Dua

78.7K 6.5K 593
                                    

Dengan santai, Bulan berjalan menyusuri koridor sembari bersenandung ria dan mengemut lollipop yang di pegangnya. Hari ini adalah hari terakhir MOS di sekolahnya, dan hari ini ia sama sekali belum membuat kekacauan. Paling tidak, dalam waktu beberapa jam kedepan, salah satu guru pasti akan mengejar dan menghukumnya. Itu adalah hal yang setiap hari Bulan lakukan di sekolah.

Sehari tanpa masalah itu berarti Bulan telah angkat kaki dari sekolah ini. Karena Bulanlah satu-satunya pembuat onar di SMA Antarnusa. Semua angkatan tahu, betapa rusuhnya Bulan. Bahkan guru-guru pun sampai angkat tangan dengan kelakuan Bulan yang super duper triple mega aneh bin ajaib. Bulan adalah spesies langkah, dan seharusnya Bulan di museumkan karena mungkin hanya ada 1 dari 10.000 orang yang sifatnya seperti Bulan.

"Kak Bulan!!" teriak segerombolan orang membuat Bulan menoleh dan mendapati adik-adik kelasnya yang masih menjalani MOS hari terakhir mulai mendekatinya dengan buku dan pulpen yang mereka pegang masing-masing.

"Shit! Kenapa dalam MOS harus ada tradisi peserta MOS nyari tanda tangan para pengurus osis?" umpatnya hendak kabur dari para adik kelasnya.

Sayangnya, ketika ia hendak mengambil ancang-ancang untuk lari, segerombolan adik kelasnya itu terlebih dahulu mengepungnya hingga ia berada di tengah-tengah seperti seorang maling motor yang tercyduk warga.

"Kak minta tanda tangannya dong,"

"Jabatan Kakak apa? waketos? Bendahara? Sekertaris? Sekbid 1 2 3?"

"Nama lengkap Kakak apaan? Bulan setengah? Bulan sabit? Bulan purnama?"

"Kakak kelas 12 apa?"

"Kak"

"Kak"

"Kak"

Sahutan demi sahutan itu membuat kepala Bulan berdenyut sakit. Bulan mulai terlihat frustasi karena aksi artis dadakan yang membuatnya sesak nafas, ia harus memutar otak dan mencari cara agar bisa lolos dari segerombolan adik kelasnya ini.

"Itu ada Nebula!" teriaknya menunjuk kesembarang arah. "Tanda tangan Nebula lebih penting dari tanda tangan gue," ucapnya sukses membuat menoleh serempak, dan Bulan pun langsung menunduk seraya keluar dari kerumunan yang membuatnya gerah itu.

Bulan pun langsung berlari sekuat tenaga sebelum para adik kelasnya itu sadar bahwa Bulan baru saja membohongi mereka. Ia menoleh kesana kemari untuk mencari tempat teraman agar tidak ada satupun orang yang bertemu dengannya. Akhirnya ia memutuskan untuk berbelok menuju laboraturium sekolah dan bersembunyi disana.

Dari balik pintu, Bulan bersandar, mencoba berbaur dengan tembok di sekitarnya sembari merapalkan kalimat sembarangan sebagai doa untuk mengusir para adik kelasnya. Matanya terpejam kuat ketika mendengar suara gaduh di depan ruangan, dan menghela nafas lega ketika suara langkah kaki segeromboloan itu mulai menghilang dari pendengarannya.

Kakinya melemas dan langsung meluruh ke lantai. Dipastikan Bulan pasti akan mengomel pada Nebula karena menyertakan hal macam ini ke dalam MOS. Meski hal ini memang sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun di setiap sekolah.

Setelah tenaganya terkumpul kembali, Bulan berdiri dan hendak membuka pintu. Tetapi pintu itu terlebih dahulu terbuka dan menghantam keningnya. Kontan saja Bulan meringis kesakitan dan langsung memukul pintu itu.

Bulan & Bintang [TELAH DITERBITKAN]Where stories live. Discover now