Chapter 4

1.2K 72 2
                                    

One Time - Justin Bieber

" Semua perempuan itu sama. Mengharapkan yang lebih dari sekedar kepekaan seorang laki-laki. Tapi terkadang perempuan sama egoisnya dengan laki-laki, tidak mencintai laki-laki yang dulu ia kejar dan ia harapkan peka akan perasaannya."
—Unknown
***

Gue tunggu di cafe seberang sekolah. pulang sekolah. gak boleh telat. kalau telat besok gue jitak lo.
- Dinar Athalla Myesha

Secarik kertas diatas meja Satria membuahkan senyuman di wajahnya. Memang Atha menyebalkan, namun bagi seorang Satria, Atha adalah lelucon bukan rival.

" Ciee ditunggu bu guru tuh nanti," goda Julian menyikuti Satria. Julian tahu tentang Atha akan hal itu.

Lucky bastard, seru Julian dalam hati sambil mengeluh. Betapa tidak? Ia memikirkan semuanya. Mereka akan sering belajar bersam, jatuh cinta, dan hilang semua harapan Julian.

" Woi, ngayal mulu, bos," kata Jovi sambil mengelus punggung Julian pelan.

" gue gak ngayal," gumam Julian pelan. Ia masih memikirkan tentang tadi. Ketakutan akan kehilangan Atha adalah ketakutan terbesar yang pernah ia takuti.

***

" Lama banget sih lo ih," keluh Atha pada Satria. Kemeja seragamnya dikeluarkan, tidak menggunakan sabuk pinggang, dan rambutnya berantakan. Jelas bukan tipenya.

" Bukan urusan lo, cepetan. Gue ada janji sama Putri," kata Satria tergesa-gesa lalu segera duduk di kursi yang disediakan.

Atha menerangkan pada Satria tentang materi yang sudah Bu Anala siapkan dan disalurkan lewat Atha dan diberi kepada Satria.

" Nyatet gak?!" ancam Atha mengeluarkan jari telunjuknya dan  dikeluarkan hanya 1cm dari matanya.

" Iyee, gue nyatet, kuntilanak," dengus Satria kesal lalu menulis. Satria menulisnya dengan tidak ikhlas dan lebih lama dari siput berjalan dari pintu ke pintu.

" Woi, lo siput apa kura kura apa cowok gila sih? Lama banger nyatetnya, bisa bisa gue mati berusaha nunggu lo nulis deh," keluh Atha dengan suara setengah berteriak.

" Iye, sabar dong ih. Gue bukan budak lo," balas Satria dengan tatapan sinis. " Emang dikira di tahun Sebelum Masehi pake segala budak?! Begonya diri lo," balas Atha tak mau kalah.

10 menit kemudian masih dengan pertengkaran, Satria selesai menulis.

" Tuh gue udah selesai nulis. Udah ah gue cape, jangan lupa kabarin gue kalau udah sampe rumah , jangan lupa makan malam dan makasih udah sabar hadepin gue," sahut Satria sambil membereskan bukunya dan meninggalkan Atha yang kebingungan.

" Kok gue baper ya? ih, seorang Dinar Athalla Myesha itu pembenci Satria! Gausah kebaperan deh, lo Tha!" gumam Atha memarahi diri sendirinya.

Atha segera keluar dari cafe dan menunggu ojek online pesanannya.

***

" Miss Kailaa! Aduhh gue kangen banget," seru Atha saat di ambang pintu rumah Miss Kaila. Backpack serta tas biola terasa berat bagi Atha, namun dengan adanya Miss Kaila, semuanya terobati.

HiddenWo Geschichten leben. Entdecke jetzt