Chapter 6

1.1K 57 4
                                    

Black Beatles - Rae Sremmurd ft. Gucci Mane

" I love you and
that's all I can say."
—Unknown

***

" Gila lo dia beneran ada!" seru Atha sambil berlari. Nafasnya terengah-engah ketika berhenti.

Satria mengeluarkan sesuatu dari saku celana putih abu-abunya. " Lo asma?" tanya Atha masih terengah-engah dan memperhatikan pergerakan Satria.

" Iya, tapi udah hampir sembuh. Tumben aja ini kambuh," balas Satria melihat Atha yang masih menatapnya dengan tatapan kosong.

" Udah yuk, pulang. Lo mukanya udah pucet," kata Satria. Melihat Atha yang sudah pucat dan lemas, Satria tidak tega. " Gue gendong deh. Gue jongkok dulu," tambah Satria.

Atha tidak bisa menolak, ia segera melingkarkan lengannya di leher Satria. " Gak keberatan lo?" tanya Atha lirih. Satria menggeleng dan segera menggendong Atha sampai parkiran.

" Makasih banget, Sat," bisik Atha di perjalanan. Satria hanya memberi jempol dan kembali fokus memperhatikan jalan.

***

" Udah, lo anterin gue sampe sini aja, makasih ya, byee," pamit Atha pada Satria. Satria menarik tangan Atha dan menggenggamnya kedua tangannya. Atha tersenyum dan tidak melakukan insiden 'menghindar' dari Satria lagi.

" Makasih hari ini udah nemenin gue, lo baik. Gue kira lo kayak gorila ngamuk. But everyone has bad side and good side, right?" kata Satria datar.

" Yup," jawab Atha pendek. Atha melepas genggamannya dan melambaikan tangannya pada Satria.

She is so lovely. Tapi gue butuh Nadya dulu. gumam Satria dalam hati.

Atha berharap ia tidak melihat orang tuanya bertengkar lagi, sehari saja itu pun cukup. Namun ia melihat...

" Hai, Sayaangg. Abis darimana? Tadi bareng cowok yaa? Pacar kamu? Kenalin ke Mama sama Papa dong," seru Kinan mengajak Atha ke ruang makan. Terlihat Arya yang baru saja pulang kerja dan masih mengenakan jas yang biasa dipakenya ketika bekerja.

" Hai, sayangg. Papa daritadi nungguin tau," sambut Papa mengecup kening Atha. Atha masih bingung, mengapa mereka tumben sekali tidak berantem akan hal apapun.

" Jangan lupa sehabis makan kamu minum obat dan kita ngobrol di ruang keluarga ya, sweetheart," lanjut Arya seraya menatap Kinan mengambilkan nasi untuk Atha.

" Sebenernya ada apa sih diantara Mama sama Papa?" tanya Atha lirih.

Arya menghela nafas, " Papa sama Mama udah akur, sayang. Papa sama Mama udah egois, Maafin Mama sama Papa ya."

Atha masih bingung, Arya tidak menjelaskan dengan spesifik —rasa ingin tahu Atha sangat tinggi.

***

" Hai rival," sapa Satria dari luar kelas Atha.

Atha mendengus kesal. Laki-laki tersebut memang membawa petaka untuknya.

HiddenWhere stories live. Discover now