Lima

51.8K 5K 346
                                    

           

Sehari setelah insiden dimana Bulan mengalahkan Bintang dalam pertandingan yang diadakan Bintang, Bintang berusaha bersikap seperti biasa. Seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa antara dirinya dengan Bulan. Bahkan Bintang berharap, semoga teman-temannya tidak ada yang bertanya perihal kemarin di lapangan.

Tanpa Bintang sadari, dirinya menggeram kesal sembari menjambak frustasi rambutnya. Ia masih tidak habis fikir bagaimana dirinya kalah dari Bulan, si cewek pembuat onar yang saat ini sering kali menganggunya. Dan parahnya lagi, ia harus menjalin hubungan dengan Bulan karena kesombongannya yang menantang Bulan bertanding demi terbebas dari gadis tersebut.

"Woy Bintang!" ujar seseorang sembari menepuk bahu Bintang. Bintang sedikit terkejut namun tidak ia tampakan. "Diem-diem bae, udah sarapan belom?" tanya Langit menautkan alisnya dan dibalas putaran bola mata oleh Bintang. Tak lama kemudian, Galaxy dan Awan muncul dari arah depan dan menghampiri dirinya yang sedang bersama Langit.

"Tumben banget lo disini. Biasanya juga lo nungguin kasih tak sampai lo di depan kelas," ucap Awan kepada Langit.

Langit melirik ke arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. "Gue ramal, hari ini kekasih bayangan gue datang terlambat," Balasnya dengan gaya sok kegantengan.

"Ramal-ramal, mau niru gayanya Dilan? Gak cocok bego!" Cibir Galaxy.

Bintang hanya diam mendengarkan obrolan teman-temannya. Tetapi dalam hati ia bersyukur karena tak ada satupun dari temannya yang membahas apa yang terjadi di tengah lapangan kemarin. Meski begitu, Bintang belum bisa bernafas lega karena belum bertemu dengan Bulan dan mencoba untuk melakukan negosiasi seperti yang ada di fikirannya saat ini.

"Eh by the way.. gue mau nanya deh sama lo Tang," ucap Galaxy tiba-tiba membuat Bintang menoleh dengan raut datarnya.

"Apaan?"

"Gimana, lo berhasil ngebuat Bulan berhenti gangguin lo?"

Awan menjentikan jarinya dan menimpali. "Nah! Gue juga barusan mau nanya itu ke lo."

"Gue ramal, lo pasti kalah dan lo gagal ngebuat Bulan berhenti gangguin lo," sambar Langit membuat yang lain jengkel.

"Sekali lagi lo ngomong 'gue ramal-gue ramal' gue pastiin lo pulang sekolah gak pake celana dalam!" ancam Galaxy membuat Langit langsung mencibir kesal.

Bintang masih tak bersuara. Hari ini bagaikan mimpi buruk yang menjadi kenyataan untuk kelangsungan hidupnya. Mungkin ini adalah detik terakhir Bintang merasakan ketenangan dalam kesehariannya, sebelum Bulan datang dan menghancurkan segalanya.

"Pucuk dicinta, ulam pun tiba."

Mereka semua sontak menghadap kedepan dan melihat Aster dan Bulan yang berjalan degan raut wajah tanpa dosa, seperti biasanya. Tapi anehnya, Bulan malah mengumbar senyum selebar iklan pasta gigi hingga memperlihatkan deretan giginya yang hampir kering karena terkena angin sepanjang ia melangkahkan kaki.

Bintang langsung memandang Bulan sengit ketika mata Bulan bertabrakan dengannya. Bulan duduk manis persis di hadapan Bintang, membuat Bintang berdiri dan hendak meninggalkan kelas. Namun sayang, pergerakannya di hentikan oleh tangan Bulan yang menahan pergelangan tangan Bintang.

"Guys..." teriak Bulan membuat semua orang yang berada di kelas menoleh kearahnya. "Hari ini gue pengen ngasih tahu sesuatu ke kalian semua, tentang apa yang terjadi di lapangan kemarin setelah Bintang kalah tanding basket sama gue."

Galaxy menaikan sebelah alisnya. "Kalian berdua kenapa? perang lagi?" tanyanya menebak.

Bulan menggoyangkan jarinya lalu berkata, "salah. Ini lebih W O W dari perang, dan kalian semua pasti gak bakal nyangka hal ini terjadi." Sekali lagi Bulan menatap Bintang dengan senyum penuh kemenangan. Bagaimana tidak, Bintang kalah telak darinya, jelas saja itu membuat Bulan berada di atas awan sekarang.

Bulan & Bintang [TELAH DITERBITKAN]Where stories live. Discover now