanan ke kiri membuat Bulan frustasi. Tiba-tiba saja matanya tak sengaja melihat seseorang yang sedang lewat persis di belakang Pak Eman dan orang itu berhenti lalu menatapnya.

"Nebula!!!" teriaknya membuat Pak Eman menutupi telinga. "Nebula please bantuin gue biar bisa masuk dong. Janji deh gue gak bakalan telat lagi," ucapnya mengacungkan jari membentuk huruf 'V'.

Sayangnya orang bernama Nebula itu tidak menghiraukannya dan malah pergi begitu saja meninggalkan Bulan yang kembali meneriaki nama Nebula.

"Sssstttt Neng Bulan bisa diam gak sih?!" bentak Pak Eman gregetan sukses membungkam mulut Bulan.

"Pak Emang ganteng deh,"

"Emang ganteng."

"Makin ganteng lagi kalau—"

TINNNNN!!!!!!

Bulan dan Pak Eman terlonjak kaget ketika mendengar suara klason mobil yang begitu nyaring dan memekakan telinga. Bahkan keduanya sampai mengeluarkan latahan yang membuat mereka langsung membekap mulut ketika klason mobil tersebut tidak terdengar lagi.

Bulan langsung menoleh dengan tatapan bengisnya dan berjalan menuju mobil yang berada di belakangnya dengan nafas yang memburu, menandakan bahwa sebentar lagi ia akan mengibarkan bendera perang pada pengendara mobil yang sengaja membuat jantungnya hampir saja loncat keluar.

"Keluar lo!" teriaknya sembari memukul mobil mewah yang harganya sanggup membuat Bulan gantung diri di pohon singkong.

Sementara bulan menyuruhnya keluar, pengendara mobil itu hanya berdiam diri di dalam mobilnya sembari memperhatikan bulan yang berulang kali memukul kap mobilnya sembari berteriak seperti orang kesurupan.

"Gue bilang keluar ya keluar!"

Orang itu menghela nafas dan keluar dari dalam mobilnya. Ketika mereka bertatapan, Bulan sama sekali tak berkedip seolah dirinya tersihir oleh pengendara mobil yang di teriakinya. Sedangkan cowok berparas bak dewa yunani itu hanya diam sembari menatap Bulan datar.

"Kok gue pendek ya?" gumam Bulan tak sadar mengatai dirinya sendiri. Sedetik kemudian Bulan tersadar dari lamunannya dan siap memaki cowok tinggi di hadapannya ini.

"Lo tahu kan salah lo pagi ini sama gue apaan?" ucap Bulan masih bisa menahan amarahnya.

"Gak."

"Mata lo buta sampai-sampai gak bisa liat ada gue di depan gerbang atau lo sengaja bunyiin klakson sampai telinga gue hampir budek?"

Bulan & Bintang [TELAH DITERBITKAN]Место, где живут истории. Откройте их для себя