I Love You my...

23.6K 594 10
                                    

Dirga pov

Setelah kukira istriku sudah baik baik saja, aku menuju kekantorku. Walau pertamanya aku ragu dan berat hati, namu kak Ica meyakinkanku kalau dia yang akan menjaga Gladis. Sekarang aku sudah berada didepan ruanganku. Setelah masuk, aku disambut oleh sekretarisku. Dia Anjel. Dia yang membuat jantungku berdebar ketika melihat senyumnya. Aku hanya merasakan ini saat aku bersama Gladis. Namun ia bisa menimbulkan perasaan yang bahkan lebih kuat lagi.

"Selamat siang pak, bukankah bapak ada keperluan lain? Dan kenapa wajah bapak pucat?" Ujarnya sambil memasang wajah khawatir. Aku hanya menggeleng dan langsung menuju kursiku. Namun kepalaku rasanya berdenyut sakit. Seakan melihat keadaanku, Anjel mengambil kotak p3k didalam lemariku. Ia memberikan obat sakit kepala. Aku langsung menelannya tanpa meminum air putih. Anjel memegang dahiku dengan tangan lembutnya.

"Bapak panas, apa tidak sebaiknya bapak beristirahat? Saya akan mengatakan kepada orang orang bahwa bapak tidak bisa diganggu." Ujarnya sambil melepaskan tangannya dari dahiku. Ntah kenapa ada perasaan kecewa saat ia melepaskan tangannya. Sebelum ia pergi, reflek aku memegang tangannya membuat ia menoleh bingung.

"Temani saya disini." Ucapku membuat ia tersenyum. Perasaanku menghangat ketika melihat senyumannya. Aku menggandeng tangannya menuju tempat istirahatku. Itu tindakan reflek. Hatiku menolak namun badanku sangat menyukainya.

Kami menuju kasur yang sudah tersedia disana. Aku merebahkan badanku dikasur yang hanya muat untuk 2 orang. Kulihat Anjel masih duduk disana.

"Kenapa kau masih disini?" Tanya ku tanpa menoleh kepadanya. Anjel berhenti memainkan gadgetnya dan menoleh padaku.

"Saya akan menunggu bapak sampai istirahat."

Aku hanya menoleh padanya yang telah memainkan gadgetnya kembali.
Aku usahakan untuk duduk. Anjel langsung berdiri dan membantuku untuk duduk. Aku tatap mata kucingnya yang indah. Dia hanya menunduk. Mungkin malu ditatap orang tampan. Hahaha  narsis.

"Aku mencintaimu." Ucapanku sukses membuat ia mendongakkan kepalanya. Kulihat ia membulatkan matanya ketika aku mencium bibirnya. Memang perasaan ini yang aku rasakan saat bersamanya. Tapi kuyakin ia tak menyukainya karena sifat ku lancang. Aku melepaskan ciumanku dan memegang dagu supaya aku tetap bisa memandang matanya.

"Ak- aku juga men- mencintaimu, pak." Jawabannya membuatku kaget dan melepaskan tanganku dari dagunya. Ia menatapku lembut. Membuatku terjun dalam tatapannya. Ia mengelus pipiku dengan tangan mungilnya membuat aku sensasi lain.

"Mungkin kamu tidak ingat, tapi aku lah yang menemanimu saat mamamu meninggal." Ucapannya membuat ku kaget. Memang waktu itu ada yang menemaniku saat mamaku meninggal. Namun aku tak menyangka kalau itu adalah sekretarisku.

"Benarkah itu Njel." Tanyaku. Ia menganggukkan kepalanya. Aku tarik ia kepelukanku. Aku memeluknya erat. Melupakan kalau ini masih dikantor. Ia membalas pelukanku.

Author pov

Mereka masih berpelukan sampai mereka tidak menyadari kalau ada orang yang mengintip sambil mengepalkan tangannya.

"Kau menghianati kami semua..."

Anjelya.

Bersambung

Nah udah sedikit munculkan sedikit konfliknya...

Lanjut atau gimana nih??
Kalau mau lanjut ,silahkan vomment ya readers....

Cintaku selalu untuk para readers...
^3^

Thank's

Nikah Muda (REVISI)Where stories live. Discover now