Permainan hati.

25.6K 700 13
                                    


Gladis menuju kamarnya. Ia berniat akan tidur. Ketika ia akan membuka pintu, ia mendengar percakapan antara Dirga dan orng yang ada diseberang sana.

"Iya aku juga pengen cepet cepet pergi kekantor lagi sayang. Sehari nggak ketemu udah buat aku kangen sama kamu."

"...."

"Dia lagi diruang musik tadi. Kamu kok perhatian sama istri aku? Dia ngeganggu kamu ya? Dia aja nggak tau soal kita.

"...."

"Ya namanya juga cinta. Kalau aku mencintaimu ya mau gimana lagi."

"..."

"Kamu nggak usah takut. Dia nggak akan ganggu kamu kok sayang."

"..."

"Ya udah see you tomorrow my sweetheart."

Gladis pov

Percakapan diakhiri. Hatiku sakit. Miris rasanya ketika mendengar ucapan suamiku. Air mataku mengalir kembali. Aku mengusap air mataku dan masuk kekamar. Kulihat Dirga menoleh padaku dengan senyumannya. Setidaknya dia masih menampilkan senyumannya didepanku. Aku merebahkan badanku disampingnya. Mencoba bersikap  seolah aku tidak mendengar percakapan mereka. Dirga juga merebahkan badannya disampingku dan memelukku.

"Kamu kenapa yank? Kok daritadi diam aja sama aku. Biasanya kamu nggak seperti ini. Atau bawaan kamu hamil." Tanyanya sambil menghembuskan nafas hangatnya. Dia tidak peka ya. Aku hanya menggelengkan kepalaku dan mencoba memunggunginya. Aku ingin tau ia akan terus membujukku seperti biasa atau tidak. Sudah lama aku menunggu. Namun hasilnya nihil. Ia lebih senang memerhatikan ponselnya. Aku tersenyum miris. Cintanya sudah terbagi keorang lain. Tapi ia bersikap seolah olah tidak terjadi apa apa. Akhirnya aku tertidur dalam kesakitan.
~~~~~

Umur kehamilanku sudah memasuki umut 5 bulan. Namun perutku sudah seperti 7 bulan. Ngidamku tidak pernah aku minta pada Dirga. Ia pun tidak bertanyaa. Membuat aku lebih mudah menangis. Ia sering pulang malam dengan alasan menyelesaikan laporan atau rapat mendadak. Aku tau dia pergi dengan selingkuhannya. Namun aku diam. Aku tidak terlalu memikirkannya. Memikirkannya hanya akan membuat ku stres. Ia juga tidak pernah menemani ku untuk check up setiap bulan.

Suatu pagi saat kami sarapan. Aku menerima ssesuatu yang membuat hatiku tidak bisa lagi menahannya.

"Brakkk.." aku mendorong kursiku keras. Untung saja anakku tidak ada karenna masih tidur. Semua orang yang ada disana terkejut mendengar gebrakanku.

"Sudah cukup aku menahan semua ini Ga. Sekarang aku tidak bisa lagi menahannya. Tolong jelaskan didepan kakak kakakmu apa maksud semua ini." Ujarku datar menahan marah ku. Aku melemparkan handphoneku yang menampilkan video tak srnonoh antara Dirga dan kekasihnya. Kulihat Dirga membulatkan matanya. Sedangkan kak Rei merebut hpku dari tangan Dirga. Dia geram melihat semua yang ada di video tersebut. Kak Rei juga bangkit dari kursinya mengepalkan tangannya. Ia melayangkan tangannya kearah Dirga namun aku menahan lengannya kuat. Kudengar ia merintih kesakitan karena cengkramanku yang kuat.

"Tunggu dulu kak Rei. Biar dia jelaskan dulu semua." Ujarku sambil melepaskan cengkramanku pada lengannya. Kami kembali duduk seraya menunggu Dirga bersuara.

"Sekarang jelaskan lah. Apa maksud dari semua ini." Introku sambil memandang kearahnya. Sekarang ntah apa yang bisa mendeskripsikan perasaanku.

"Dia adalah kekasihku." Ujarnya santai namun terdengar nada takut dari suaranya.

"Jadi kekasihmu lebih brarti dari pada yang selama ini menemanimu?" Tanyaku sambil menahan air mataku walau tidak jelas. Dirga menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan. Sedangkan kakak kakak iparku menatap iba padaku.

Nikah Muda (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang