Tiga Belas

18.3K 2K 62
                                    

Bulan dan Aster sedang berada di kedai ice cream favorit mereka yang berada di dekat rumah Aster. Setiap weekend, Bulan menghabiskan waktu bersama Aster karena Nebula sibuk dengan pekerjaannya. Bulan tidak bisa marah kepada Nebula karena bagaimana pun, Nebula melakukan hal tersebut demi dirinya.

Sejak orangtuanya meninggal karena kecelakaan sekitar tujuh tahun yang lalu, Bulan, Nebula dan Orion harus belajar hidup mandiri. Orion, kakak pertama Bulan yang memiliki jarak umur delapan tahun dengan dirinya memutuskan untuk pindah. Sekarang Orion menetap di singapura, menjalankan bisnis yang di tinggalkan oleh almarhum ayahnya. Sedangkan Bulan dan Nebula tetap tinggal dirumah dan fokus terhadap sekolah. Namun tiap libur, Nebula menyempatkan diri untuk membantu Orion. Sebenarnya Bulan ingin membantu, namun kedua kakaknya takut jika adiknya itu bukan membantu, malah mengacaukan.

"Gimana lo sama Galaxy?" tanya Bulan buka suara karena jenuh melihat Aster yang asik pada buku bacaannya.

Aster memperbaiki kacamatanya seraya mendongak menatap Bulan. "Ya, seperti biasa."

"Gak di respon?" tanyanya lagi di balas anggukan oleh Aster. "Hmm, gue mau nanya sesuatu deh sama lo,"

"Nanya apaan?"

Bulan menghentikan aktifitas makannya, lalu ia melipat kedua tangan di atas meja dan menatap Aster dengan tatapan intens. "Lo ada hubungan apa sama Bintang?" Tanya Bulan dengan satu tarikan nafas membuat Aster yang baru saja menyeruput minumannya, tersedak.

"Maksud lo?" Ujarnya tak mengerti.

"Waktu itu gue gak sengaja ngeliat lo narik Bintang ke arah laboraturium sekolah. Disaat bersamaan pas gue mau samperin lo, tiba-tiba Langit datang dan ngajakin gue main basket di lapangan. Sebenarnya gue pengen nanya soal ini ke lo dari kemarin, tapi karena lo lagi galau mikirin Galaxy, gak jadi deh."

Aster langsung gelapan. Ia terlihat bingung dan tidak tahu hendak menjawab apa. Gelegat tersebut membuat Bulan curiga. Bukan maksud Bulan menuduh bahwa Aster bermain di belakangnya, Bulan hanya curiga dan cemburu tentunya.

"Oh itu.." Aster kembali bersuara. "Gue minta bantuan Bintang supaya bisa dekat sama Galaxy. Bintang kan sahabatnya Galaxy, pasti dia bisa bantuin gue," jawab Aster penuh keyakinan agar Bulan tidak mencurigainya lagi.

"Kenapa harus Bintang? Kan masih ada Langit atau Awan."

"Karena kalau gue minta bantuan Langit, pasti dia gak bakalan mau. Lo tahu sendirikan kalau si gila itu ngejar ngejar gue mulu? Dan kalau gue minta bantuan Awan, Awan juga pasti gak bakalan mau karena dia tau Langit suka sama gue. Otomatis kalau dia bantuin gue, sama aja memberi peluang untuk nikung Langit." Jawab Aster menjelaskan panjang kali lebar.

Perkataan Aster langsung di cerna oleh Bulan. Bulan berusaha mencari hal janggal dari jawaban Aster, tetapi jawaban tersebut sesuai dengan fakta yang di lihatnya.

"Pasti lo mikir kalau gue ada apa-apa sama Bintang di belakang lo kan?" tanya Aster mengintimidasi.

Bibir bulan cemberut. "Gue juga gak tau kenapa gue bisa nanya kayak tadi. Kalau pun lo ada apa-apa sama Bintang, gue gak berhak untuk marah karena gue bukan siapa-siapanya Bintang."

"Kan lo pacarnya, gimana sih."

"Pacar karena taruhan maksud lo?" Sarkas Bulan membuat Aster langsung mengendikan bahunya. "Semua orang juga tau kali kalau berita tentang hubungan gue sama Bintang itu hoax."

Bulan & Bintang [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang