Chapter 2

1.7K 84 2
                                    

Broken Home - 5 Seconds Of Summer

"I think I'll be lonely forever. I always seem to fall for the ones who will never truly love me back."
- Unknown

***

Kamu tuh gak ngerti ya! Saya tuh kerja buat keluarga! Bukan buat hura hura! Bego kamu ya!" suara serak Papa Atha terdengar sampai kamar Atha. Suasana rumah masih sama, mencekang.

" Maa, Paa. Kenapa gak bisa sehari aja kita akur. Ma, Pa, temen Atha semuanya keluarganya akur. Keegoisan Mama Papa itu udah membuat semua jadi buruk. Mama Papa egois. Gak menganggap Atha ada! Mama Papa yang berantem, tapi Mama Papa gatau ada yang Atha rasain? Selalu Atha yang sakit!"

Atha gemetar. Menyadari semua yang ia ucapkan jauh diluar batas, namun kini yang Atha rasakan ialah rasa bersalah dari Mama dan Papa-nya karena bersikap terlalu keras.

" Mama sama Papa mau menyelesaikan sesuatu-" dengan cepat Atha segera memotong omongan Papanya.

" Mama Papa gak ngerti perasaan Atha sekarang! Atha ngerasa udah dirundung rasa salah. Udah cukup Atha yang tersakiti! Mama Papa aja sekarang udah gak peduli, pokoknya Atha udah selesai."

Atha semakin bergetar. Tangisannya pecah ia segera berlari menuju ambang pintu rumahnya. Terlihat laki-laki menaiki motor matic menunggu di pagar dan mengenakan jaket warna hijau, ojek online yang dipesan Atha sudah datang. Tujuannya adalah pergi ke rumah Nadya.

" NADYAAAAAA!!!" Teriak Atha dari luar rumah. Terlihat Bibi membuka pagar dengan tatapan kosong.

" Ehh bibi, Nadya ada gak?" tanya Atha. Bibi mengangguk dan segera membawaku pada Nadya yang sedang streaming film di kamarnya.

" Sasha masih otw," kata Nadya spontan tanpa berpaling dari film yang ia tonton di laptopnya. Ia tahu bahwa Atha baru akan menanyakan keberadaan Sasha.

" Cinderella, huh?" sahut Atha merebut berondong jagung dari tangan Nadya. " Udah minum obat belum?" tanya Nadya. Atha berhenti memakan berondong jagung milik Nadya.

" Belum," jawab Atha pelan. " Masa harus diingetin sih?! Udah tahu dokter vonis hidup lo gak lama malah lo abaikan," seru Nadya seraya mendengus kesal pada sikap Atha yang kekanakan.

" Gue gak mau ketergantungan obat," kata Atha setengah berteriak. Ia mengacak-acak rambutnya di iringi isakan. " Gue gak kuat hidup, gue gak kuat semuanya. Gue selalu dianggap remeh sama orang-orang. Gue selalu salah dimata siapapun," lanjur Atha merunduk.

" Lo gak diremehin sama siapapun. Gue jamin itu," seru Sasha diambang pintu. Seulas senyum Sasha tertera di wajahnya. Ia berlari memeluk kedua temannya.

" Sahabat gue gak akan diremehkan sama siapapun. Atha, lo segalanya bagi kita berdua. Lo gak diremehin siapapun. Sesakit apapun, sekurang-kurangnya diri lo, gue dan Nadya gak akan ninggalin lo sampai kapanpun," tegas Sasha. " Sekarang, minum obatnya. Nanti digigit nyamuk wuaarrr!" kata Sasha berlagak seorang ibu menakuti anaknya dan menirukan auman harimau.

" Aaaa takut," cibir Atha sambil tertawa. " Gitar lo mana, Nad? Gue minjem," tanya Sasha masih dengan sisa tawanya.

Nadya mengambil gitar miliknya di lemari gantung dan menyerahkannya pada Sasha. Ini pertama kali Sasha unjuk gigi bakatnya. Menyanyi dan bermain gitar. " Gue nyanyiin satu lagu. Buat kita, i hope you like it guys, " pesan Sasha.

For all the times that you rain on my parade
And all the clubs you get in using my name
You think you broke my heart, oh, girl for goodness' sake
You think I'm crying on my own. Well, I ain't

HiddenHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin