Empat Belas

18.9K 1.9K 65
                                    

Bacanya sambil dengarin video di media ya😘😘
****

Bulan sedang asik duduk di tempat favoritnya ketika Bintang menelusuri sekolah untuk mencari Bulan. Dengan headset yang menempel di telinganya, Bulan bersenandung sembari merasakan semilir angin yang menerpa rambut serta wajahnya.

Matanya memperhatikan setiap siswa siswi yang ada di lapangan. Rasanya ia akan merindukan suasana seperti ini. Kurang dari satu tahun lagi ia akan meninggalkan sekolah dan memulai kehidupan di dunia yang sebenarnya. Bulan belum siap, Bulan tidak ingin meninggalkan kehidupannya yang sekarang.

Ia pasti akan merindukan Pak Seto dan juga Pak Eman yang selalu menjadi korban kejahilannya, ia akan merindukan teman-teman kelasnya, ia akan merindukan para adik kelas yang mengejarnya ketika MOS, dan ia akan merindukan sekolah ini.

Tiba-tiba ia teringat pada dirinya yang dulu. Dulu, Bulan hanyalah seorang gadis manja yang cengeng dan juga pendiam. Kemana-mana ia selalu bersama Nebula. Satu kelas dengan Nebula, ke kantin, pulang-pergi, bahkan kerja kelompok pun, Bulan harus bersama Nebula.

Tetapi setelah kedua orangtuanya meninggal, kehidupan Bulan berubah. Ia harus meninggalkan image anak manja yang cengeng. Ia harus bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, meskipun kakaknya sendiri. Bulan berusaha terlihat ceria, demi melupakan kesedihan mendalam tentang kedua orangtuanya. Terkadang Bulan merasa kehilangan, tetapi terkadang Bulan merasa bahwa kedua orangtuanya hanyalah bagian dari imajinasinya saja.

Tanpa Bulan sadari, ternyata sedari tadi Bintang memanggilnya dari bawah pohon yang ia duduki. Bulan tidak mendengar panggilan Bintang karena telinganya tersumbat oleh headset dan juga lagu yang di dengarnya dengan volume cukup kencang. Akhirnya Bintang memutuskan untuk memanjat pohon tersebut dan duduk persis di sebelah Bulan.

Bulan terkejut dengan kehadiran Bintang. Ia langsung melepaskan headsetnya dan menatap Bintang heran.

"Kok lo ada disini?"

Bukannya menjawab, Bintang malah mengambil headset milik Bulan dan memasang di telinganya.

Bulan kembali memasang headset di telinga kirinya, sementara headset yang satu lagi terpasang di telinga kanan Bintang. Persis ketika lagu milik Bryan Adams berjudul Heaven terputar dari playlist musik di ponselnya.

Lagu itu menjadi salah satu lagu favorit Bulan. Tak heran jika Bulan bisa mendengarnya hingga puluhan kali dalam sehari.

Tanpa sadar, mulut Bulan bergerak mengikuti alunan lagu di telinganya. Bintang terkejut mendengar Bulan bernyanyi. Suaranya berbeda sangat sangat jauh dengan suara Bulan yang sering ia dengar. Mungkin apa yang di katakan banyak orang ada benarnya. Seseorang yang memiliki suara melengking sebenarnya memiliki suara merdu yang hanya mereka perlihatkan ketika sedang bernyanyi, dan itulah yang Bintang dengar sekarang.

"...oh once in your life you find someone, who will turn your world around, bring you up when you're feelin' down. Nothin' could change what you mean to me, there's lots that i could say, but just hold me now, 'cause our love will light the way..."

Tangan Bintang langsung mengambil ponselnya yang berada di saku celana. Ia membuka aplikasi perekam suara dan merekam suara Bulan. Entah ia melakukan hal ini untuk apa, yang jelas ia menyukai suara Bulan ketika Bulan sedang bernyanyi. Merdu dan sangat menenangkan.

"Woy Bulan!"

Teriakan itu membuat Bulan menghentikan nyanyiannya dan segera Bintang juga menghentikan rekamannya. Bulan menoleh ke bawah dan mendapati Aster sedang berdiri sembari melipat kedua tangannya.

"Yee di cariin malah asik pacaran di atas pohon. Kayak gak ada tempat yang lebih high aja," cibir Aster kesal.

"Kan gue anti mainstream."

Bulan & Bintang [TELAH DITERBITKAN]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt