Chapter 18

730 56 2
                                    

Amnesia - 5 Seconds Of
Summer

" Amnesia. Satu kata menggambarkan keadaanku. Keadaan disaat aku kacau harus berpikir sangat keras untuk mengingat apa yang dulu aku lakukan sebelum aku mengalami hal tersebut."
—Dinar Athalla Myesha
***

Seminggu Kemudian...

Di kaca kamar mandinya, Atha sibuk merapihkan rambutnya. Ia menyadari, helaian rambutnya hari ini ia hitung 10 helai telah jatuh.

Dirinya menghabiskan waktu untuk menangis karena gejala efek samping mulai bermunculan.

" Tha, udah siap belum? Bentar lagi telat masuk sekolah," teriak Satria dari luar pintu kamar mereka.

Atha mengusap air matanya, ia segera memasukkan helaian rambutnya dalam kotak yang sudah ia siapkan. Kotak yang akan ia isi dengan ribuan helaian rambutnya nanti hingga menjadi botak.

Atha keluar dari kamar mandi dengan seragam SMA lengkap, dan wajahnya yang muram membuat Satria bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Kok muram banget ya? Lagi sedih deh jangan-jangan.

Atha menahan tawanya melihat raut wajah Satria yang berubah-ubah, " Woi, ayo berangkat."

Lamunan Satria buyar, lalu segera mengajak Atha menuju mobil Arya yang diringgal di garasi rumahnya.

Di dalam mobil, keduanya hanyut dalam keheningan. Hanya suara radio yang biasa menggunakan kata 'kawula muda' berbunyi memutarkan lagu One Less Lonely Girl dari Justin Bieber yang menurut Atha masih polos-polosnya saat itu.

Atha membuka seatbeltnya, lalu ketika hendak keluar tangannya ditarik oleh Satria dan membuatnya kembali terduduk, " Kenapa sih?"

Kini Atha berubah menjadi orang yang moody. Terkadang dia bisa senang sekali, sedih sekali, bahkan menjadi seseorang yang mudah sekali tersulut amarah.

Bukan Atha yang dulu, sama sekali.

" Kamu kenapa sih?" tanya Satria memperhatikan raut wajah Atha.

Atha menghela napas, menatap Satria tajam dengan gelengan kepalanya, " Gak kenapa-kenapa, ngepain sih pake aku-kamu emang kita orang pacaran? Gak kan?"

Atha berubah total.

Tiba tiba dirinya menangis. Satria menarik Atha dalam dekapannya, membiarkan Atha mendengar detak jantungnya, sementara dagunya menempel di puncak kepalanya.

" G-gue s-seben-tar l-lagi b-botak, Sat," kata Atha terbata-bata karena isakannya yang kian menjadi.

Satria menghela napas, melerai Atha yang menangis. " Orang yang sayang sama lo dan tulus, gak bakal ninggalin lo hanya sebatas lo kehilangan seluruh rambut lo."

Atha yang mendengar perkataan Satria langsung diam, dan menyeka air matanya.

Ketika keluar dari mobil, Atha membeku. Apakah hari ini hari pertama dia sekolah?

" Ini sekolah lama lo, national plus school," seru Satria ketika Atha takjub melihat sekolahnya.

Satria menggandeng tangan Atha, lalu mengajaknya masuk.

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang