Berikan adik mommy..

37.2K 764 3
                                    

Hai...yang diatas itu adalah gambarannya Gabriel umur 7 tahun. Nggak tau namanya siapa. Cuma nyolong dari google. Dilanjut ya bacanya...

"Mommy daddy aku mau adik perempuan" ucapan tersebut mampu membuat Dirga yang sedang makan tersedak makanannya sendiri. Gladis menuangkan air ke gelas suaminya tersebut. Sontak membuat semua orang yang ada di meja makan tertawa terbahak bahak melihat ekspresi dari suami istri tersebut. Gladis menghampiri anaknya yang sudah rapi dengan pakaian sekolahnya tersebut.

"Kok kamu tiba tiba bilang gitu sayang? Kamu kesepian hmm?" Ucap Gladis lembut sambil mengambilkan makanan untuk anaknya.

"Iya habisnya kemaren waktu nunggu daddy jemput aku liat temenku Keira dibeliin permen sama kakaknya." Ujar Gabriel cemberut.

"Loh kamu juga mau dibeliin permen? Kan ada uncle yang selalu beliin permen." Kali ini Reihan yang menjawab.

"Bukan masalah itu uncle."

"Loh terus karena apa?" Tanya Gladis bingung dengan sikap anaknya saat ini.

"Aku mau aku yang beliin permen untuk adeknya mom. Aku juga mau lindungin adek aku mom,dad." Alasan Gabriel membuat semua yang ada disana tersenyum. Anak yang sangat jenius menuruni sifat ibunya.

"Tapi el kamu harus nunggu dulu sampai adek kamu nanti bisa makan permen. Nggak semudah itu sayang." Jawab Dirga sambil mengelus rambut anaknya tersebut.

"Wah Jun,Rei bentar lagi kita akan dapat keponakan baru nih." Goda Dimas membuat pipi Gladis dihujani rona merah. Memang sejak kehadiran Gabriel merubah sikap keras Dimas menjadi menyebalkan seperti Arjuna. Bagi Dimas melihat sifat Gladis sama seperti mamanya dulu.

"Ya daddy el tau kok kalau el harus nunggu. Tapi jangan terlalu lama. El juga mau seperti mereka." Ujar Gabriel sambil mengerjapkan mata keturunan dari ibunya tersebut. Dirga tersenyum dan menyuruh anaknya segera bergegas. Dirga berbisik tepat ketelinga Gladis.

"Kita akan buat malam ini honey. Jadi bersiap lah nanti malam." Bisiknya yang sukses membuat Gladis merinding sekaligus blushing. Gladis mencubit pinggang Dirga dengan keras membuat Dirga memekik kesakitan. Bukannya iba Dimas malah menertawakannya. Membuat Gabriel juga ikut menertawakan daddynya.

"Aduh dad jangan godain mommy di meja makan. Nanti aja dikamar." Goda Gabriel menahan tawa yang dihadiahi tatapan melotot dari Gladis.

"Sayang kamu ya yang ngajarin anak kita sampai bicara seperti itu hmm." Ucap Gladis lembut namun mematikan sambil mengelus pinggang Dirga yang dicubitnya tadi. Membuat Dirga mengucurkan keringat dingin.

"Ngg..nggak kok yank. Aku nggak ngajarin anak kita yang nggak nggak kok yank." Ucap Dirga menahan ketakutan.

"Oh ya?" Lalu setelah itu menyusul jeritan kesakitan dari mulut Dirga.

Suasana dimeja makan yang meriah tak lama karena mengingat waktu mereka. Gladis mengambilkan tas anaknya sekaligus tas suaminya walau dia masih kesal. Ia menyandangkan tas hitam kepundak anaknya dan memberikan tas jinjing ke suaminya. Dirga tersenyum melihat wajah cemberut istri tercintanya itu.

"Jangan gini dong yank. Nanti aku nggak konsen loh kerjanya." Ujar Dirga sambil mencium kening istrinya. Gladis hanya mendengus.

"Ia mommy ku sayang. Jangan cemberut dong. Kan wajah mommy jadi nggak cantik lagi kalau cemberut. Ya kan daddy." Ucap Gabriel yang dibalas cekikikan dari Dirga. Mau tak mau membuat Gladis tersenyum melihat tingkah anaknya tersebut yang sama dengan ayahnya. Like father like son. Sehingga Gladis menghadiahkan kecupan ringan dikedua pipi orang yang ia sangat ia cintai itu.

"Ya udah mommy nggak cemberut lagi. Udah cantik kan." Ujar Gladis sambil tersenyum. Gabriel dan Dirga mengacungkan jari jempol mereka.

"Iya. Ayank cantik kok dalam ekspresi apapun. Ya kan el." Gabriel mengangguk mengiyakan ucapan ayahnya tersebut.

"Kecuali kalau lagi nangis." Ucap mereka serempak. Memang sangat mirip deh pasangan anak ayah tersebut.

"Ya udah kalian berangkat gih. Nanti telat loh." Ujar Gladis mengingatkan mereka. Mereka mengangguk dan pamit untuk pergi melaksanakan kegiatan masing masing.
~~~~

"Duh mommy kok lama banget sih. Aku kan udah laper." Umpatan kesal keluar dari anak berumur 7 tahun tersebut karena keterlambatan mommynya. Tak lama setelah mengumpat datang seorang wanita cantik menghampirinya. Ia memasang wajah cemberut.

"Aduh mommy. Kok lama. Aku udah laper nih. Perut aku udah nyanyi nyanyi sejak tadi minta makan." Ucap nya kesal membuat Gladis merasa bersalah.

"Duh maaf ya sayang. Tadi mom nyiapin makanan siang untuk kita makan di kantor daddy. El mau kan makan di kantor daddy?" Mendengar ucapan mommy nya, sontak membuat Gabriel melonjak lonjak girang.

"Yee El mau mom. Ayo kita berangkat sekarang mom." Ujar Gabriel girang sambil menarik narik tangan ibunya girang. Gladis hanya bisa tersenyum melihat tingkah gemas anaknya tersebut. Segera saja mereka menstop taxi dan pergi menuju kantor perusahaan Dirga.
~~~~
Sesampainya didalam lobby, langsung saja seorang pegawai bagian resepsionis.

"Maaf mbak ada yang bisa saya bantu." Ucap pegawai itu ramah.

"Saya ingin bertemu dengan Dirga. Apa dia ada di ruangannya?"

"Oh ya ada. Biar saya hubungi dulu."
Sambil menunggu ia merapikan rok kembang diatas lutut bewarna hitam dengan motif kucing yang dipadukan dengan kaus putih yang bertulis 'mama muda'.

"Dengan nama siapa mbak?" Tanya pegawai tersebut mengagetkan Gladis.

"Dengan istrinya." Pegawai tersebut mengangguk dan melanjutkan percakapannya. Setelah itu ia meletakkan kembali telepon tersebut.

"Silahkan masuk mbak. Katanya beliau sangat menunggu mbak." Ujar pegawai tersebut sambil tersenyum manis. Gladis membalas senyuman tersebut dan langsung pergi menuju ruangan suaminya.

Setelah sampai didepan pintu ruangan suaminya, ia kembali memerhatikan penampilannya dan minta pendapat pada anaknya melewati isyarat. Gabriel hanya menganggukkan kepalanya. Langsung mereka membuka pintu ruangan tersebut dan melihat Dirga yang berkutat dengan laporannya.
Sehingga ia tak menyadari kalau Gladis dan Gabriel sudah berada  didalam ruangan tersebut. Gabriel mengendap ngendap ingin mengejutkan daddynya. Sedangkan Gladis? Juga ikutan.

"Daddy"
"Dirga"
Ujar mereka serempak yang membuat Dirga kaget bukan main. Gladis memeluk kepala Dirga dari belakang dan Gabriel memeluk kakinya. Dirga mencoba menetralkan nafasnya kembali. Dirga langsung mengangkat anaknya kepangkuannya dan menuntun Gladis untuk berada disampingnya.

"Hei kalian mengagetkanku saja. Hampir saja aku jantungan." Ujarnya sambil memerhatikan pelaku kejahilan tadi. Sedangkan yang diperhatikan hanya nyengir dengan memasang watados-wajah tanpa dosa-mereka. Sehingga membuat Dirga mencubit gemas pipi istri dan anaknya itu.

"Oh ya dad, mommy bawain makanan loh. Kita makan dulu yuk dad. El udah laper nih." Melihat gelagat anaknya membuat Dirga dan Gladis tersenyum mengiyakan. Gladis mengeluarkan makanan yang ia bawa dan menyiapkannya. Mereka memakan makanan mereka disertai canda tawa. Setelah selesai, Gladis membereskan perlengkapan makan. Sedangkan Dirga menidurkan Gabriel yang tertidur setelah capek berciloteh tentang sekolahnya.

"Ga aku pulang dulu ya. Nanti Gabriel jangan lupa  loh. Nanti keasyikan kerja lupa sama anak sendiri." Ucap Gladis sambil menghampiri tempat Gabriel tertidur pulas dan mencium pipi anaknya. Ia berdiri dan menatap mata suaminya.

"Iya yank. Jangan khawatir. Walau sibuk aku tetep inget anak kok. Hati hati ya di jalan." Ujarnya mencium kening istrinya. Gladis mengangguk dan tersenyum. Sebelum ia melangkah keluar, suara Dirga menghentikan langkahnya.

"Oh ya yank, jangan lupa ya ntar malam siapin diri." Goda Dirga yang membuat Gladis blushing. Segera ia tinggalkan ruangan tersebut. Sedangkan Dirga hanya menyeringai.

"Bersiaplah untuk malam ini my waifu". Batin Dirga menyeringai setan.
~~

Nikah Muda (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang