Dua Puluh Dua

18.5K 2.1K 272
                                    

Aster tak sengaja menyemburkan minuman yang baru saja masuk ke mulutnya setelah mendengar perkataan Bulan yang begitu mengejutkan. Bahkan karena terlalu kaget, Aster sampai terbatuk dan membuat Bulan harus menepuk punggung Aster berulang kali.

"Sumpah demi apa lo?!" teriak Aster setelah berhasil menghilangkan batuknya. "Gak percaya gue. Pasti lo ngarang cerita kan?!"

Bulan memutar bola matanya kesal karena Aster tak kunjung percaya. "Sumpah, Bintang beneran ngomong kayak gitu ke gue dengan muka polosnya dia. Gemes banget tau gak!"

"Halu lo, Lan." Aster tidak percaya bahwa Bintang meminta maaf kepada Bulan dengan tampang polos, seperti yang sering muncul dalam adegan di sinetron ataupun film yang Aster tonton. Itu adalah sebuah keajaiban, karena setahu Aster, Bintang tidak mau berhubungan dengan wanita manapun selain keluarga Bintang sendiri. Apalagi sampai meminta maaf kepada Bulan. Benar-benar tidak masuk akal.

"Bagian lo cerita kalau lo ketemu Antariksa di Singapura, gue percaya. Tapi kalau lo bilang Bintang minta maaf ke lo dan terus ngelakuin hal yang so sweet ke lo, gue sama sekali gak...."

Bulan langsung memperlihatkan layar ponselnya ke hadapan Aster. Otomatis Aster membaca kata demi kata yang tertera dalam pesan tersebut.

"Serius lo?" ucap Aster melongo semakin tak percaya dan Bulan hanya menganggukan kepala, lalu menaruh kembali ponsel tersebut keatas meja.

"Masih gak percaya?"

Aster menggelengkan kepala dengan begitu kuat. Ini semua terasa seperti mimpi di siang bolong. Aster tak menyangka bahwa Bintang benar-benar melakukan hal tersebut kepada sahabatnya, orang yang sangat begitu menyukai Bintang. Aster yakin, perasaan Bulan kepada Bintang semakin dalam dan ada kemungkinan bahwa Bintang memiliki perasaan yang sama terhadap Bulan.

Saat ini, Aster berharap Galaxy akan melakukan hal sama seperti yang dilakukan Bintang kepada Bulan. Aster sudah sekuat tenaga mencoba untuk meluluhkan hati Galaxy, dan itu adalah satu-satunya harapan. Semoga ia bisa bernasib sama seperti sahabatnya.

"Gak nyangka, Bintang bisa sweet kayak gitu," ucap Bulan bertopang dagu sembari membayangkan wajah Bintang. Membayangkan ketika Bintang datang menghampirinya lalu meminta maaf. Bagi Bulan, itu adalah hal paling termanis yang pernah terjadi selama hidupnya. Tidak pernah Bulan merasakan hal aneh yang ada di dalam dirinya sekarang. Jantungnya sering berdebar kencang dan ia merasa banyak kupu-kupu yang terbang kesana kemari di dalam perutnya.

"Tapi lo yakin Bintang tulus ngomong gitu ke lo? Bukan karena di paksa Mentari?" tanya Aster menghancurkan imajinasi Bulan yang sudah kelewat indah.

Bulan mendengus. "Yakin sepuluh ribu persen kalau Bintang tulus minta maaf ke gue. Bukan karena di paksa Mentari atau siapapun. Lagian, kalau dipaksa Mentari juga gue bodo amat. Kan gue mau buktiin kalau gue bisa dapatin hatinya Bintang. Ya meski gue terpaksa buat Mentari sakit hati."

"Gue cuma takut kejadian kayak dulu ke ulang lagi. Apalagi lo sering liat kan kalau si Mentari itu kelihatan banget pengen dekatin Bintang."

"Makanya, tugas lo sebagai sahabat gue itu, lo harus bantuin gue jadian sama Bintang biar gak di tikung sama Mentari. Pasti bakalan gue bantuin juga kok, supaya lo bisa dapatin hatinya Galaxy."

Aster hanya bisa menghela nafas dan memasang wajah lemas sembari menyeruput kembali minumannya yang sisa setengah.

Desas-desus yang di dengar Aster dari teman seangkatan ataupun adik kelasnya yang kenal dengan Galaxy, Galaxy bersikap cuek kepada Aster karena Galaxy menyukai seseorang sejak dulu. Entah siapa, Aster belum menemukan jawabannya. Sebab itu Galaxy selalu mengabaikan seluruh perlakuan Aster yang mencoba mencuri perhatian Galaxy. Meski pada akhirnya selalu berakhir dengan kegagalan.

Bulan & Bintang [TELAH DITERBITKAN]Where stories live. Discover now