Cerita masa lalu

54.1K 1.2K 9
                                    


Sesampainya Gladia dirumah.

"Aku pulang." Ucap Gladis lemah. Badannya letih setelah kejadiaan yang menimpanya tadi. Ia sangat takut jika kakak dan cicinya mengetahui keadaan seperti ini.

"Darimana saja kamu"suara baritone nan tajam membuat bulu kuduk Gladis merinding. Ia tidak sadar kalau kakak nya duduk di sana. Ia hanya bisa mematung tidak sanggup untuk melihat kakaknya itu.

"Jawab kakak DARIMANA SAJA KAMU"bentak kakaknya sangat marah. Terlihat jelas di matanya kilatan amarah yang memuncak.

"Anu..kak a-aku ta-tadi pergi kerumah teman ku kak." Ucapky tergagap menjawab pertanyaan kakakku sambil berbohong. Ia menghempaskan korannya dan berdiri didepanku.

"Oh ya? Kerumah temanmu yang mana? Aku sudah mwncarimu kesemua rumah temanmu. Nah sekarang temanmu yang mana hah? Jangan bohongi kakakmu ini dis. JAWAB KEMANA KAMU??" Teriak kakakku marah. Aku terkejut mendengar ucapan kakak. Tiba tiba ciciku-kakak perempuanku-sudah keluar dari kamarnya sambil tersenyum sinis.

"Ternyata adik kesayanganmu ini sudah pintar berbohong ya kak." Ucap ciciku sambil menghampiri kami. Tiba tiba penglihatanku kunang kunang. Kepalaku sangat sakit. Aku linglung. Badanku roboh begitu saja. Untung kakakku dengan sigap menopang badanku. Sebelum pandangan ku gelap, cici sempat berteriak. Setelah itu semua nya gelap.

~~~
Kepalaku sangat sakit ketika aku bangun. Ku paksakan untuk duduk melihat kesekelilingku. Pakaianku sudah berganti dengan piyama tidurku. Aku merasa lega karena pakaianku sudah tidak gerah lagi. Tapi tunggu..seingatku aku tidak menukar pakaian seragamku sebelum tidur tadi. Berarti seseoranglah yang mengganti seragamku. Disaat sedang berfikir, seseorang membuka pintu kamarku. Ia membawa nampan berisi makanan. Ia cici. Entah kenapa pandangan cici berubah sendu. Tidak mungkin kan ia selesai menonton  telenovela.

"Nih gue bawain makanan. Lo habisin ya"

"Hmm baiklah." Aku melahap makanan yang di bawa cici. Keadaan berubah menjadi sunyi. Di sela sela acara makanku aku bertanya dengan ragu ragu.

"Ngg.. Cici,yang ganti baju aku cici ya?" Ucapku pelan dengan takut takut. Yang ditanya hanya menoleh sebentar. Ia memainkan selimut yang aku pakai.

"Lalu siapa lagi kalau bukan gue" ucapnya datar. Aku terkejut mendengar jawaban dari Cici. Aku takut dia akan marah. Suara pintu terbuka membuat kami menoleh. Kakakku. Ia masuk ke dalam kamarku dengan pandangan sulit di artikan. Pasti mereka sudah tau apa yang terjadi padaku. Aku hanya menunduk tidak sanggup melihat mata kakakku.

"Ica keluar sebentar. Kakak mau ngomong dengan adis" perintah kakakku menyuruh cici keluar. Aku takut sehingga reflek aku menggenggam tangan cici memasang wajah memohon supaya tetap bersamaku.

"Ica sekarang juga keluar." Kakakku memberi perintah dengan cukup tajam membuat aku segera melepaskan genggamanku terhadap cici. Sebelum cici jeluar,ia sempat menoleh padaku dan akhirnya keluar. Aku tetap bertahan menunduk tidak kuat melihat wajah kakakku.

"Adis tegakkan kepalamu." Aku yang takut tidak mengiyakan kata kakakku. Masih tetap menunduk.

"GLADIS TEGAKKAN KEPALAMU" aku segera meneggakkan kepalaku dan langsung menatap mata kak adit. Ada perasaan terluka, kecewa , marah ,dan sedih yang bersatu dalam mata indah kak adit. Aku menangis. Ntah kenapa air mataku keluar begitu saja. Aku menangis tersedu sedu. Kak adit mendekat. Ia mengangkat tangannya. Aku memejamkan mataku siap menerima tamparan kak adit. Tapi yang kurasakan hanyalah hangat pada tubuhku. Kak adit memelukku. Aku sangat kaget.

"Maafkan kakakmu yang bodoh ini dis. Kakak nggak bisa melindungi kamu dari perlakuan bejat seprti itu. Maafkan kakak." Tangisan ku tambah kencang mendengar ucapan kakakku. Aku menangis sejadi jadinya di pelukan kakakku. Sampai akhirnya aku puas menangis. Aku melepaskan pelukanku. Ku hapus air mataku kasar.

"Bukan..ini bukan salah kakak. Ini salahku. Aku yang bodoh mau menerima tipuan dari lelaki bejat Mahesa yang satu itu. Aku yang salah kak." Aku yang tak sadar dengan ucapanku membuat perubahan ekspresi wajah kakakku. Ia marah. Terlihat dari wajahnya. Kebodohanku membuat kakakku dikuasai kemarahan.

"Jadi Dirga yang melakukan ini padamu." Ucapan kakak membuat aku mati kutu. Kakakku akan melakukan apapun demi membalaskan amarahnya.

BERSAMBUNG
~~~~

Maaf ya kalau kepanjangan flashbacknya. Ini mwnceritakan penyebab Dirga dan Gladis menikah. Maaf kalau ada typo. Dan jangan lupa vote+comment+share nya ya...
Thank you...

Nikah Muda (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang