my waifu or my girlfriend??.

24.2K 637 7
                                    


Setelah kejadian di kantor tadi, Dirga semakin akrab dengan Anjel. Sesekali mereka saling mengungkapkan ucapan cinta. Melupakan kalau ia sudah menjadi milik orang. Tapi bagaimana lagi. Namanya juga cinta. Begitulah fikirnya.

Sekarang ia sudah sampai dirumah. Melihat Gladis yang duduk diruang keluarga. Sudah jam 11.

"Kamu kok pulangnya lama Ga? Tadi Gabriel menanyaimu. Ia baru aja tidur." Tanya Gladis sambil melepaskan jas suaminya. Dirga hanya menggeleng.

"Tadi aku nyelesain laporanku." Jawabnya pendek. Ia berbohong. Sebenarnya ia tadi makan malam dengan Anjel. Dan mampir sebentar di apartemen Anjel.

"Kamu sudah makan? Biar aku siapin makanan ya sayang." Ujar Gladis khawatir. Entah kenapa, Dirga merasa hambar dengan panggilan Gladis. Biasanya ia akan senang dan membalas perkataan Gladis.

"Tidak, aku sudah makan malam. Ayo kita istirahat. Aku sudah capek." Gladis bungkam dan menuruti ucapan Dirga. Dirga menggandeng tangan  Gladis. Setidaknya ia masih mengingat kalau Gladis sedang hamil muda. Gladis tersenyum manis membuat ia sejenak melupakan sekretarisnya.
~~~~

Pagi ini Gladis membuat semua orang bingung. Tak terkecuali Dirga. Matanya sembab. Hidungnya merah. Terdapat kantong mata yang jelas dibawah mata bulatnya. Saat ini dia sedang menyiapkan sarapan pagi. Ini hari libur. Jadi Adit dan Ica pun ada disana. Mereka melayangkan tatapan tajam kepada Dirga.

"Oii Dirga. Lo apain adek gue sampai dia kayak gitu hah? Gue cincang lo kalau terjadi apa apa sama adek gue ya." Tanya Adit menginterupsi. Dirga menggedikkan bahu tidak peduli.

"Gue nggak tau kak. Gue aja baru liat dia. Lagian tadi malam nggak ada apa apa tuh." Jawabnya sambil mencomot sosis yang ada diatas nasi gorengnya. Gladis menyusul duduk didekat Gabriel dan Adit. Sedikit menjauh dari Dirga. Membuat Dirga bingung.

"Mom, mom kenapa? Apa baby nya buat mommy sakit?" Tanya Gabriel membuat Adit dan Ica mengernyitkan dahinya.

"Baby? Kamu hamil Dis?" Tanya Adit memandang adiknya tersebut. Gladis cuma diam.

"Iya uncle. Mommy sedang ada baby diperutnya. Dan mereka berdua didalamnya." Ucapan Gabriel membuat Adit dan Ica kaget.

"Apa?? Kembar? Lo ngandung anak kembar dis?" Tanya Ica sambil berdiri dari kursinya. Membuat semua orang disana. Ajun melempar sendoknya saking kagetnya.

"Duh Ca. Lo bikin kaget gue aja. Lo juga mau? Sini sama gue. Mumpung gue belum dapet jodoh." Goda Ajun membuat semua orang tertawa. Ica melotot kearah Ajun.

"Apa lo? Lo kan adek ipar gue." Bentak Ica masih melotot kearah Ajun.

"Lah kan Gladis cuma adek angkat lo. Kenapa dibawa serius." Ucapan Dirga membuat Gladis menunduk menahan air matanya. Adit melotot kearah Dirga.

"Lo jangan sebut sebut kalau Gladis adek angkat gue. Walaupun adek angkat, dia lebih dari adek kandung gue."

"Ya ya.. adek angkat lo lebih berarti dari pada adek kandungnya. Lo urus aja adek lo. Jangan lo urus lagi gue. Gue nggak akan nyusahin lo kok kak. Dan gara gara lo Dis. Gue nggak dianggap sama kakak gue sendiri." Ucapan Ica membuat Gladis berdiri dari kursinya. Air matanya mengalir.

"Maaf ci. Aku nggak maksud kok." Ujarnya sambil pergi ke kamarnya meninggalkan mereka yang ada dimeja makan. Tak lama menyusul Gabriel yang mwninggalkan meja makan. Membuat semua orang menghela nafas.

"Ca, kamu boleh nyalahin kakak. Tapi jangan salahin Adis. Dia lagi hamil Ca. Nanti kalau dia stres gimana? Lain kali jangan gitu lagi ya. Kasihan dia Ca. Kakak nggak bilang kan kalau kakak nggak nganggap kamu." Ujar Adit lembut kearah adek kandungnya. Ica duduk kembali dikursinya. Ikut menghela nafasnya.

"Gue cuma kesal kak. Gue nggak sengaja." Jawabnya pendek sambil berlalu meninggalkan meja makan tersebut.

"Maafin gue kak Dim. Gara gara adek adek gue, sarapan kalian jadi keganggu." Ujarnya meminta maaf. Dimas mengulum senyum

"Nggak papa Dit. Gue ngerti kok."
~~~~

Gladis masih menangis ditemani anaknya. Gabriel tidak mengerti. Biasanya mommynya nggak pernah nangis didepannya.

"El, kamu janji ya akan tetap bersama mommy." Serak Gladis sambil memeluk anak. Gabriel tidak mengerti namun ia hanya mengangguk.

"Iya mom. El akan tetap sama mommy kok." Jawabnya sambil membelai rambut indah mommynya.

"Tetaplah bersama mommy El. Walau kami berpisah atau hancur." Batin Gladis berbicara...

BERSAMBUNG.

JANGAN LUPA VOMMENTNYA READERS...
MAAF KALAU ADA TYPO..

Nikah Muda (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang