Chapter 7

741 42 3
                                    

Stitches - Shawn Mendes

" He obviously doesn't care about you, so why do you keep caring about him? "
— Unknown
***

Putri: hei, Nat. We should go somewhere.

Nathan: gamau.

Putri: why?

Nathan: Kemarin kita dimata-matain sama Atha dan Satria. Lo gak takut?

Putri: demi apa?! Cepat atau lambat gue labrak Atha! dia berani ngerebut Satria.

Nathan: sip deh. Nanti gue bantuin.

Putri: mau nyiapin preman lo?

Nathan: boleh. Ok sekarang gue mau lanjut boxing. Byee

" Kok... Nathan?" tanya Atha bingung. Satria mengedikkan bahunya.

" Yang gue permasalahkan adalah lo mau dilabrak. Ya gue sih ikhlas aja kalau lo dilabrak, kan 'doi' lo pinter bela diri." Lagi-lagi Satria mengutip kata 'doi' yang ia tunjukkan untuk Julian.

" Dan gue gak suka tiba-tiba Nathan direbut. Trus Nadya dikemanain bego?"

Atha memukul kepala Satria dengan kencang. Satria meringis.

" G-gue ke kamar mandi dulu, awas kalau kabur," ancam Atha menyipitkan matanya lalu pergi ke kamar mandi.

***

" Hei Tha," sapa Julian lewat layar video call.

" Hei," balas Atha lemas. Wajahnya pucat dan terlihat tidak antusias bertemu dengan Julian lewat layar ponsel.

" Lo pasti gak minum obat deh," tebak Julian dengan nada cemas. " Gue minum kok pas tadi di cafe nemenin Satria belajar," bantah Atha pelan.

" Gue kerumah ya. Jangan ditolak, gue takut lo kenapa-kenapa," kata Julian. Lalu mematikan video call.

" Kamu kenapa sayang?" tanya Kinan di ambang pintu lalu berjalan menuju tempat tidur dimana Atha melakukan aktivitasnya, yaitu memainkan ponselnya.

" Aku gak apa-apa maa," jawab Atha menutupi penyakitnya —Kinan dan Arya tahu, tapi mereka tidak tahu terlalu banyak, hanya nama penyakitnya saja. Tidak stadiumnya—

" Kamu kuat, sayang. Kamu sekuat Mama kok," seru Kinan menyemangati buah hatinya.

" Waktu Mama ketemu sama Papa gimana? Trus kok bisa nikah?" tanya Atha menatap ibunya penuh tanda tanya.

" Mama bisa dibilang adalah sebongkah es besar dan Papa adalah api yang hangat. Mama dulu kayak kamu, orangnya introvert dan ansos. Papa itu anak nakal yang terkenal di universitas Mama. Tiba-tiba Mama disuruh dosen untuk menemani Papa belajar sebelum ujian skripsi tiba. Nah sejak itu Papa merjuangin Mama tetapi Mama itu udah punya sahabat dan Mama sayang banget sama sahabat Mama itu kayak Mama itu berharap lebih dari sekedar sahabat," cerita Kinan, lalu menghela nafas.

" Dan Sahabat Mama diam diam menyakiti Mama dan dia ninggalin Mama seorang diri. Mama nangis berhari-hari dan gak masuk kuliah seminggu. Dan ketika masuk, tiba-tiba Mama dilabrak sama 'doi' Papa. Mama akhirnya menghindar dari Papa, tapi sejak Mama menghidar Papa sering ke rumah, kenalan sama Kakek Nenek, sering ngirim makanan, pokoknya buat hati Mama luluh. Dan suatu hari, Papa kecelakaan karena nyelamatin Mama, hati Mama hancur banget dan Mama ngerasa Mama udah ngeabaikan Papa."

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang