Ngidam

35.6K 864 3
                                    


Ketika sedang asik berbicara dengan Cicinya, ponsel Gladis berdering menandakan ada pesan masuk. Ia segera mengecek dari siapa pesan tersebut. Gladis tersenyum melihat nama yang tercantum di layar ponselnya.

From: my husband
To: my wife
        Hati hati dirumah ya lovely. Jaga dirimu dan calon baby kita. Aishiteru honey ^3^.
Gladis tersenyum membaca pesan singkat dari Dirga. Dirga memang bisa membuat pipinya memanas. Untung Cicinya tidak memperhatikannya. Ia segera mengetik sebuah pesan untuk membalas pesan dari Dirga

From: my wife
To:my husband
         Iya my husband. Aku disini tidak sendirian kok. Ada cici yang nemenin. Belajar yang rajin ya sayang. Aishiteru yo.
Gladis mengirim pesan tersebut. Ia tersenyum sendiri mengingat pesan singkat dari Dirga. Ia meletakkan ponselnya disampingnya.

"Ci aku mau makan ikan deh ci." Ucap sambil ileran mengingat makanan yang ia inginkan.

"Lo mau ikan? Emang di kulkas nggak ada?"

"Nggak ada Ci. Kita ke supermarket aja yuk. Bosen nih dirumah."

"Ya ya terserah lo deh." Gladis segera melonjak kegirangan. Sedangkan Desyca melotot ke arah Gladis. Gladis yang dipelototin begitu langsung diam. Ia lupa lagi. Segera ia beranjak kekamarnya sambil nyengir kuda kearah Desyca. Ia akan bersiap untuk pergi ke supermarket. Ia menggunakan kemeja soft blue dan jeans hitam dan menggeraikan rambut hitam panjangnya. Ia menyandang tas kecil. Tak lupa juga ia memoleskan bedak tabur dan liploss di bibir tipisnya supaya tidak terlihat kering. Setelah selesai ia segera menuju lantai bawah menemui Cicinya dan segera mereka berangkat menggunakan taxi.

~~~~~

Di tempat lain.

Dirga merasa ada yang beda hari. Biasanya saat ini ia hanya fokus menatap Gladis dari belakang. Sampai sampai ia tidak memerhatikan pelajaran. Memang ia termasuk pintar. Walau masih pintaran Gladis sih. Ia menatap cincin pernikahan mereka. Mungkin ini bisa menahan rindunya. Hah baru sehari tidak melihatmu membuat ku rindu Dis. Batin nya berbicara.

Deg

Dirga merasakan perasaan tak enak namun segera ditepisnya. Ia harus fokus belajar mengingat ia yang akan menggantikan posisi kak Dimas.

Ditempat lain

Gladis sedang memilih milih ikan yang akan di belinya. Banyak pilihannya namun ia harus berhemat untuk proses persalinannya nanti. Ia dan Dirga sudah sepakat bahwa mereka akan membayar sendiri sewaktu dia melahirkan nanti. Walau keluarga Mahesa adalah keluarga terpandang , namun mereka ingin menanggung tanggung jawab mereka.

"Hmm yang ini atau yang ini ya? Gladis menimbang nimbang. Akhirnya ia memilih ikan tuna. Ia meminta pegawai yang ada disana untuk mengambilkan ikan tersebut. Setelah selesai ia menyusul Cicinya di tempat buah buahan dan sayuran.

Setelah sampai di bagian buah buahan, Gladis segera menghampiri Cicinya yang sudah membayar belanjaannya. Mereka melangkahkan kaki mereka keluar dari supermarket tersebut. Namun tiba tiba Gladis merintih sambil memegangi kepalanya. Sontak membuat Desyca menoleh padanya dan memasang wajah panik.

"Lo nggak papa Dis" belum sempat Gladis menjawab, ia sudah tak sadarkan diri. Membuat Desyca panik meminta pertolongan. Seorang pemuda datang menawarkan pertolongan yang langsung disetujui oleh Desyca. Ia segera menstop taxi dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pemuda yang sudah menolongnya tersebut. Ia menyuruh supir taxi tersebut menuju rumah sakit. Segera saja supir taxi tersebut menancap gas menuju rumah sakit.
~~~
Dirga berlari di lorong rumah sakit. Setelah mendapat kabar dari Cicinya Gladis bahwa istrinya masuk rumah sakit ia langsung minta izin pada guru piket dan langsung menuju ruangan tempat istrinya berada. Dengan tergesa ia membuka pintu ruangan tersebut dan mendapati istrinya sedang tertidur lelap yang ditemani cicinya.

"Bagaimana keadaannya? Apa yang dikatakan dokter kak?" Ucap Dirga sambil berjalan mendekati ranjang tempat Adis tertidur.

"Kata dokter ia hanya kecapekan. Tadi ia minta beli ikan dan kami pergi ke supermarket. Dan tiba tiba dia pingsan. Oh ya lo jagain Gladis ya. Gue ada kuliah nih." Ucap Desyca sambil pergi begitu saja. Mungkin dia lagi terburu buru. Aku hanya mengangguk dan menoleh pada wajah istrinya. Wajah Adis begitu damai ketika tertidur. Ia mengambil kursi dan mengelus sayang rambut Adis. Ia sangat menyukai rambut hitam panjang milik istrinya ini. Saat asyik mengamati wajah istrinya, Gladis membuka matanya. Ia mengerjap ngerjapkan mata bulatnya. Dirga mencium kening istrinya. Wajahnya memasang wajah kesal.

"Kan sudahku bilang Dis. Kamu harus banyak istirahat." Ucap Dirga kesal. Gladis hanya menundukkan kepalanya. Entah kenapa ia lebih mudah menangis hari ini. Contohnya saja sekarang. Baru kalimat itu yang keluar dari mulut Dirga membuat Gladis mengeluarkan air matanya.

"Hiks..aku cuma mau beli ikan..hiks." perkataan Gladis membuat Dirga merasa bersalah. Lagi lagi ia membuat istrinya menangis walau tujuanny baik.

"Maafkan aku. Aku hanya tidak ingin terjadi apa apa pada dirimu dan calon bayi kita. Lain kali kalau kamu menginginkan sesuatu, bilang aja pada ku atau cici mu. Jadi kamu nggak perlu capek capek ya sayang." Ucap Dirga sembari mencium kening istrinya kembali. Gladis mendongakkan kepalanya menatap langsung mata suaminya.

"Maafkan aku Ga. Aku seharusnya mendengarkan perkataanmu. Aku janji akan menuruti perkataanmu." Ujar Adis sambil mengacungkan jari kelingkingnya. Dirga mengaitkan jari kelingking mereka. Lalu mereka sama sama tersenyum.

BERSAMBUNG

Hy thank you sudah membaca cerita aneh ini. Dan jangan lupa ya walau cerita ini aneh tetap tambahkan vomment ya. Love ^3^ para readers..

Nikah Muda (REVISI)Where stories live. Discover now