melahirkan..

39.3K 806 36
                                    


Vino menutup mulutnya. Seorang wanita hamil terkapar ditengah jalan. Rambut panjangnya menutupi wajahnya. Vino tak berani melihat lebih jauh. Para pengungjung kebun binatang tersebut membopong wanita yang tak sadarkan diri. Sedangkan Vino hanya membatu. Tiba tiba ada yang memegang bahunya.

"Vin, ada apa? Kok tegang gitu?" Vino membalikkan tubuhnya dan memeluk Gladis yang tengah menyedot es dawetnya.  Gladis yang sedang meminum minumannya jadi kaget karena pelukan Vino yang tiba tiba. Sedangkan Vino memeluknya erat.

"Vin, kenapa? Kok kayaknya kamu khawatir? Ada apa?" Tanya Gladis lembut sambil menyodorkan esnya kearah Vino. Vino meminumnya dan mengaitkan jarinya pada jari Gladis yang terasa kecil baginya. Ia mengecup punggung tangan Gladis dan membawanya pergi. Membuat Gladis bingung akan sikap suaminya tersebut.

"Vin, kenapa? Kok kamu aneh ya?" Vino menggeleng dan tersenyum menatap istrinya. Mungkin itu hanya gerakan spontan karena perasaan leganya. Hampir saja jantungnya copot ketika melihat wanita hamil yang tertabrak tadi. Ia membayangkan jika saja Gladis yang berada diposisi wanita itu, pasti ia tidak akan memaafkan dirinya. Mereka sampai ditempat mereka berkumpul dan mendapati Vera yang memasang wajah cemas. Ia sedang ditenangkan oleh Lian dan Vannesa. Sedangkan Bella dan Bastian menenangkan Dio yang menangis sesegukkan. Gladis bingung apa yang terjadi pada mereka. Ia pun menghampiri mereka dan duduk didepan Vera yang sedang memejamkan matanya sambil mulutnya komat kamit nggak jelas.

"Ma,mama kenapa?" Vera membuka matanya dan mendapati Gladis yang memandangnya bingung. Vera langsung terlonjak dan memeluk menantunya tersebut.

"Yatuhan, syukurlah kamu nggak papa." Gladis menatap mereka bingung.

"Emang kenapa ma? Gladis nggak papa kok." Ucap Gladis mengambil alih Dio dari Bastian.

"Tadi ada kecelakaan. Mama kira yang kecelakaan kamu. Tapi syukurlah kamu nggak papa." Ujar Vera sambil memasang senyum lega. Gladis hanya ber oh ria dan menatap suaminya.

"Mommy, Chalven laper." Chalven memegangi perutnya dan menatap Gladis sambil cemberut. Membuat semua yang ada disana tertawa melihat tingkah lucu Chalven. Para perempuan pun mengeluarkan makanan yang mereka bawa dan memakannya dengan sesekali bersenda gurau.
~~~

Vino menggendong Dio ketika mereka sudah sampai dirumah utama. Vino dan kakaknya memetuskan akan menginap dirumah Vera karena sudah malam. Mereka pun menuju kamar masing masing setelah berbincang bincang sedikit.

"Dad, kami mau tidur berempat. Boleh ya sama Dio juga." Izin Gabriel ketika mommy akan memasuki kamarnya. Gladis tersenyum dan mengangguk. Ia pun menuntun anak anaknya menuju kamar yang ada disebelehnya. Setelah dirasa anak anaknya sudah tidur, iapun menuju kamarnya dan mendapati suaminya yang sedang berdiri dibalkon.

"Vin, kok belum tidur?" Tanya Gladis ketika ia sudah berada disamping suaminya. Vino membawa Gladis kedalam pelukannya dan menciumi rambut istrinya.

"Aku nungguin kamu. Anak anak udah tidur?" Gladis hanya menggumam sambil mengusap tangan suaminya yang berada diperutnya. Ia merasakan pergerakan diperutnya. Vino yang ikut merasakan itu berlutut didepan istrinya.

"Kok anak daddy belum tidur? Masih mau ngomong sama daddy ya? Kalian kangen daddy ya?" Gladis hanya tersenyum melihat Vino yang asyik ngomong sama perutnya. Dan ajaibnya, setiap omongan Vino pasti direspon oleh bayi yang ada didalam kandungannya.

"Udah ya ngomongnya, mommy udah capek tuh berdiri terus. Kita lanjutin besok ya." Vino mengecup perut istrinya dan berdiri. Ia menatap istrinya penuh sayang. Ia pun menuntun istri menuju ranjang mereka. Akhirnya mereka terlelap dengan posisi yang saling memeluk.
~~~

Pagi hari mereka dihebohkan dengan teriakan Gladis dari arah kamar. Vino yang akan menuju meja makan segera berlari menuju kamarnya. Ia dapati istrinya yang sedang memegangi perutnya dengan darah yang mengalir di kakinya. Vino berlari menghampiri istrinya dan menggendong Gladis. Ia berteriak memanggil Bastian untuk menyiapkan mobil. Semua orang kalang kabut melihat Gladis yang kesakitan. Vino juga terlihat panik dan langsung masuk kedalam mobil ketika Bastian menyuruh Vino untuk masuk kemobil. Sultan juga menyiapkan mobil untuk menyusul mobil Bastian. Vera, Vannesa dan Lian pun memasuki mobil tersebut. Sedangkan Bella menemani anak anak dirumah.

Mobil yang dikendarai Bastian berhenti didepan rumah sakit bersalin. Vino langsung ngebut lari sambil menggendong istrinya. Seorang suster membawa brankar dan membantu Vino menidurkan Gladis. Ia terus menggenggam tangan Gladis. Mereka pun memasuki ruangan khusus melahirkan.

Sementara itu, rombongan Vera baru sampai dirumah sakit. Vannesa yang melihat Vino memasuki sebuah ruangan pun berlari menuju temapat tersebut. Disusul dengan yang lainnya. Lama mereka menunggu hingga akhirnya suara tangisan bayi membuat mereka lega. Tak lama Vino keluar dengan air mata kebahagian dan memeluk mamanya.

"Ma, aku sudah jadi ayah ma. Ayah dari anak kandungku ma." Vera hanya tersenyum dan mengangguk. Ia juga merasa bahagi karena memiliki cucu lagi. Apalagi mereka kembar. Tak lama dokter keluar dengan mengukir senyum.

"Sekali lagi selamat ya pak. Saya permisi." Ucap dokter tersebut. Vino hanya mengangguk seraya mengucapkan terima kasih. Vera dan Lian pun memasuki ruangan Gladis dan mendapati Gladis yang sedang menimang nimang bayinya.

"Syukurlah kalian selamat. Cucu mama mana? Mama mau gendong." Gladis tersenyum dan memberikan bayi perempuan kearah mama mertuanya. Vera menerima bayi tersebut dengan sangat hati hati. Ia pun tersenyum senang sambil sesekali menciumi bayi yang masih merah itu. Tak lama, yang lain juga ikut masuk sambil berebut melihat bayi Gladis.

"Oh ya sayang, bayi perempuanny diberi nama siapa?" Tanya Vera menoleh kearah Gladis.

"Kalo yang cewe namanya Vina Putri Anggara." Jawab Gladis

"Kalo yang cowo, namanya Gideon Putra Anggara." Sambung Vino sambil memasang senyum. Mereka semua memasang wajah bahagia.

"Oh ya Vin, telponin Bella ya. Suruh bawa anak anak kesini." Pinta Gladis yang dijawab anggukan oleh Vino. Ia pun mengeluarkan ponselnya dan menelpon adik bungsunya tersebut.

Tak lama, Bella datang dengan menggendong anak Vannesa yang masih berumur satu tahun. Ia sudah seperti baby sister karena anak anak yang mengelilinginya. Namun ia fak sendiri karena seorang laki laki berdiri disampingnya.

"Loh, kamu kapan balik dari Jepang?' Tanya Vera yang masih menggendong anak perempuan Gladis.

"Kemaren kaa-san. Liburannya udah habis." Ucap Reiji-pacar Bella- sambil memasang cengirannya. Ia yang sudah fasih berbicara bahasa Indonesia lenih mudah bergaul dengan keluarga pacarnya.

Sedangkan Gabriel naik keatas ranjang mommynya dan memeluk Gladis erat.

"Aku bener kan mom, suatu saat kita akan bahagia. Dan ini saatnya." Gladis mengangguk dan membelai kepala anak sulungnya. Ia sekarang sangat bersyukur, memiliki keluarga yang menyayanginya. Suaminya, mama mertuanya, kakak dan adik iparnya. Dan tentu saja para malaikat kecilnya. Tak ada yang bisa diucapkannya selain terima kasih kepada Yang Maha Esa atas kebahagian yang diberikan-Nya.

The end.....

-Kadang, hidup dipenuhi oleh cobaan. Tapi yakin lah kalau Allah punya rencana baik bagi kita- author nikah muda.

Nikah Muda (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang