Chapter 8

990 60 4
                                    

Mimpi - Isyana Sarasvati

" Dia yang mencintaimu akan berusaha memberikan yang terbaik untukmu, menjadikan kamu satu satunya pemilik cintanya yang sanggup mematahkan hatinya."
—Unknown
***

" Sat, kita gak belajar dulu hari ini," ucap Atha ketika sambil berjalan melewati Satria.

" Ih, pacaran mulu lo."

" Dih, daripada lo embat cewek orang mulu," Atha melotot, bosan. Satria hanya berdeham lalu mendekati Atha yang masih diam.

Satria sudah berada tepat didepan Atha, tubuh yang memisahkan jarak mereka yang hanya berkisar 15cm, " Pokoknya sekarang belajar, gak mau tahu, lo tuh gimana sih jadi tutor? Gue geplak lama-lama."

" Siapa elo?"

" Gue laporin ke Bu Anala baru tahu rasa lo ye," ancam Satria berlari menuju Ruang Guru untuk memancing Atha.

" AAAAAAHHHHHH SATRIAAAA!! Jangan sampe gue bunuh lo didepan temen-temen elo deh," teriak Atha berlari mengejar Satria yang sudah hilang dari penglihatannya.

" Ihh kemana sih lo emang? Lapangan basket? Ngepain sih? Ih lo ngajakin ke tempat sepi. Serem bego." Beribu-ribu pertanyaan tidak jelas Atha lontarkan.

Satria berdeham, menghela nafas.

" Lo, masukkin bola basket ke ring dari garis 3 poin baru kita gak belajar. Kalau gak masuk, temenin gue jalan-jalan sambil kita belajar, ok. Tiga kesempatan," jelas Satria sambil menggerakan jari telunjuknya ke segala arah.

" Ih apaan sih lo?! Gue bukan anak basket," tolak Atha sambil memukul kepala Satria kencang.

Satria meringis, Atha tersenyum miring.

" Okaaayyy!"

Satria tersenyum sambil kembali meringis. Ia memperhatikan gerak-gerik Atha dari pinggir lapangan. Ia mengeluarkan ponselnya, lalu merekam kejadian tersebut.

Atha menyipitkan matanya, ia memarahi Satria dari tengah lapangan sambil men-dribble bola yang ia pegang, " Lo rekam gue?!"

" Udah deh, kerjain yang gue suruh," ucap Satria setengah berteriak dengan nada menyebalkan.

Tanpa mereka ketahui, Julian memperhatikan keduanya dari koridor.

Cemburu tengah merasuki dirinya. Ia tidak ingin kalap dengan kemarahan.

Julian hanya tersenyum simpul, lalu berbalik pergi menuju lahan parkir dan pulang.

" Udah dua kesempatan lo lewatin! Satu kali lagi pokoknya lo harus ikut gue," kata Satria mengingatkan Atha, ia berdiri lalu mengajari Atha.

" Lo tuh gimana sih, gini megang bolanya," seru Satria lalu mempraktikkan cara shooting. Atha merasakan tangan Satria yang hangat. Tangan Satria kini memegang tangan Atha.

" Gue harap lo peka, dan jangan lupa shoot-nya yang bener."

Kata-kata Satria seperti menusuk hati Atha perlahan-lahan namun lembut.

HiddenDove le storie prendono vita. Scoprilo ora