Lima Belas

16.5K 2K 214
                                    

Bulan dan Aster sedang menyandarkan kaki mereka di sandaran sofa, sedangkan kepala mereka menjutai kebawah hingga hampir menyentuh lantai. Kulit kacang berserakan kemana-mana. Tv pun menyala tanpa ada yang menonton. Mereka malah asik dengan obrolan masing-masing mengenai sekolah, guru yang akan mereka jahili dan yang lainnya.

Bel pintu rumah Bulan berbunyi, membuat Bulan langsung menurunkan kakinya dan berbalik dengan rol belakang, begitupun dengan Aster.

Bulan langsung berlari menuju pintu rumah dan membukanya. Senyum merekah di sudut bibir Bulan ketika Bulan mendapati Bintang berdiri persis di depan pintu rumahnya dengan tatapan datar. Sebenarnya Bulan agak sedikit takut jika Bintang tidak akan datang kerumahnya. Namun sekarang ia senang karena Bintang telah berdiri di hadapannya.

Bibir Bulan berubah manyun ketika ia melihat Mentari dan Guntur berjalan dari arah belakang dan tersenyum sembari berdiri di samping Bintang bersama teman-teman Bintang. Ah Bulan lupa bahwa Mentari dan juga Guntur ikut serat menginap di rumahnya.

"Lo tadi di jemput siapa?" tanya Bulan pada Mentari tanpa basa-basi.

"Guntur," jawab Mentari jujur karena memang Guntur mengajak Mentari untuk pergi bersama ke rumah Bulan.

Bulan kembali tersenyum ceria. "Oh, oke deh. Masuk yuk," ajaknya menarik tangan Bintang masuk ke dalam rumah, di ikuti yang lainnya.

"Jadi, berhubung ini hari sabtu dan malam ini adalah malam minggu, jadi kita bakalan have fun bareng!!!" Teriak Bulan sembari merentangkan tangannya lebar-lebar. "Gue udah--"

Perkataan Bulan menggantung ketika telpon rumahnya berbunyi. Bulan menggeram dan terpaksa pergi menuju nakas tempat telpon tersebut di letakkan. Ia mengangkat gagangnya dan menempelkan ke telinga.

"Ha--"

"LO GAK NGELAKUIN YANG MACEM-MACEM KAN DIRUMAH?!"

Sontak Bulan menjauhkan gagang telpon tersebut dari telinganya ketika suara Nebula menggelegar hingga membuat telinganya sakit.

"Bisa santai dikit gak sih?!" ujar Bulan sarkas.

Nebula cengengesan. "Gue terlalu parno, jadi gue over kayak tadi, hehe."

"Ngerusak acara gue aja sih lo!" ketusnya hendak menutup telpon ketika Nebula kembali berteriak.

"LO NGAPAIN?!"

"Ngejulitin artis!"

Bulan langsung mengembalikan gagang telpon tersebut ke tempatnya semula seraya menghela nafas hingga rambutnya sedikit berterbangan. Ia hendak kembali ke ruang tamu ketika ia melihat semua teman-temannya sedang asik mengerjakan tugas yang di berikan oleh Guru.

Matanya langsung menuju kearah Mentari yang duduk bersampingan dengan Bintang.

"Wah, minta di bogem tuh cewek!" gumam Bulan seraya membunyikan buku-buku jarinya. Dengan cepat ia melesat kearah ruang tamu, melompat dari belakang sofa dan duduk di tengah-tengah antara Bintang dan Mentari.

Mentari dan Bintang langsung menoleh ke arah Bulan secara bersamaan dan Bulan hanya tersenyum mengejek.

Tak ada lagi yang menghiraukan Bulan karena mereka kembali fokus pada apa yang sedang mereka kerjakan. Jujur saja, Bulan merasa sangat sangat bosan. Terlebih lagi tak ada satu pun yang mengajaknya berbicara. Mereka semua sedang sibuk menulis tugas resensi novel yang diberikan oleh Guru Bahasa Indonesia disekolahnya.

Karena terlalu bosan, Bulan sampai tak kuasa menahan kantuk yang menyerangnya. Sesekali ia terjatuh tidur tetapi ia langsung membulatkan mata seraya menggeleng agar kantuk tersebut hilang.

Bulan & Bintang [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang